" eh, tapi tunggu dulu. Uangnya... "
Saat aku hendak memberikan uangku, Hisae san melambaikan tangannya dan segera pergi meninggalkan ruangan ini bersama Takuji.
Sekarang hanya tinggal kami berdua disini.
Namun, aku hanya merasa khawatir sejak tadi karena keadaan senpai yang tidak jelas saat ini, serta perasaan campuk aduk untuk pertama kalinya bertemu dengan Ayah senpai.
Meski terlihat diam, namun aku bisa tahu kalau Ayah senpai tipikal itu orang yang tegas.
Beberapa saat berlalu, dan dia mulai berbicara padaku.
" Raven kun, maukah kau duduk disampingku ?. "
" boleh saja Murano san. "
" terima kasih. "
Aku pun segera berdiri, lalu duduk disamping Murano san.
Karena hal ini, rasa gugupku semakin menjadi-jadi.
" tidak perlu merasa khawatir seperti itu, aku tidak akan memarahimu. "
" ya, terima kasih. "
" hanya saja, aku berharap kita bisa bertemu jauh hari sebelumnya, bukan disaat yang seperti ini. "
Dia terlihat serius ketika mengatakan hal itu.
" maafkan saya. "