Baixar aplicativo
1.09% My CEO's Heart / Chapter 5: CEO -4-

Capítulo 5: CEO -4-

Charice menghubungi Junghyun.

"Halo Kak Junghyun!"

"Iya Char, ada apa?"

"Kak aku ada yang perlu diomongin empat mata sama kakak."

"Tentang apa Char?"

"Ini penting banget kak, aku nggak bisa jelasin lewat katalk semata."

"Ok Char, sore ini kamu bisa?"

"Baik Kak!"

***

Seorang pria berambut ikal berwarna coklat dengan tatanan messy terlihat sedang duduk menunggu seseorang di sebuah cafe. Ia mengenakan kemeja coklat muda berlengan panjang, menggulung lengannya hingga siku. Kemejanya dikeluarkan dari jeans baggynya membuat tampilannya terlihat lebih messy. Pria bertinggi 185 cm dan memiliki berat proporsional itu adalah Kim Junghyun.

Junghyun menunggu kedatangan Charice.

"Kak Junghyun, maaf aku telat." Charice buru-buru duduk dan meminum air putih di hadapannya.

Junghyun tersenyum melihat kedatangan Charice. Lesung pipinya saat tersenyum bisa terlihat jelas, menjadikan wajahya lebih imut/ "Tenang Char, minumnya pelan-plan. Entar keselek," godanya.

Usai menenggak minumnya, Charice ambil nafas dan mengeuarkannya secara perlahan.

Charice langsung tidak sabar ingin bercerita. "Jadi Kak..."

"Sabar-sabar Char, pesen kopi dulu gimana?"

"Yah Kak... kelamaan."

"Kamu kalo ngomong pake jeda dulu kenapa?!"

"Enggak ada jeda-jedaan atau basa-basian entar keburu basi, Kak!"

"Weits.... Kayanya ini On the Top information ya?"

"Kak Jung... Aku serius."

"Iya... Kakak juga serius nanggepinnya."

"Kak, tapi aku mau nanya dulu dong sebelum cerita."

"Iya boleh, mau nanya apa?"

"Aku emang keliatannya masih kaya anak SMA ya?"

"Enggak kok, Hmmm.... Cuma kayak anak SMP."

"Ih Kak, Junghyun..." Wajah Charice memerah. "Tuhkan suka bete deh. Pantes aja kemaren tukang taksinya maksa nunjukin KTP aku kalo aku tuh bukan anak di bawah umur."

Junghyun tertawa. "Chinja? Emang kamu mau pergi kemana?"

"Jadi Kak, pas kemaren aku pergi malem-malem naik taksi, si tukang taksinya hampir nggak mau nganterin karena nggak berani kalo penumpangnya di bawah umur,terus aku bilang aku udah dewasa dia nggak percaya. Yaudah baru aku nunjukin KTP sama ID kantor aku dia percaya kalo aku orang dewasa yag udah kerja."

Junghyun tertawa kecil.

"Ketawa terus aja Kak!" Mulut Charice mengurucut, dia tampak kesal tapi tak benar-benar bermaksud kesal.

"Iya... udah puas nih ketawanya. Udah pesen dulu gih."

Akhirnya Charice memesan minuman begitu juga Junghyun.

"Kamu jadi mau cerita apa?"

"Jadi gini Kak, ini serius ya..."

"Iya Char..."

"Kemaren malem aku mergokin Pak Bos aku, Pak Raymond..." Charice melihat kir-kana memastikan tidak ada yang sedag menguping mereka. Ia pun memberi batasan tangan ke mulutnya, seperti berbicara berbisik. "Mukulin orang."

Junghyun agak maju ke arah wajah Charice agar mendengar apa yang dikatakan Charice. Mendengar perkataan Charice, wajah Junghyun berubah serius. "Mukul orang?" Ia kaget dan memastikan kembali. "Siapa orangnya? Kok kamu bisa mergokin?"

"Jadi gini kak ceritanya, malam itu rencananya aku mau cari info ke Airis dan kebetulan ngeliat Pak Bos sama orang-orang Keil Entertainment di depan kantor. Aku kira mereka mau ke Airis juga jadi aku berencana buntutin mereka. Akhirnya aku buntutin mereka naik taksi, dan ternyata aku salah. Si Pak Bos ketemu orang di gedung tua nggak berpenghuni dan... ada seorang pria nunggu disana. Mereka nggak lama berbincang, Pak Bos langsung mukulin pria itu sampai babak belur dan pingsan."

"Terus kamu nggak lapor polisi ngelihat itu?"

"Kak... Aku bingung banget pada waktu itu antara takut mau ngelapor sama percaya nggak percaya Pak bos aku yang ngelakuin itu. Aku Cuma ngerekam sama motoin kejadian itu."

"Kamu sempet ngerekam dan ngambil fotonya?"

Charice mengangguk.

"Bagus, simpan dulu Char. Mungkin kita bisa menemukan fakta yang ada hubungannya dengan suatu kasus yang lebih serius. Terus gimana keadaan orang itu? Apa dia selamat?"

"Iya kak selamet, aku langsung bawa dia ke rumah sakit. Untungnya nggak sampe buat patah tulang dan Cuma ada luka luar yang bisa sembuh dalam waktu nggak lama. Feeling aku Pak bosku Cuma mau ngegertak orang itu jadi dia nggak ngebunuh orang itu."

"Kamu udah dapet identitas siapa orang itu?"

"Namanya Pak David Park, aku udah cari di internet dan ternyata dia..." Charice menghela nafas panjang. Ia memulai kembali ceritanya. "Ia... kebetulan adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan Mico Alumunium. Aku berani bersumpah jika Pak David Park yang aku temui sama dengan di foto profil perusahaan Mico alumunium. Aku kaget kak, seakan-akan semua bukan sebuah kebetulan. Kok bisa... itu artinya dia yang membeli saham Papa di Samkyung Kak."

Junghyun berpikir sejenak. Ia masih harus berpikir panjang sebelum mengeluarkan statement dan keputusan. Iia memegang kepalanya.

"Kak ini aneh kan? Menurutku ini aneh banget, kenapa bisa sekebetulan ini..."

"Char, siapa aja yang udah kamu ceritain?"

"Cuma kakak, pertama dan satu-satunya. Temen setimku, aku nggak bakal berani cerita apalagi ini ada hubungannya dengan Pak Raymond. Ke keluargaku juga aku belum cerita."

"Sebaiknya memang jangan cerita ke siapapun untuk sementara."

"Maka dari itu, aku Cuma percaya ke Kak Jung."

"Tapi ada yang lebih membingungkan lagi kak."

"Ada apa lagi emangnya?"

"Kakak tahu nggak siapa orang pertama yang minta dihubungi sama Pak David?"

"Siapa?"

"Jessica Eonni, pacarnya Pak bosku, adiknya Charles Oppa."

Junghyun semakin terkejut, mengangkat alisnya. "Mwo?"

"Tambah aneh aja kan?"

"Jessica ngenalin kamu dong?"

"Enggak kok, aku kan telepon pake telepon rumah sakit dan ngaku suster rumah sakit. Aku langsung pergi setelah memastikan jika yang datang benar Jessica Cha Eonni, dan benar dugaanku, emang dia yang dateng."

"Semakin menarik..." Junghyun menyunggingkan bibirnya.

"Kak, aku tambah pusing sama kasus ini. Mana aku belum tidur dari kemarin."

"Apa? kamu belum tidur dari kemarin?" Junghyun memincingkan mata sipitnya.

Charice mengangguk. "Kakak nggak lihat ini kantong mataku? Rasanya ini ngantuk tapi nggak bisa tidur, mau tidur, tapi nggak bisa soalnya banyak pikiran...."

Charice menidurkan kepalanya ke meja membuat suara merintih pura-pura. "Hadeh... hidup aku gini amat ya.."

"Char...." Junghyun mendongakan kepala Charice. Ia menekan pipi Charice kedalam sehingga bibir Charice seperti ikan mas koki. "Ayo dong semangat!"

"Heh.... Capek! Uing... uing..."

"Emang ada ya orang nangis uing uing bunyinya?" Junghyun kembali menggoda Charice.

"Au ah Kak.."

"Kamu harus tidur Char, kalo kamu nggak tidur, nanti sakit loh?! Kalo kamu sakit nanti siapa yang bisa kakak uyel-uyel?"

"Ini lagi tidur kak, jangan diganggu ya... Zzzz...." Charice masih menidurkan kepalanya di meja dan seakan-akan mengorok.

Junghyun menggeleng-geleng kepala dengan kelakuan Charice yang ajaib. Bagaimana pun ia senang melihat keanehan dan kemanjaan yang ditunjukan Charice padanya.

***


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login