Meski belum menghadapi masalah utama, tapi pihak kami sudah terpisah-pisah seperti ini.
Lalu, Verinka sama mulai mengangkat tangan kirinya yang membawa pedang besar yang terlihat sangat tajam.
Meski Jils berusaha meminta ampunan tentang keselamatan nyawanya, sepertinya hal itu tidak akan berguna karena rasa ampun yang dimiliki Verinka sama sudah menghilang.
Dia hanya bisa terlihat menangisi tubuhnya yang sudah penuh luka akibat perbuatannya sendiri.
Hanya ada air mata yang terus-menerus keluar karena ketakutan melihat sosok yang terlihat senang terus menyiksanya seperti itu.
Kurasa jika terkena sedikit serangan dari pedang besar yang berada di tangan kiri beliau, dapat dipastikan salah satu anggota tubuh miliknya akan benar-benar terpotong.
Jika itu terjadi, maka dia akan kehilangan salah satu kemampuannya untuk dapat dikatakan sebagai manusia normal.
" sekarang, saatnya aku serius dalam melakukannya. Kau ingin aku memulainya dari mana ?. "