Matahari tenggelam di balik tembok kota, meninggalkan jejak warna ungu dan merah muda di langit. Bayangan panjang menari-nari di jalanan berbatu, menciptakan suasana misterius yang menyelimuti kota Glafelden. Cahaya lilin mulai berkedip di balik jendela-jendela rumah, mengundang penduduk untuk mengakhiri aktivitas mereka dan menikmati kedamaian senja. Aroma roti panggang dan kayu bakar terbawa angin, menciptakan suasana hangat dan mengundang. Kesibukan penduduk berkurang seiring berjalannya waktu. Meskipun memang ada beberapa tempat yang masih ramai seperti restoran, bar, dan jalan utama.
Kendati demikian, keramaian seperti itu takkan berlangsung lama. Hal itu disebabkan oleh aturan Ksatria Elit yang memberlakukan jam malam mulai pukul sembilan. Tidak boleh ada penduduk yang keluar rumah setelah jam yang ditentukan, atau mereka akan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara untuk satu bulan penuh. Sudah puluhan orang yang tertangkap karena aturan baru ini, walaupun sebenarnya mereka bukanlah target yang dicari.
Ksatria Elit membagi anggotanya menjadi beberapa bagian. Satu kelompok yang aktif mencari informasi sebagai agen intelijen, ada pula yang ditugaskan menjaga gerbang kota pada siang hari bersama penjaga kota, sedangkan sisanya berpatroli malam di jalanan Glafelden dan meringkus siapa pun yang mencurigakan. Meski dengan keterbatasan jumlah anggota, Ksatria Elit tetap bisa menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
Sekalipun malam berjalan beriringan dengan waktu, Guffy masih tetap bekerja di ruangan kerja wali kota. Pria berkumis tipis panjang itu tengah sibuk memeriksa daftar orang mencurigakan yang tengah diintai Ksatria Elit. Sesaat kemudian, ia meremas kertas-kertas itu dan melemparkannya ke samping. Dia merasa gusar setelah mendapati di antara daftar itu tidak ada satupun yang bernama "Anggi", nama dari targetnya yang telah berhasil ia kantongi.
Guffy sempat bimbang dengan keaslian informasi yang diterimanya. Namun karena itu berasal dari mata-mata terpercaya Pangeran Alucard, maka mau tak mau ia mesti mempercayainya.
Mencari seseorang dengan nama yang asing di Glafelden seharusnya mudah, karena tak akan ada banyak orang yang memiliki "Anggi.". Sayangnya hal itu menjadi sulit karena nama itu tak terdaftar dalam dokumen mana pun di kearsipan Kota Glafelden. Entah itu di catatan sensus penduduk, daftar siswa aktif maupun yang sudah lulus di Biro Pendidikan, atau catatan kriminal yang tersimpan di Balai Kota.
"Jika demikian, gadis Haier-Elvian ini merupakan pendatang dan masuk ke kota ini secara diam-diam," ungkap Guffy kepada Fritz yang duduk di sofa.
"Begitu, ya? Pantas dia tak ada di catatan mana pun di kota. Entah bagaimana dia masuk ke kota ini. Menurut prosedur yang berlaku, seharusnya pendatang yang tidak memiliki identitas penduduk Kota Glafelden wajib melaporkan kedatangan mereka di Penjaga Gerbang." Fritz menggumam dengan ekspresi serius.
"Mungkin karena itulah ia jarang bersosialisasi dengan warga lainnya. Alhasil tidak banyak orang yang pernah mendengar namanya."
"Anda betul, Kapten! Meskipun kami sudah mencari informasi dan menanyai banyak orang, tidak ada orang satu pun dari mereka yang mengenal nama 'Anggi'. Rasanya gadis itu seperti bersembunyi di dalam bayangan kota ini. Sulit sekali mencari informasi tentangnya." Fritz menghembuskan napas panjang. "Padahal saat kita mengejar pemimpin komplotan kriminal 'Burges', hanya butuh beberapa jam saja untuk mengetahui persembunyiannya. Tapi kali ini tiga hari saja tidak cukup untuk mencari informasi tentang seorang gadis."
"Tapi bukan berarti dia selalu bersembunyi di balik kotak selamanya, kan? Pasti ada waktu saat ia pergi keluar, lalu berinteraksi dengan seseorang. Orang itulah yang perlu kita cari. Jadi ini hanya sedikit masalah waktu."
"Tapi bagaimana jika gadis itu sudah menyadari tujuan kita, lalu kabur dari kota ini?"
"Kau sudah memperketat jalur keluar-masuk di gerbang, kan?" tanya Guffy dengan nada dalam, seakan menekankan intimidasi pada lawan bicaranya.
"Sudah, Kapten!" balas Fritz dengan tegas. "Aku sudah menyuruh Ksatria Elit dan penjaga gerbang untuk memeriksa kelengkapan orang yang ingin keluar-masuk kota, serta memeriksa setiap kereta kuda dan muatannya yang melewati gerbang."
Guffy tersenyum puas. "Bagus, dengan begitu orang tanpa identitas seperti gadis ini tidak akan bisa keluar dari kota dengan mudah. Kemarin aku sempat berkuda mengelilingi gerbang kota, dan aku tak mendapati satu celah pun yang bisa digunakan untuk kabur."
"Tapi, bukankah Anda bilang Haier-Elvian itu mampu menggunakan magis? Bagaimana bila gadis itu menggunakan magis untuk kabur dari kota ini?" sanggah Fritz.
"Memang ada kemungkinan seperti itu. Prioritas kita sekarang adalah mencari jejak keberadaanya di kota ini, setelah dapat barulah kita bisa mengendus ke mana dia pergi."
Di tengah percakapan yang belum usai antara keduanya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Dari bunyi ketukan lantainya terasa sekali orang itu terburu-buru. Lama-kelamaan suara itu semakin besar dan berhenti di depan pintu.
*Tok! Tok!
"Kapten! Anda di dalam? Ada hal yang ingin kusampaikan? Ini penting!" ucap seseorang di balik pintu.
"Masuk!"
Bersamaan dengan perintah Guffy, seorang ksatria berkulit hitam masuk ke dalam ruangan. Lalu memberi salam hormat kepada atasannya sebelum memberi laporan. Ekspresinya yang tegas dan tenang begitu selaras dengan badannya yang tegap.
"Ada apa, Kopral Satu Obigris?" tanya Guffy dengan tenang. Pria berkumis tipis panjang itu bersandar pada sandaran kursi dan membuat dirinya nyaman, namun perhatiannya terpusat pada ksatria berkulit hitam itu.
"Lapor, Kapten! Kami telah menemukan seseorang yang mengenal target kita." Ucapan Obrigis sontak membuat Guffy dan Fritz tersentak. Keduanya membutuhkan jeda waktu guna bereaksi.
"Teruskan!"
"Sepertinya target kita yang bernama 'Anggi' ini sering mengunjungi perpustakaan kota. Beberapa staff perpustakaan mengenalnya sebagai pengunjung tetap yang sering meminjam buku," ungkap Obrigis. "Aku juga sudah menginterogasi banyak staff untuk mengetahui lebih lanjut tentang target kita. Nyatanya tidak ada yang mengetahui pasti tentang darimana ia berasal, pekerjaannya, atau pun latar belakangnya. Sepertinya target kita sangat berhati-hati agar informasi pribadinya tidak tersebar. Hanya satu hal yang paling mereka kenal dari gadis itu, yaitu gaya berpakaiannya yang selalu bertudung setiap waktu."
"Begitu? Kemungkinan besar pengunjung tetap yang mereka kenal adalah target kita. Kau bilang gadis itu bertudung setiap waktu, kan? Dia mungkin sedang berusaha menyembunyikan sesuatu yang ada di kepalanya, yaitu telinga panjangnya yang berbeda dengan manusia."
"Kapten! Bila ia terus menutupi telinga panjangnya dengan tudung, bukankah itu artinya saat ini ia tak mampu menggunakan magis penyamaran?" tukas Fritz yang sejak tadi menyimak percakapan antara Guffy dan Obrigis.
"Hmm ... kau benar juga! Yang artinya untuk saat ini gadis itu masih belum mampu menggunakan magis tingkat menengah ke atas. Kebanyakan kemampuan yang licik membutuhkan teknik magis tingkat tinggi. Dengan kata lain—."
"Gadis itu mungkin masih berada di kota ini!" sambar Fritz yang langsung memotong Guffy.
Sudah menjadi keharusan bawahan tidak seharusnya bersikap lancang kepada atasannya. Menyadari telah melakukan kesalahan besar. Pemuda itu langsung menutup mulutnya dan membungkuk memohon ampun pada pemimpinnya. Akan tetapi Guffy tidak terlalu mempermasalahkan hal sepele itu. Pria berkumis setang itu hanya mengibaskan tangannya seakan mengisyaratkan untuk melupakan hal yang berlalu.
Guffy lalu melemparkan pandangan pada Obrigis, "apa lagi yang mereka ketahui tentang gadis itu?"
"Ada satu hal, para staff selalu mengatakan gadis ini selalu datang dan pergi dari arah gerbang barat kota," balas Obrigis.
Wajah Guffy menegang. Mulutnya tak mampu berkata apa-apa, bergerak pun tidak. Namun ada senyum kecil yang tersimpul di ujung bibirnya. Akhirnya setelah tiga hari pencarian tanpa hasil yang membuatnya merasa ingin depresi, ia mendapat titik terang untuk misinya.
Guffy kemudian memandang Obrigis dan Fritz.
"Fritz! Obrigis! Aku ingin kalian membawa seluruh Ksatria Elit untuk memblokade daerah sekitar gerbang barat sekarang juga! Saat pagi buta, geledah setiap rumah dan jangan lupa interogasi setiap penduduk, bila ada yang mengenalnya pisahkan untuk diinterogasi lebih lanjut!" perintah Guffy pada kedua bawahannya.
"Siap, Kapten!" balas keduanya serempak, lalu memberi hormat, kemudian bergegas ke luar guna menyampaikan perintah itu pada setiap Ksatria Elit yang ada.
Guffy bangkit dari kursinya, kakinya melangkah mendekat ke arah jendela. Pria berkumis setang sepeda itu tampak sumringah. Sebenarnya dia ingin sekali melakukan perintah itu saat ini juga. Pria itu tidak peduli jika harus mengusik ketenangan masyarakat di malam hari. Akan tetapi sekarang malam sudah hampir larut, kebanyakan orang sudah beristirahat di atas kasurnya. Jika ia melakukan hal itu, reputasi Ksatria Elit akan rusak di mata penduduk.
Di mata orang-orang, hal yang sudah sesuai dengan semestinya akan dianggap sebagai kewajaran. Berbeda dengan suatu kesalahan yang menyimpang dari seharusnya, hal itu akan dinilai sebagai kecacatan yang akan terus diingat-ingat. Jadi meskipun ia berhasil menyelesaikan misinya menangkap gadis Haier-Elvian, namanya akan rusak bila reputasinya dalam misi ini jatuh. Bila namanya sudah jelek, tentu dia tak akan dinaikkan pangkatnya sekalipun operasi ini selesai. Setidaknya itulah yang dipikirkan Guffy. Ya, kau benar. Dia adalah pria yang sangat tertarik dengan kekuasaan dan kekuatan.
Have some idea about my story? Comment it and let me know.