Apakah begitu menyenangkan melihatku tersiksa seperti ini? tidak, aku harus keluar dari penjara ini, aku harus bertemu dengan ibu..
"Ibu... hiks..hiks.. ibu aku sangat merindukanmu!"
__Di sebuah restoran mewah dan megah, banyak gadis-gadis cantik yang berdiri di depan pintu. Mereka memperlihatkan ekspresi yang sangat antusias.
Para gadis-gadis yang cantik dan menawan ini, berasal dari status sosial yang tinggi. Mereka seperti sedang menunggu seseorang yang sangat penting dan menarik.
"Huh.. kamu benar-benar pria idaman bangsa! kamu hanya tinggal menunjuk wanita yang kamu sukai, maka mereka akan dengan senang hati terjun kepangkuanmu." Riko yang sedari tadi melihat ke arah para gadis-gadis cantik itu tersenyum masam.
Begitulah keistimewaan yang akan di alami oleh pria-pria kaya yang terkenal dan tampan, di perlakukan dengan sangat istimewah dan di idam-idamkan.
Setelah berhasil dengan susah payah membujuk Demian untuk menyelesaikan pekerjaannya, dia merasa beban di pundak sedikit terangkat.
Beberapa bulan sebelumnya, Riko menghadapi hari-hari yang sangat kacau balau, masalah-masalah yang di ciptakan Demian tidaklah kecil.
Demian telah membatalkan banyak kontrak dan membuat segala macam masalah untuk Riko, dengan keuletan Riko sebagai seorang manejer, akhirnya Riko bisa membalikkan keadaan sedikit demi sedikit.
"Sudahlah, aku tidak tertarik dengan mereka, mereka hanya membuatku muak!" Demian menjawab tanpa tertarik.
"Apa? apakah aku tidak salah dengar? mungkin pendengaranku sedang tidak berfungsi normal sekarang?" Riko menyeka dan berusaha membersihkan telinganya, takut ada sebuah kotoran besar yang mengganggu pendengarannya.
Dan itu adalah hal terkonyol, yang perna di ucapakan Demian kepadanya.
"Berhentilah bertingkah konyol, dasar bodoh!" Demian lalu memukul kepala Riko menggunakan kertas naskah yang berada di tangannya.
"Auch.. hentikan jangan memukul kepalaku!" Eluh Riko sambil mengusap kepalanya dengan kesal.
"Mungkin kamu yang terlihat bodoh sekarang, kamu bukanlah Demian yang kukenal seperti dulu."
"Demian sang raja playboy mengucapkan kata muak pada gerombolan gadis-gadis cantik? ayolah, kamu pasti sudah gila sekarang!"
"Apa maksudmu? hidup dengan di kelilingi oleh gadis-gadis cantik setiap hari, sudah membuatku bosan!" Demian menjawab tanpa melihat ke arah Riko.
"Emm.. Sepertinya kamu benar-benar sudah gila! Mungkinkan sesuatu merasuki otakmu sekarang?" Riko mengusap dagunya sambil menatap Demian dengan tatapan menyelidik.
"Bodoh..!!" Sekali lagi Demian memukul kepala Riko dengan kebih keras.
"Berhenti memukul kepalaku! aku akan menjadi bodoh karena pukulanmu itu!" Riko melangkah mundur beberapa langkah, takut Demian akan kembali memukul kepalanya.
"Berhenti merenge' seperti bayi, bagaimana dengan tugas yang kuberikan padamu? apa kamu sudah menemukan sesuatu?"
"I..itu, sepertinya kita harus mencari lebih dalam lagi!"
BANG.. Demian memukul meja dengan sangat keras, dengan gigi terkatup dia kembali berbicara pada Riko.
"Kamu jangan mempermainkanku Riko, jika kamu tidak menepati janjimu, dan tidak menemukan perempuan itu, maka kamu akan tau akibatnya sendiri!"
"Tenanglah kawan, informasi yang kamu berikan, tidak cukup untuk membuat orang-orangku menemukannya dengan cepat. Jadi kamu harus bersabar!" Riko berusaha membujuk Demian.
Sepertinya perempuan itu sangat penting bagi Demian, tapi, kenapa dia tidak menyerah sampai sekarang? sudah berbulan-bulan kami mencari tanpa hasil, dan itu malah membuat Demian semakin frustasi.
Jika seperti ini, Demian akan nengakhiri karirnya, dan itu tidak boleh terjadi.
"Baiklah, sekarang adalah jadwal syuting terakhir untuk hari ini, kamu bisa beristirahat setelah pengambilan adegan selesai." Riko berusaha mengalihkan pembicaraan.
Sekarang mereka akan melakukan pengambilan gambar di sebuah restoran megah.
___Di dalam sebuah kamar yang sangat megah, seorang perempuan paruh baya memegang sebuah boneka di tangannya.
"Anak gadisku sayang, hari ini kamu ingin bermain apa? apa? kamu mau ibu yang memilih? baiklah biar ibu pikirkan dulu.." perempuan itu berbicara dengan bineka di tangannya, seolah boneka itu juga berbicara kepadanya.
Dari arah pintu dua orang berdiri mengamati adegan dimana perempuan itu berbicara pada bonekanya.
salah satu dari mereka mengenakan jas putih, memperlihatkan tampilan seorang dokter, sambil memegang sebuah lembaran informasi tentang perempuan itu.
dan yang satunya mengenakan pakaian formal yang sangat elegan, usianya tidak berbeda jauh dari perempuan paruh baya itu sendiri.
"Bagaimana kondisinya sekarang dok? apakah dia masih bisa di sembuhkan?" pria itu bertanya dengan nada sedikit khawatir, tak mengalihkan pandangannya sedikitpun, dari perempuan yang tengah bermain dengan bonekanya.
"Sepertinya, dia sudah mengalami beban fsikologis dalam jangka waktu panjang. Hingga akhirnya alam bawah sadarnya sudah tak mampu menerima tekanan itu!" Dokter itu berbicara dengan nada simpatik.
"Satu-satunya cara agar dia kembali seperti semula adalah, menemukan hal yang paling di inginkannya, atau sesuatu yang paling berharga untuk dirinya, dengan begitu, kemungkinan untuk menyembuhkannya akan besar!"
"Baiklah dokter, saya juga akan ikut membantu anda menemukan hal tersebut!"
Setelah berbicara cukup lama, dokter itu memberikan beberapa resep obat dan pergi.
Pria itu kini berjalan ke arah perempuan yang bermain boneka, dia menatap perempuan itu dengan tatapan kerinduan dan sedih secara bersamaan.
"Rusmi.. tidak kah kamu mengingat siapa aku?" suaranya terdengar sangat lembut.
Tapi perempuan itu tak memberi respon apa pun, dia masih tetap bermain dengan bonekanya.
"Rusmi, kamu sudah mengalami banyak penderitaan karena aku, maafkan aku!" pria itu pun tak kuasa membendung air matanya, dia jatuh bersimpuh di bawah kaki perempuan itu.
"Kamu penjahatnya! semua karena kamu, kamu berhak menderita!" perempuan itu mencibir dengan nada sinis, dan akhirnya berbalik dan melihat ke arah laki-laki itu.
"Maafkan aku Rusmi, semua ini memang salahku. Kamu bisa memukulku sampai aku mati, tapi kumohon kembalikan anakku padaku!" pria itu bersujud dan memeluk kaki perempuan itu.
"Tidak...tidak...tidak... jangan ambil anakku dariku..!" Perempuan itu pun menjerit dengan histeris, sambil memeluk bonekanya dengan sangat erat.
"Aku mohon Rusmi, katakan dimana anakku sekarang!" pria itu mulai menggenggam tangan perempuan itu dengan keras.
"Ha..ha.ahahahahah...hahaha..." dan perempuan itu yang semula ketakutan dan berteriak histeri, sekarang dia tertawa dengan sangat menakutkan.
"hahaha.. kamu tidak akan mengenalinya...hahahah ini kamu lihat!" perempuan itu lalu memperlihatkan bonekanya di hadapan pria itu.
boneka itu yang semula sangat terlihat cantik dengan gaun yang indah, berubah menjadi sebuah boneka yang sangat buruk rupa, pakaiannya di robek dengan tidak karuan.
bahkan seluruh tubuh boneka itu dipenuhi dengan tinta berwana hitam.
"hahaha... anak ku sayang, kamu akan aman bersama ibu... hahaha sekarang kita akan bermain dengan pura-pura buruk rupa." Perempuan itu kembali memeluk bonekanya, dan mengusapnya dengan sayang.