Di perusahaan Dismass, David kini telah memiliki mata-mata yang diperuntukan memata-matai Charice sehingga dia bisa tahu apa yang dilakukan Charice. Si mata-mata memberitahu David jika Charice telah membuang bunga pemberian David.
BRUAK!
David memukul meja kerjanya.
"SIALAN!"
Dalam hati David. Kamu pasti akan menyesal telah membuang bunga itu, saya akan pastikan jika nasib kamu akan berakhir sama dengan bunga yang kamu buang itu.
David memikirkan cara lain yang bisa menghubungkannya dengan Charice
Ia tampaknya sudah memiliki ide lain agar bisa bertemu dengan Charice.
***
Di ruang makan keluarga Hwang, telah berkumpul bersama, Cha Soojong, istri, dan kedua anaknya, mereka sedang makan malam bersama.
"Masakan buatan mama Aera memang selalu enak dan nggak pernah mengecewakan!" puji Yeonhee.
Aera senang dengan pujian putri sambungnya tersebut. "Terimakasih sayang. Makan yang banyak ya kalo gitu!"
"Masakan Eomma enak sih, tapi ini buncisnya menurut aku keasinan, terus ayamnya gorengnya kurang garing, eomma kan aku sukanya kalo ayam itu gorengnya sampe garing.?!" Protes Charice.
"Buncisnya keasinan?" Sang Ibu mencicipi kuah buncis. "Menurut Eomma udah pas kok Char! Terus ayamnya ini kalo lebi garing bisa-bisa gosong jadi arang. Kalo kamu mau yang garing, yang nanti Eomma buatin ayam crispy aja."
"Sudah-sudah nikmati saja masakan buatan Eomma. Bersyukur kita masih bisa makan bersama dan diberikan rejeki kecukupan segalanya. Ini masakan buatan Eomma udah enak banget menurut Appa!"
Aera tersenyum mendengar perkataan suaminya.
Dalam hati Charice. Iya sih bersyukur, walau... sudahlah.
"Oh iya Pa, tadi aku dapet undangan di luar tulisannya buat Appa dan keluarga." Yeonhee mengeluarkan undangan yang dibawanya da memberikannya kepada ayanya.
"Coba Appa lihat, dari siapa ini?!"
Soojong membuka undangan tersebut.
Tertulis jika ini adalah undangan untuk pesta ulang tahun. Yang berulang tahun tertulis adalah David Park.
"Ini undangan ulang tahunnya David Park," ujar Soojong.
"Ulang tahun Pak David, Pa?" Charice tersedak mendengar namanya.
"Char, kamu kenapa? Pelan-pelan makannya," tegur Yyeonhee.
Charice buru-buru minum.
"Pak David itu siapa memag Pa?" tanya Aera.
"Ini Ma, yang punya Mico alumunium," jawab Soojong.
"Terus dia ngundang kita sekeluarga ke ulang tahunnya?" tanya Aera kembali.
"Iya benar," jawab Soojong.
"Kok aneh ya, aku aja yang cewek udah umur segini nggak mau tuh dirayain ulang tahunnya, si Pak David berasa sweet seventeen aja dirayain ulang tahunnya, setau aku dia seumuran sama aku deh Pa." Yeonhee panjang lebar berargumen.
Charice diam dan masih ingat dalam ingatannya peristiwa pemukulan yang ia tangkap dengan mata kepalanya tersebt. Sampai sekarang saja, ia juga tidak bisa tenng jika melihat orang-orang yang ada dalam peristiwa pemukulan tersebut, apalagi Pak bosnya. Ia sampai tidak ingin melihat wajah PaK Raymond di kantor jika bukan terpaksa.
"Ya memangnya kenapa jika dia mau ngerayain ulang tahunnya?"
"Ya nggakpapa sih Pa. Untung dia ganteng, orang ganteng mah bebas Pa!" celetuk Yeonhee.
"Eon, kan Eonni udah punya tunangan yang jauh lebih ganteng ngapain masih bilang ganteng cowok lain?!" ujar Charice.
"Emang kamu tahu apa Pak David kaya giamana orangnya? Kok kamu bisa bilang Charles Oppa lebih gateng dari Pak David? Yeonhee memandangi Charice dan penasaran dengan jawaban Charice.
Charice mendadak gugup. "Lah, kan ada internet Eon. Aku ya pernah kepo yang punya Mico Alumunium."
Yeonhee mendekatkan wajahnya ke wajah Charice. "Dasar, tukang kepo kamu Dek! Pasti lagi nyari bahan berita ya!!!" terka Yeonhee.
Charice hanya menggaruk-garuk kepala. "Hehehe..."
"Kalo gitu Appa sama Eomma aja yag pergi ke ulang tahun nya Pak David, tebakan Appa pasti kalian nggak bakal ada yang mau diajak."
"Appaaa.... saiapa bilang aku ngak mau ikut?!" ujar Yeonhee. "Kalo aku mau ikut kok."
"Char, kakak kamu ikut, kamu bisa nggak ini acaranya minggu ini. Malem minggu sih, kamu bisa nggak?"
"Ini pas liburan panjang natal tahun baru Appa, jadi aku lagi libur juga. Hm..."
"Dek, udah lah ikut aja, siapa tahu bisa dapet jodoh. Pasti banyak CEO muda disana, siapa tahu ada yang nyantol." Celetuk Yeonhee.
"Ih Eonni, emangnya muka aku kelihatan matre ya? Maunya sama CEO-CEO aja?"
"Dek, muka kamu tuh, muka-muka cewek cantik yang nggak bisa hidup susah!" bully Yeonhee.
Aera dan Soojong tertawa dengan celetukan Yeonhee.
"Eonni... Lagian aku juga belum tertarik cari pacar, masih jauh Eon."
"Iya deh... yang workaholic dan lagi semangat-semangatnya kerja... Tapi Dek, pacaran nggakpapa kali, orang kamu sekarang udah 25, itu umur nanti nggak bearasa loh Dek, tiba-tiba ntar udah mau 30 aja. Percaya sama Eonni!"
Charice berpikir sejenak. "Yaudah deh... Aku ikut!"
***
Charice dan keluarga pun pergi ke pesta ulang tahun David Park.
Charice sebenarnya tidak suka dengan acara-acara pesta seperti ini, mengingat kepribadiannya yang tomboy yang meyukai pakaian yang simple. Ia hanya suka mengenakan kaos atau kemeja yang dipadu jeans panjang, bahkan dia sangat mencintai jeans belel yang dicucinya hanya sebulan sekali.
Kali ini, Charice harus mengenakan dress. Ia mengenakan dress selutut dengan model atasan off-shoulder. Dia sendiri merasa jika busana yang ia kenakan terlalu seksi namun karena kakanya yang memilihkan dan dia bilang jika Charice sangat pantas mengenakan gaun ini, akhirnya Charice tak bisa menolak.
Charice menggerai rambut panjangnya yang sedikit diblow bagian bawahnya, dengan mengenakan giwang dan sebuah gelang, dengan padanan wedges yang tingginya hanya 5 cm. Sedangkan sang kakak mengenakan gaun panjang tak berlengan berwarna broken white dengan hiasan emas di pinggiran kerah atasnya, rambutnya dibiarkan tergerai da menggunakan anting panjang berbentuk garis tiga.
Soojong bertemu dengan banyak mantan rekan kerja dan juga temannya yang juga CEO sehingga dia sibu berbincang dengan kawan-kawannya di pesta tersebut. Sementara dia ditemani isrinya saja, sedangkan kedua putrinya menghilang berdua.
Charice dan Yeonhee asyik mengomentari dekor pesta yang merupakan garden party tersebut.
"Dek, Eonni suka deh dekorny simple tapi tetep elehan."
"Nanti Eonni mau garden party nikahnya?"
"Nggak tahu sih, soalnya masih mikir-mikir plus-minusnya outdoor sama indoor party."
"Mending indoor aja kak."
"Emang kenapa Char?"
"Udah mainstream Kak yang nikah outdoor gini."
"Sama aja kali..." Yeonyee mengernyitkan dahinya.
"Maksud aku, sekarang ini kan emang lagi ngetrend yang acara-acara outdoor, jadi hampir semua orang lagi suka buat acara outdoor. Sumpah kak, aku selalu kalo ada acara pasti pas outdoor terus."
"Itu kebetulan aja dek!"
Di tengah acara pesta, David memberikan sambutan. Ia menawarkan gelas champagne untuk melakukan cheers kepada semua tamunya.
Cheers!
Acara pesta akhirnya berakhir.
Saat keluarga Hwang ingin pulang, tiba-tiba David mengejar mereka sekeluarga.
"Pak Soojong."
Soojong menghentikan langkahnya mengetahui jika David memanggilnya.
"David, saya sekeluarga mau pamit pulang dulu. Terima kasih atas jamuannya, tadi saya mau pamit sama kamu tapi kamu sedang sibuk dengan tamu lainnya," jelas Soojong.
"Maaf Pak, saya tidak memperhatikan bapak sekeluarga, padahal Bapak sudah membawa keluarga lengkap ke acara saya."
"Tidak masalah Dave, toh Bapak disini seperti reuni, banyak teman lama Bapak yang Bapak temui disini. Sukses sealalu ya Dave!"
"Terimakasih banyak ya Pak! Tapi boleh saya dikenali dengan anggota keluarga Bapak?"
"Tentu bisa Dave."
Soojong memperkenalkan istri dan kedua anaknya kepada David.
"Pak David, Bapak pernah ketemu saya kan? Masa lupa?" tegur Yeonhee.
David tersenyum. "Tentu saya tidak akan lupa dengan wanuta yang senyumannya anggun seperti anda Yeonhee-ssi. Wajah dan suara anda selalu terngiang di pagi hari dalam acara berita."
Yeonhee tersipu malu.
David mengarahkan pandangannya kepada gadis yang sedari tadi diam saja, tanpa basa-basi.
"Jika adik ini..."
"Si bungsu ini Dave, mungkin perawakannya seperti anak SMA tapi percayalah jika usianya sudah 25 tahun. Ia reporter Dave, namanya Charice," jelas Soojong.
David tersenyum. "Nama yang bagus. Charice..."
Dalam benak Charice. Pak David, dia nggak kena gegar otak kan? Dia masih inget aku kan?
"Makasih Pak!" ujar Charice.
"Saya belum setua itu kok untuk dipanggil Bapak." David tersenyum penuh arti.
David Park mengenakan setelan suit berwarna abu-abu dengan dalaman kemeja berwarna biru. Rambut coklatnya ditata klimis. Siapapun tak bisa menampik ketampanan David. Punya tinggi 180 cm dan berat proporsional, serta dandanan parlente khas CEO muda, siapa yang tak bisa menoleh melihatnya.
"Jadi saya panggil apa? Nanti nggak sopan takutnya."
"Yaudah panggil Bapak saja, tidak masalah."
"Iya Pak."
Soojong melihat jika David bisa jadi ada ketertarikan dengan putri bungsunya tersebut. "Maaf Dave, kamu sudah punya pacar?"
"Pacar Pak? Saya mana sempat mengurus itu... Bapak mau mengenalkan saya dengan seseorang?"
"Wah Pak David, adik saya juga jomblo loh. Jomblo ting-ting, nggak pernah pacaran." Yeonhee sepertinya bersemangat mempromosikan adiknya yang satu ini.
Wajah Charice langsung memerah. "Ih Eonni, kesannya aku kayak nggak laku mesti banget dibold ting-tingnya?!"
"Saya percaya kok nggak mungkin cewek secantik kamu nggak ada yang mau, pasti memang belum ada yang pas saja kan?" David lagi-lagi tersenyum.
Senyuman David membuat hati Charice meleleh. Dalam hatinya. Iya, emang bener dia ganteng, apalagi pas lagi senyum.
"Pak David berarti harus main ke rumah kita lain kali ya!" Yeonhee menawarkan.
"Hah?" David terkejut.
"Maksudnya gantian, kita yang menjamu Dave!" jelas Soojong,
"Saya dengan senang hati bila diundang ke rumah Bapak, tentu saya akan datang."
"Senin malam ini apa ada acara?" tanya Soojong.
"Hmm...." David membuka Smartphonenya. "Saya ada acara, tapi sepertinya jamuan bapak lebih penting jadi acara saya yang lain di Senin malam bisa ditunda."
"Ok lah kalau begitu. Saya tunggu kehadiran David di rumah saya ya!"
"Baik Pak!"
David tersenyum dan mempersilahkan keluarga Hwang pulang.
***