Arya sudah berdiri tegak dengan memasang wajah seseram mungkin, bahkan dadanya sudag membusung dengan cepat.
"Hei kau! Tidak tuli bukan? Aku bilang hentikan! Jauhi Tetia!" ucap Arya dengan lantang.
Cambuk yang dipegang oleh Tetia tidak lagi menghantam permukaan gelembung biru yang mulai retak, dia mulai menoleh pada sumber suara yang memanggilnya.
"Mmm? Siapa kau?" Tanya Heidy mengernyit dengan sinis.
"Siapa aku itu tidak penting, dan kau tidak boleh mendekati Tetia! ATAU... AKU..."
"Atau apa!" Tantang Heidy yang mulai tertarik dengan perkataan dan sikap Arya yang terlalu berani.
Glek...
"Aku berhasil mengalihkan perhatiannya jangan sampai dia menghancurkan gelembung biru milik Tetia," batin Arya dia sedang bingung untuk membalas perkataan Heidy.
"Hmm... Kau ini seperti seekor tikus pengganggu, lebih baik kau tidak ikut campur atau aku yang akan memberikan pelajaran berharga untukmu!" ancam Heidy bersungguh-sungguh.