Ara mulai ingin menyerah dalam upaya menjauh dari seseorang yang sudah satu tahun dia blokir dari hp nya. Ara mulai memasang foto di WhatsApp nya bahwa dia sendirian dan tidak bersama dengan siapapun.Dia yakin bahwa ibu Rania akan melihat kepada gambar dan foto di WhatsApp tersebut dan ini adalah sebuah kode bahwa dia adalah lelaki yang hidup sendirian dan sedang menunggu cinta sejatinya. Ara mengakui bahwa hatinya cuma bisa dimiliki oleh seorang wanita saja yaitu ibu Rania. Ara hanya bisa berdoa semoga dia masih bisa bertahan dalam statusnya sebagai seorang jomblo dan bisa melamar ibu Rania. Ara ingin memberanikan diri untuk mencari ibu Rania dan bisa tertawa lagi bersama ibu Rania.
Suatu hari Ara berangkat k ke Kota Jakarta dimana itu adalah kota tempat dahulunya Ara pernah bekerja dan menamatkan kuliah S2nya. Ara ada sedikit keperluan untuk mengambil ijazah S2 nya dan dia tiba-tiba saja mendapatkan pesan singkat dari ibu Rania yang bertanya bahwa Ara sedang ada dimana? kemudian dengan jawaban pendek Ara menjawab bahwa dia sedang ada di Jakarta dan Ara mulai berdoa semoga bisa bertemu dengan ibu Rania namun batinnya mulai ragu bagaimana cara memulai sebuah komunikasi dimana dia pernah kabur dan menghilang dari Ibu Rania selama satu tahun. Ara punya impian untuk mendatangi ibu Rania untuk mengakui bahwa dia sangat mencintai ibu Rania dan merasa bahwa ada ikatan tali jodoh yang mengharuskan dia untuk kembali kepada ibu Rania namun di sisi yang lain ada ego yang memuncak yang mengatakan biarlah ibu Rania yang memulai untuk mengajak bertemu dan menentukan tempat pertemuan dan Ara tidak berani menawarkan bahwa dia ingin sekali bertemu dengan ibu Rania. Sore hari nya, pada hari yang sama Ara tidak menerima informasi atau undangan dari Bu Rania dan besok pun ternyata tidak, kemudian Ara sepertinya mulai menyadari bawha ibu Rania sudah mulai menarik diri dan menjauhinya karena perilaku dia yang terlalu egois dan tidak mau menjawab komunikasi yang pernah diberikan oleh ibu Rania. Ara menyadari bahwa kondisi kehidupan nya semakin jatuh dan sulit sekali baginya untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang mapan di kota Jakarta sehingga Ara memilih untuk menyendiri di kota yang merupakan kota dimana dia bersekolah dan kota dimana orang tuanya merantau yaitu kota Palembang. Dia merasa bahwa dengan dia menyendiri maka dia bisa mendapatkan ketenangan dan sambil merubah perilakunya agar tidak menjadi manusia yang egois dan sombong. Ara menyadari bahwa dia juga adalah sosok yang angkuh dan merasa dengan mudahnya memikat hati semua wanita dan bisa mendapat uang dari wanita wanita cantik yang mencintai dirinya. Ara menyadari bahwa dirinya terlalu materialistis sehingga tidak pantas baginya untuk mendatangi ibu Rania yang sangat spiritualis.