Baixar aplicativo
52.5% Pahlawan Gelandangan / Chapter 21: Kabar Buruk

Capítulo 21: Kabar Buruk

"Yang benar saja!?"

Kimansu berteriak panik. Informasi dewa itu telalu mengejutkannya, sampai-sampai dia lupa bahwa dia tidak boleh berisik.

"Ada apa, Suki?" Linx bertanya dari kejauhan.

"Tenang saja, perutku cuma mules!"

Kimansu jongkok di semak-semak. Ketika  dewa menghubunginya, komunikasi itu ternyata tidak bisa dia lakukan melalui pikiran. Dia harus bersuara seperti orang menelpon pada umumnya.

Namanya juga software bajakan.

Kimansu terpaksa pamit ke istrinya dengan alasan kebelet berak.

"Moshi moshi!" Si dewa menegur.

"Iya, aku mendengarmu. Kamu serius N.A.O mau mengirim orang-orang mereka ke Gardhas? Apa lokasiku ketahuan?"

"Jawabannya Iya dan tidak. Makanya aku ambil resiko menghubungimu."

"Apa tujuan mereka?"

"Tenang saja. Mereka tidak sedang mencarimu. Posisimu masih aman."

"Apa ini ada hubungannya dengan kasus suap menyuap?"

"Iya." Si dewa wibu menjawab tegas. Dia menceritakan fakta lain yang lebih mengejutkan dari sekedar berburu buronan.

N.A.O adalah perusahaan khayangan yang sangat besar. Perusahaan itu memiliki cabang di hampir semua dimensi parallel. Kalau ditanya berapa karyawannya, wuihhh ... tidak terhitung lagi.

Karena terlalu besar itulah para karyawan sering mencari gaji sampingan yang sebagian besar haram. Salah satunya adalah jual beli budak peliharaan. Mereka akan menculik ras-ras langka di suatu dunia untuk dijual ke dunia lainnya.

Bagaimana modus penipuannya?

Ketika sebuah dunia membutuhkan jasa N.A.O, perusahaan pasti mengirim tenaga survey dulu ...

"Sebentar ... sebentar ..." Kimansu memotong lagi. "Kok jadi mirip lembaga kredit?"

"Iya, kamu pasti bisa menebak apa yang akan dewa tukang survey itu lakukan. Mereka akan membuat laporan palsu dan ..."

"Menculik makhluk paling eksotis di dunia yang mereka survey?"

"Iya, benar! Kamu cerdas!"

Kimansu langsung gelisah. Dia tidak mau menebak-nebak arah pembicaraan si dewa wibu selanjutnya. Dia mulai berpikir bahwa skenarionya pasti dipenuhi kebetulan seperti di sinetron-sinetron kacangan.

Kimansu takut. Dia takut bahwa yang diincar para dewa penculik itu mungkin saja istrinya.

"Moshi-moshi." Si wibu menegur lagi.

"Oh maaf ... hmm ... apa dewa survey itu kuat-kuat?"

"Iya. Mereka tiga besar dewa tekuat selain dewa satpam dan dewa debt collector."

Kimansu menelan ludah ketakutan. Dia memberanikan diri bertanya lagi.

"Ras—ras apa yang mereka incar?"

Di balik pertanyaannya, Kimansu langsung berdoa. Dia semakin gelisah karena si dewa wibu terdengar membuka lembaran buku.

"Sebentar, aku cari dulu."

SREK!

SREK!

"Oh ketemu! Mereka mencari ras beastman paling langka!"

DEG!!!

Jantung Kimansu seperti ditendang. Yang dia tahu, istrinya adalah beastman paling langka di seluruh dunia. Celakanya lagi, Linx adalah satu-satunya ras Divine Blue Linx yang tersisa.

"Namanya ras Divine Blue ..."

DAG DIG DUG! DAG DIG DUG!

"Oh, bukan! Maaf, Divine Blue Linx betina itu bukan lagi spesies langka. Ada laporan munculnya seekor pejantan, hahahaha. Yang mereka incar sekarang itu spesies Gold Fenrir. Kamu mau membantuku?"

Airmata lega mengalir. Jantung Kimansu kembali berdetak normal setelah mendapat berita bagus. Dia bersyukur pernikahannya ternyata jadi penyelamat sosok loli yang kini resmi menjadi istri.

"Hei, Kimansu. Sebentar lagi sambungan ini berakhir. Kamu mau membantuku?"

"Oh iya, maaf .. maaf ... Aku siap membantumu apapun."

"Temukan Gold Fenrir itu duluan sebelum dewa surveyor menemukannya. Ini quest dariku. Sebagai hadiahnya, aku bocorkan cara mendapat skill istimewa. Setuju?"

***

Linx terlihat bingung. Kimansu tak mempedulikan ekspresinya dan tetap memeluk gadis itu.

"Kamu kenapa, Suki? Kok tiba-tiba memelukku?"

"Enggak apa-apa, aku masih belum percaya punya istri secantik kamu." Kimansu ngeles lagi.

Dan rayuan gombal itu ditanggapi Linx yang langsung membuka pakaian. Kimansu agak gelagapan ketika si loli itu mau menjentikkan jarinya.

"Kenapa, Suki?"

"Ehem ... kita tunda itu nanti. Kita kerjakan quest dulu. Setuju?"

Linx mengenakan lagi pakaiannya. Dia menatap Kimansu dengan wajah curiga.

"Kamu sering bersikap aneh. Kamu juga sering mengucapkan kata-kata aneh."

Kimansu pura-pura tuli. Dia berjalan pelan hingga menemukan sebuah gua. Dia berlagak sibuk di pintu dungeon itu karena Linx masih saja mencoleknya.

"Apa itu bumi? Dan apa maksud angka-angka yang kamu sebut waktu melempar batu ke omegra tadi? Aku bisa mendengarmu, tahu."

Keringat dingin menetes. Dengan terpaksa ... Kimansu ngeles.

"Bumi itu nama lain dunia khayalan. Aku selalu menyebutnya karena masih belum percaya seberuntung ini di dunia nyata. Jadi suamimu itu seperti mimpi, tahu."

"Ya ampun, Suki ..." Napas Linx langsung tersengal-sengal. "Dan angka-angka tadi?"

Kimansu merendahkan badannya. Dia menatap mata gadis itu dan memasang wajah seromantis mungkin.

"Itu seberapa banyak aku menyebut namamu di dalam hatiku, Linx. Sekarang sudah di hitungan ke 8.999."

"Suki ..."

Mata Linx semakin berkaca-kaca. Mau di bumi atau di dunia lain, ternyata kaum perempuan itu sama saja. Kimansu sampai heran darimana skill ngeles itu dia dapatkan

Jawabannya ...

PIP!

[Hyper-shameless level up!]


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C21
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login