Baixar aplicativo
7.54% My Doctor is My Husband / Chapter 4: BAB 3

Capítulo 4: BAB 3

Ilyas sudah pergi dan Ayisa juga sudah berada dalam kelasnya.

"Ayi.. Lo barengan sama kak Ilyas?" tanya Fika.

Fika adalah teman Ayisa dari kecil, mereka selalu bersama dari TK sampai SMA.

Ayisa hanya mendengung menandakan iya.

"mmm, enak banget sih kamu! bisa tetanggaan sama kak Ilyas, bareng kesekolah lagi!" ucap Fika.

Fika mengerucutkan bibirnya sedikit iri pada Ayisa, tapi Ayisa tidak menganggap itu hal yang serius.

Pembicaraan mereka berhenti ketika seorang guru cantik dan masih muda memasuki ruang kelas mereka.

Ayisa belajar dengan tenang dan santai menghadapi ulangan harian.

Dia menjawab semua soal dengan hati-hati.

Ayisa selalu menjadi yang pertama dan tercepat menyelesaikan soal-soal ulangannya.

Kemudian disusul oleh Anjeer, yang kemudian disusul lagi oleh Fika.

Anjeer adalah saingan berat dari Ayisa, mereka saling berkejaran nilai.

Ayisa sangat pintar tapi Anjeer juga tak ingin dikalahkan oleh Ayisa.

Tapi tetap saja Ayisa tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun.

Ayisa hanya butuh waktu -30mnt untuk menyelesaikan 50 soal.

Dua sahabat, Ayisa dan Fika telah selesai mengerjakan soal ulangan,

mereka pun pergi ke kantin untuk sarapan.

karena tadinya Ayisa tidak sempat sarapan dirumah, karena ada Ilyas.

"kamu mau makan apa??" tanya Fika.

"aku mau teh hangat sama roti vanilla!"

Ayisa sangat suka dengan teh hangat dan roti vanilla yang dibuat oleh mbak Tami.

Mbak Tami adalah pemilik salah satu kantin disekolah Ayisa. Mbak Tami juga sudah sangat akrab dengan Ayisa.

Ayisa jika sudah sangat akrab dengan seseorang maka Ayisa akan menjadi orang yang cerewet sekali pada saat bicara dengan orang tersebut.

"Ayi.. mau makan apa?"tanya Mbak Tami.

"yang biasa mbak!" jawab Ayisa.

"aku juga mbak tapi rotinya rasa coklat ya mbak!" ucap Fika.

"siap!! pesanan beres!!"

Mbak Tami membuat dua gelas teh hangat kesukaan mereka, dan tak lupa pula ia memberikan roti pesanan mereka.

"ini dia pesanannya mbak-mbak cantik!" ucap mbak Tami.

Ayisa dan Fika tersenyum manis saat mbak Tami memanggil mereka dengan kata mbak-mbak cantik.

"makasih juga ya mbak cantikku!" ucap Fika.

"makasih mbak, udah nggak sabar coba makanannya!" ucap Ayisa dengan sedikit senyuman.

Mereka menyantap makanan yang mereka pesan, mereka memakannya dengan lahap, benar-benar sampai habis.

Seusai mereka sarapan, mereka kembali ke kelas untuk belajar karena masih ada ulangan selanjutnya.

Mereka belajar dengan serius, sampai mereka tak memperhatikan Anjeer yang menatap tajam ke arah mereka.

Ayisa, Anjeer dan Fika dulunya adalah sahabat baik, tapi karena Anjeer sangat iri pada Ayisa dan juga sangat mudah tersinggung, membuat Anjeer terlepas dari ikatan persahabatan dengan Ayisa dan Fika.

Tak lama kemudian seorang guru pengawas kembali memasuki ruang kelas mereka.

Guru itu membagikan selembaran kertas untuk digunakan oleh para siswa-siswi menulis jawaban ulangan mereka.

setelah selesai membagikan selembaran kertas, guru itu duduk dan mengawasi gerak-gerik mereka.

Hanya 20mnt Ayisa telah selesai mengerjakan soal ulangannya.

Kemudian -5mnt disusul lagi oleh Anjeer, Kemudian disusul oleh salah satu siswa, dan disusul lagi oleh Fika.

Mereka keluar dari kelas, terlihat Ayisa sedang risih dengan handphonenya itu.

"Angkat dong.. kebiasaan deh!" ucap Ayisa sedikit kesal.

"kenapa Yi..??" tanya Fika.

Ayisa menggelengkan kepalanya kesal pada Bagas yang dari tadi tidak mengangkat telepon darinya.

"PING"

"PING"

"aku ada didepan!"

Ayisa menerima pesan chat dari seseorang yang tak dia kenal.

Ayisa tidak menjawab pesan chat tersebut dan kemudian dia berjalan mendekati pagar berharap bahwa itu adalah kakaknya Bagas yang mungkin telah mengganti nomor teleponnya.

Fika mengikuti Ayisa sampai kedepan pagar dan melihat sebuah mobil BMW hitam terparkir didepan pagar sekolah.

Ayisa dan Fika sangat terkejut ketika jendela mobil itu terbuka dan ternyata adalah Ilyas.

"ayo naik!" ucap Ilyas.

Ayisa berdiri bengong melihat Ilyas sedangkan Fika terkesima melihat Ilyas.

Berkali kali Ilyas memanggil Ayisa tapi Ayisa hanya diam melihatnya.

"kakakku jemput!" ucap Ayisa bete.

"Bagas nggak bakalan jemput! karena dia lagi keluar daerah buat penyuluhan kesehatan di desa-desa, dia yang menyuruh aku buat jemput kamu!" ucap Ilyas.

Dengan rasa kesal Ayisa menaiki mobil Ilyas.

Ayisa menarik tangan Fika dan memasukkannya kedalam mobil.

Ayisa dan Fika masuk kedalam mobil, Fika terlihat sedikit heran kepada mereka berdua kapan mereka akan akur.

Selama perjalanan hanya ada keheningan tak ada yang berbicara sedikit pun karena Ilyas dan Fika tau betul jika Ayisa sedang badmood dia tidak akan suka dengan keributan dengan suara-suara sekecil apapun.

Tak terasa mereka sampai dirumah.

"makasih!!" ucap Ayisa dengan sedikit membentak.

Ayisa menarik keras tangan Fika untuk masuk kedalam rumah dan membuat Fika merasa kesakitan.

Ilyas tersenyum kecil melihat tingkah konyol Ayisa.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login