Baixar aplicativo
77.35% My Doctor is My Husband / Chapter 41: BAB 39

Capítulo 41: BAB 39

Ayisa pergi meninggalkan kebingungan dipikiran Arisa.

Ayisa hendak menemui Ilyas karena ingin mempertanyakan mengapa dia mengambil obatnya tanpa izin terlebih dahulu padanya.

Tepat di depan pintu langkah Ayisa terhenti saat dia melihat Ilyas sedang menerima telepon dari seseorang.

"Bagaimana apa obat itu terbukti yang membuat Ayisa sakit?"

ucapan Ilyas itu membuat Ayisa kebingungan.

"kenapa bang Ilyas ngomong kayak gitu ya?"

Ayisa terus mengintai Ilyas dari kejauhan.

"Irwan aku mohon sama kamu, jawab aku, apa karena obat itu Ayisa sakit?"

"aku akan kerumah sakit sekarang!"

Ilyas tak menyadari bahwa ada Ayisa yang sedang mengintainya.

"Ayisa?"

Ayisa melontarkan senyum.

"sebaiknya hal ini tidak kubicarakan dulu!" ucap Ayisa dalam hati.

"Ayisa! kamu kenapa ngelamun?" tanya ilyas.

"nggak! Abang mau pergi lagi?" tanya Ayisa.

"iya"

"pulang jam berapa?"

"nggak tau! mungkin malam!" ucap Ilyas.

Ilyas pergi meninggalkan Ayisa.

***

Malam seusai sholat isya Arisa hendak tidur di kasur kesayangan.

Matanya telah terpejam namun harus kembali terbuka saat teleponnya berdering.

"halo, Assalamualaikum!"

"waalaikumsalam!"

"Risa besok ada dosen baru! jadi besok kamu harus datang lebih awal jangan sampai telat!"

"dosen baru?"

"iya! dan kita besok ada penyuluhan kesehatan di sebuah sekolah SMA dan kita akan ketemu di sekolah itu sama dosen baru itu!"

"kira-kira jam berapa dia datang?" tanya Arisa.

"kata prof Hamdan dosen barunya itu datang jam 07.30 jadi kita harus datang sebelum jam setengah delapan!"

"oh, iya makasih ya infonya!?"

"iya sama-sama! udah dulu ya sampai ketemu besok di kampus! assalamualaikum!"

"iya, waalaikumsalam!"

Arisa menarik selimutnya untuk kembali memejamkan matanya untuk tidur.

Tak lupa dia membaca doa sebelum tidur.

___

Arisa terbangun.

"astaga jam 06.30! astaghfirullah aku nggak sholat subuh!"

dengan kecepatan ekstra Arisa berlari masuk kedalam kamar mandi dan cepat mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat subuh.

walaupun waktu sholat subuh telah lewat kita harus tetap menunaikannya.

Jam berapapun kita terbangun alangkah baiknya tetap menunaikan karena tak ada kata terlambat jika ingin mendekatkan diri pada yang kuasa juga melakukan sebuah kebaikan.

Seusai shalat Arisa kembali memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah siap-siap dia pun pergi menaiki mobilnya dan melakukannya dengan cepat.

"aku udah telat! kok bisa sih!" gerutunya.

Akhirnya Arisa sampai di kampusnya.

Dengan cepat dia berlari menuju kelasnya.

Bruuk..

Arisa terjatuh saat kakinya terpeleset saat berlari.

berusaha untuk membangunkan tubuhnya yang terjatuh di atas lantai.

"Risa! aku kan udah bilang tadi malam kamu jangan sampai telat!". Jeda beberapa detik."sini aku bantu!" ucap teman Arisa mengulurkan tangannya.

"maaf!"

"sudah! ayo kita masuk ada prof Hamdan di dalam!"

Kedua perempuan itu berjalan memasuki ruang kelas.

"maaf prof saya telat!" ucap Arisa.

Hamdan tersenyum tipis."silahkan duduk!" ucapnya.

"terimakasih prof!"

"semua sudah datang kita bisa berangkat sekarang!"

"prof kita akan ke sekolah mana?"

"kita akan menuju ke sekolah dekat rumah sakit Medika Putra". jeda beberapa detik."kita harus berangkat sekarang!" ucap Hamdan.

Sekitar 15mnt mereka akhirnya sampai di sebuah sekolah menengah atas yang tak jauh dari rumah sakit tempat Ilyas bekerja, tidak lain sekolah itu adalah tempat dimana Ayisa menuntut ilmu.

"Risa kita kan dulu sekolah disini!" ucap seorang wanita teman Arisa.

"iya! SMA kita dulu!" ucap Arisa.

"udah banyak berubah ya sekolah kita! eh adik kamu sekolah disini kan?" tanya wanita itu.

"iya, Ayisa sekolah disini!"

"kamu sama adik-adik kamu itu semuanya sekolah disini!". Jeda beberapa detik."kak Ilyas juga! kakak kelas yang paling ganteng incaran para cewek-cewek!" ucap wanita itu terkekeh mengingat masa-masa sekolah nya.

Arisa hanya melontarkan senyum mendengar ucapan temannya itu.

Mereka kembali berjalan dan berkumpul di sebuah ruangan.

"hy, kamu?"

seorang pria tampan menyapa Arisa.

"maaf siapa?'"

Arisa sedikit bingung melihat pria itu karena dirinya sama sekali tidak mengenali pria tersebut.

"kenalin aku Irwan! yang dirumah sakit waktu itu! kamu ingat nggak?" ucap Irwan.

"oh, iya aku ingat! yang waktu itu nggak sengaja aku tabrak ya?"

"iya! kok kita bisa ketemu lagi ya? kayaknya kita jodoh deh?!"

Ucapan Irwan membuat Arisa sedikit terganggu.

"maaf aku permisi!" ucap Arisa pergi meninggalkan Irwan.

"liat aja!, kamu udah buat aku semakin penasaran dengan sikap dingin cuek kamu! namaku bukan Irwan kalau kamu nggak jatuh cinta sama aku!"


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C41
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login