Baixar aplicativo
55.55% sayap yang terpatah / Chapter 35: 35. Menyiksa aku

Capítulo 35: 35. Menyiksa aku

Bagus!!! ia layak mendapatkan itu binar bahagia terpancar dari wajah Cintya. Rasa haru mengingat masa lalu ia di persekusi oleh orang - orang hingga maut secara keji menjemput papa dan mamanya hingga ia dalam waktu yang lama sebatang kara di dunia, pada waktu itu ia hampir menyetujui ide jahat pikirannya untuk meninggalkan dunia yang kejam ini.

Bagus!!! kehancurannya belum seberapa dengan apa yang kami alami May, desisnya dengan tatapan nanar dan air mata menetes dari pelupuk matanya. Bagaimana Tn. Erlangga Sentosa, bedebah serigala berbulu domba itu telah mengoyak harga diri, masa depan, dan meninggalkan bayangan traumatis yang sering membuat ku terbangun disetiap malam dan saat sadar sekujur tubuhku sudah basah dengan keringat.

Sesaat memori jahat itu melayang tanpa di undang, diapun bercerita...

Selamat pagi siswa semuanya, sebelum mengakhiri semester ini dan Anda sekalian membawa report semester dari sekolah sebagai bukti sekolah, guru sudah berusaha memotivasi, memfasilitasi dan memberi edukasi yang terbaik sebagai bukti kerja nyata dari sekolah favorite di kota Water ini bagi orangtua anda di rumah. Untuk mata pelajaran olahraga selain dari penilaian kognitif maka saya selaku guru yang mengampu pelajaran membuat tes untuk mengukur praktik penguasaan olahraga kalian, oleh karena itu penilaian ini sangat penting dan kalian wajib mengenakan seragam olahraga, Anda boleh memakai ruangan ganti untuk mengganti seragam sekolah Anda semua, mengerti???

iya pak, sahut siswa secara kompak!!!

Erllangga Sentosa, membuka pelajaran hari ini dengan semangat dan menjelaskan tujuan, rubrik penilaian, ketentuan permainan dan lain sebagianya, sesaat setelah siswa berhamburan menuju ruang ganti. Tatapannya yang mengandung makna tertentu terarah kepada seorang siswi dan memanggilnya maju ke arah dia berdiri dan berkata, ingat nanti setelah penilaian ini kamu harus lapor ke bapak, karena nilai kamu masih ada yang kurang perintahnya, siswi tersebut mengangguk dan menampakkan wajah bingung, takut dan lebih cenderung putus asa.

Tok... tok... tokk, bunyi pintu kantor guru saat siswi tersebut datang melapor sesuai perintah gurunya sebelum mereka mengikuti tes praktik olahraga. Ia was - was karena ruang guru sudah kosong, siswa juga tinggal beberapa orang saja yang dapat ia lihat.

Erlangga Sentosa, menyambut siswi tersebut dengan senyuman yang lebar lalu mempersilahkan ia duduk. Kamu memang siswi terbaik, oleh karena itu bapak tidak meragukan kemampuanmu bisa masuk di sekolah ternama ini dengan fasilitas beasiswa. Sekarang, sebelum saya memberi kamu tes untuk melengkapi nilai yang kurang silahkan ke ruang ganti dan gantilah baju olahragamu yang sudah lembab itu dengan seragam supaya kamu lebih nyaman, seringainya. Siswi tersebut dengan takut - takut dan penuh pertimbangan melangkah ke ruang ganti saat pintu akan di slot dari dalam tiba - tiba seseorang menerobos dan membekap hidungnya dengan sapu tangan tak berapa lama kemudian ia pingsan.

~akhirnya rencanaku berhasil, bisik pria itu~

Saat sadar kondisi kepala berat dan sakit, perlahan - lahan membuka mata dan mulai bingung apa yang terjadi, dimana ia berada, mengapa tangan dan kakinya diikat dikeempat sudut tempat tidur, yang lebih mengagetkan adalah dia tidak mengenakan pakaian apapun pada tubuhnya. Ia ingin berteriak tetapi mulutnya disumpal dengan kain sehingga, ia hanya bisa meneteskan air mata dan meronta - ronta, kemudian dia melihat sosok pria yang tubuhnya polos tidak mengenakan pakaian melangkah mendekat dan tangannya mengelusi sekujur tubuhnya, lalu ia naik ke atas tempat tidur dan mencium, mengulum, meremas bahkan dengan cara - cara yang kasar, menggigit titik - titik tertentu, melakukan segala daya upaya untuk memancing hasratnya kemudian menuntaskan hasrat itu dengan menggagahinya secara kasar, menaik turunkan tubuhnya dengan berbagai tempo mulai dari pelan hingga cepat yang membuat sekujur tubuh perempuan itu mengalami kesakitan yang luar biasa, sesaat pria tersebut sebelum mencapai pelepasannya menghentak - hentakkan bagian bawahnya dengan keras menghantam milik siswi tersebut nyaris mengguncang sekujur tubuhnya lalu pria tersebut mengalami pelepasan dan meraup dan meremas ke dua gunung kembar siswi itu dengan tangannya yang kasar, siswi itupun akhirnya pingsan karena kesakitan yang tiada terkira yang tidak dapat ditanggungnya.

Sesaat siswi itu sadar ternyata ia masih diruang UKS sekolah, rudapaksa itu ia terima beberapa kali hingga ia merasa seluruh tulang - tulangnya rontok dan saat ia sadar dari pingsannya yang terakhir ia terbangun dengan tangan, kaki, mulut yang sudah bebas dan kondisi tubuh yang sudah lemah, karena serangan pria tersebut dan tangisan pilu, raungan yang tak terdengar suaranya. Saat kedua kakinya dilebarkan dan dia merasakan ada jari - jari yang kasar maju - mundur di benda intimnya ia berbicara yang diniatkannya teriakan tapi hanya terdengar lemah, saaaaakitt pakkkk, tolongggg, hentikkkannn. Hahahahha, Cintya, Cintya... hahahhaha terimakasih untuk tubuh molekmu ini nak, selama ini kamu sudah menolak bapak dengan kasar, seharusnya kalau kamu menerima dengan baik, kamu saya perlakukan dengan hangat... heheheh, tanpa ia duga - duga tubuhnya dipaksa untuk berjongkok dan ditempatkan di depan pria itu lalu memaksa supaya mulut siswi itu mengulum tongkat istimewanya hingga ia orgasme. Semua dilalui Cintya dalam tekanan dan putus asa, bahkan saat semua hal gila yang dialaminya sampai terbongkar ke seluruh warga sekolah bahkan pihak berwajib, ia yang dan latar belakang orangtua miskin tidak punya daya untuk membela diri karena dalam sekejab semua berbalik dari kebenaran ia menjadi terkenal sebagai perempuan binal yang tidak segan - segan menjual diri demi menyamai gaya hidup mewah siswi lain yang ada disekitarnya.

Hingga persekusi dialaminya, bullyan, sindiran yang tidak habis - habis dari semua orang hingga peristiwa kehilangan papa dan mamanya lewat kematian, menuntunnya ingin mengakhiri hidup dengan meloncat dari jembatan yang tinggi, kemudian Tuhan mengirim ayah angkatnya seorang pria duda yang sama hidupnya sebatang kara, oleh beliau pelan - pelan ia mampu melewati kesunyian hidup bahkan mengambil jurusan hukum sekaligus mengelola perusahaan peninggalan ayah angkatnya sambil berharap suatu hari ia akan membalas, kejahatan Erlangga Sentosa beberapa tahun lalu yang bertugas sebagai guru di sebuah sekolah tetapi sekarang dengan dukungan koneksi dari keluarga isterinya seorang pejabat malah duduk sebagai Kepala Dinas bidang Pendidikan. Untung ia bertemu teman - teman yang senasib dengannya hingga kejahatan Erlangga bisa diangkat di publik, bahkan masuk ke persidangan, hingga banyak korban - korban Erlangga sentosa yang ikut melaporkan dan membuatnya mendapat ketok palu menikmati hotel prodeo 47 tahun.

Cintya, terisak - isak dan tangisan lebih tepatnya wujud kepedihan hatinya terbalaskan, May sadar penderitaan Cintya memang tidak terbayarkan secara 100% paling tidak melalui publikasi kasus ini tidak ada lagi korban - korban berikutnya. Ia memeluknya dengan erat, Markus yang terlihat dingin menepuk - nepuk pundaknya. Roaman dengan tegang dan ekspresi amarah hanya duduk dengan kaku di kursinya tanpa melepaskan tatapan matanya dari perempuan yang menangis bahkan tubuhnya tiada berhenti bergetar.

~from now on everything is fine, all is well Cintya, bisiknya~


Capítulo 36: 36. Pertemuan di lorong

Setelah berita Erlangga Sentosa viral dan bukti - bukti akurat yang tak terbantahkan ditambah dengan beredarnya rekaman potongan - potongan CCTV yang di blur tetapi audio yang begitu jelas dari semua kejadian kejahatan Erlangga Sentosa masuk di media online dan dengan cara yang unik semua berita dan video tersebut anehnya tidak bisa dihapus dari portal elektronik. Semua orang yang dipekerjakan Erlangga Sentoasa membendung berita dan video tersebut tak dapat menandingi kehebatan orang yang ingin menghancurkannya, oleh karena banyaknya lembaga baik perlindungan anak, massa bergerak dengan cepat, menteri pendidikan, hukum dan HAM, pemberdayaan wanita, lembaga keagamaan mendorong penuntasan, penyelidikan kasus viral tersebut hingga membuat aparat kepolisian, pengadilan tidak ada yang berani bertindak main - main semuanya hati - hati hingga dalam waktu yang tergolong singkat Erlangga Sentosa di ketuk palu 47 tahun menikmati hotel prodeo.

Setelah May, dan Roaman mengantarkan Cintya ke penthousenya dan menyerahkan pengawasan kepada kepala pelayan dari rumah ayah angkatnya dan memastikan sebelumnya ia diperiksa oleh dokter pribadi keluarganya maka dengan tenang May dan Roaman meninggalkannya serta memberi pesan, ia tidak perlu hadir segera ke kantor harus memastikan diri dalam kondisi sehat baru boleh hadir di kantor.

Sepanjang perjalanan dari kantor My Production ke penthouse Cintya lalu menuju apartemen Roaman, tidak ada perbincangan yang terdengar di dalam Lexus LS 500 milik May baik antara sopir, Roaman yang duduk disebelahnya, penumpang belakang May dan Cintya semuanya memiliki pemikiran. saat mobil yang mereka tumpangi memasuki parkiran apartemen Roaman.

Sesaat sebelum turun tiba - tiba telapak tangan May digenggam oleh Roaman dan ia berkata sambil berharap "May! maukah kamu menemani tidurku malam ini!?? aku tak ingin sendiri, jangan biarkan aku sendiri malam ini, pikiranku kemana - mana, aku takut malam ini tak bisa tidur dan bermimpi buruk, ucapnya. Baiklah Ro aku akan tidur disini malam ini katanya tanpa berbantahan karena dia ingat malam ini Tn. Tony papanya juga sedang ke luar kota jadi dia tidak perlu ijin dan menceritakan alasan beberapa alasan pada papanya.

Hufffftsss, sekali lagi dengusan nafas keras terdengar dari bibir Roaman, kemudian mereka melangkah keluar dari mobil tersebut.

***********************//

Grek... grek... grek... bunyi roda stroller terdengar menggaung di lorong - lorong apartemen yang berada di kawasan pusat kota Water. Tidak berapa lama kemudian bunyi ting... tong... ting... tong dan ketukan pintu yang tidak sabar mengganggu pemilik apartemen tersebut.

Begitu, pintu terbuka Ben melihat Magdalena mendorong stroller bayi berwarna hitam dan di dalamnya seorang bayi perempuan yang sibuk menggigit buah apel favoritenya. Sesaat Magdalena menundukkan badannya ia meraih tubuh mungil itu menggendong putrinya dan melambaikan tangan kanan bayi tersebut ke arah pria yang berdiri di depan pintu sambil menirukan gaya berbicara anak - anak, Hallo papa, Elis datang papa, hallo papa Elis kangen papa, hallo papa apa kabar? Sesaat Ben berdiri dengan kaku, seolah - olah tidak bisa bernafas lalu ia kehilangan ide untuk menjawab sapaan Elisabeth lewat Magdalena. Kemudian Ben, tertegun mendengar perkataan Elis, Hallo papa, menirukan perkataan mamanya. Setelah beberapa detik, akhirnya ia tersadar, hanya tersenyum simpul, lalu membuka pintu lebih lebar lagi kemudian Magdalena masuk sambil menggoyang - goyangkan tubuh montok putrinya lalu Ben mendorong stroller tersebut dan memasukkan ke dalam serta mengambil tas perlengkapan bayi dan botol - botol susu tersebut dari bagian bawah stroller.

Lalu menempatkan perlengkapan susu di meja makan, tas bayi di meja keluarga. Semua hal yang dilakukannya tidak luput dari perhatian Magdalena dan dari bibirnya terlihat senyuman, karena di awal - awal pertemuan mereka semua hal itu dilakukan oleh Magdalena ataupun susternya, belakangan hari kemudian Magdalena bahkan sudah biasa datang ke apartemen Ben sendiri tanpa suster karena belakangan hari ini, Ben. otomatis merespon apa yang dibutuhkan oleh Magdalena dan itu datang dari inisiatifnya pribadi.

Ben, udah makan? "sudah" tadi bersama klien. Ben, sebentar lagi Elis ulang tahun loh!, Hmm mau dirayakann dong Ben, kasihan Elis selama 5 tahun ini hanya merayakan berdua saja dengan saya. Ben, menyimak perkataan Magdalena dan melihat ada genangan air mata di kelopak mata Magdalena, tiba - tiba Elis memeluk leher Magdalena dan berkata "mama tenapa nanis"?, lalu berbalik ke arah Ben berkata "Papa, tatian mama nanis - nanis"!! Magdalena, menggelengkan kepalanya kasihan mendengar respon putrinya karena ia tidak sadar menahan kesedihan apa yang ia dan putrinya lewati selama ini. Enggak sayang, mama gak nangis kok cuma mata mama ada debu jadi gak sedih kok yah, katanya sambil menciumi dan menggelitik bagian pinggang Elis, lalu disambut dengan tawa dari anak kecil dan mamanya.

Ben menonton semuanya itu dengan senyuman kecil. Magdalena bahagia melihat respon Ben yang walaupun terlihat dingin tetapi sekarang sudah lebih membuka diri untuk ia dan putrinya. Percakapan pembahasan ulang tahun itu berlanjut ke arah tuntutan kapan Ben akan memperkenalkan Elis ke opa dan oma serta Uncle Will Hazael Bramantyo. Sebenarnya percakapan ini akan begitu dinikmati oleh Ben seandainya putri kecil ini adalah anak yang lahir dari kandungan wanita yang dicintainya, kadang kala pikiran itu membuat dia merasa seperti pria yang jahat seolah - olah mengabaikan darah dagingnya. Tapi untuk saat ini, dia bingung apa yang harus dikerjakannya, bagaimana caranya agar putrinya tidak terabaikan, tetapi ia bisa tetap dengan wanitanya. Ia sadar tantangannya semakin berat.

**/Kalian pulanglah, sudah malam ucap Ben, tak berapa lama ia selesai mandi, kamu dengan supir kan? iya, tadi supir nunggu di bawah jawab Magdalena. Padahal ia berharap malam ini ia diijinkan tidur di apartemen Ben,,

Meskipun dalam kondisi tubuh lelah pemandangan itu tidak luput dari bola matanya di dekat pintu terlihat stroller bayi berwarna hitam, lalu terlihat pemilik apartemen itu keluar menggendong tubuh mungil dan mengusap kepalanya dengan tangan penuh kasih, meletakkan bayi tersebut secara perlahan di atas stroller, menyusun tas dan perlengkapan bayi di bagian bawah stroller, pria itu hanya mengenakan celana pendek casual dan tanpa baju dengan rambut yang masih basah disertai tetesan - tetesan air yang belum kering, tak berapa lama kemudian disusul seorang perempuan yang penampilannya menarik meski sudah memiliki anak dan uniknya ia mengenakan kemeja pria tersebut.

Saat May dan Roaman berpapasan di lorong apartemen dengan pasangan yang terlihat seperti keluarga kecil bahagia itu, genggaman tangan Roaman semakin mengencang di telapak tangan May, kemudian untuk memecah keheningan diantara mereka Magdalena menyapa dan berkata Nn. Maya Belinda Sharonkan? sambil tangannya memeluk pinggang Ben, Ben yang tidak sadar terlihat oleh May, tersenyum kikuk, ditambah lagi tangan Magdalena yang memeluk pinggangnya kemudian ia melihat genggaman tangan May dan pria itu. Dia hanya diam, matanya tajam dan fokus melihat May,

May menjawab, Oh... hello Mrs. Bramantyo, sambil tersenyum tanpa memperlihatkan giginya, kemudian ia memindai ke arah stroller, Ben tanpa baju, rambut yang masih basah, lilitan tangan Magdalena di pinggangnya, kemudian dia memuji Magdalena, dengan maksud tertentu.

Oh, Mrs. Bramantyo kemeja yang Anda kenakan terlihat menarik di tubuh Anda!!!, tanpa menunggu jawaban ia melangkah dengan telapak tangan yang tergenggam ke arah apartemen Roaman.

Ben, merasakan ada kekalahan yang besar akan dia dapatkan mendengar perkataan May, ia merasa hatinya teriris ingin rasanya ia memiliki kekuatan super yang dapat mengubah waktu agar kejadian kecil pertemuan di lorong ini, tidak tersaji dihadapan May.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C35
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank 200+ Ranking de Potência
Stone 0 Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login

tip Comentário de parágrafo

O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.

Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.

Entendi