Makan malam berlangsung cepat, setidaknya Brama sudah tidak menunjukkan kekesalannya terhadap Irfan. Bahkan ia menanyakan luka Irfan yang sudah mulai sembuh.
Usai makan malam pun Irfan masih sibuk menonton acara kesayangannya.
"Masih nonton yah?" Rita mendekati Irfan yang masih serius memandang ke arah TV, Rita pun duduk disamping Irfan dan merangkul adiknya dengan paksa.
"Ahhh lepaskan, aku tidak bisa bernafas." Ucap Irfan kesal. "Bagaimana kalau besok kita tanding lagi, kalau ada satu pukulan yang mengenai kakak. Kakak akan ajak kamu ke taman bermain." Rita tersenyum lebar, Irfan menatap kegirangan.
"Janji? Kau tidak berbohong kan." Irfan menatap curiga, "Hei anak kecil. Kakak kamu ini sudah membolos dua hari demi kamu. Yahh kalau kamu enggak mau, kakak besok ke kantor..."
"OK!!" Irfan memotong dengan cepat, dan khawatir Rita akan berubah pikiran.
Terimakasih untuk yang sudah membaca sampai bab ini.
Jangan lupa untuk dukung saya. caranya.
1. Vote dengan Power Stone.
2. Berikan Review dan komentar anda.
3. Beritkan Rate bintang lima untuk bab yang sudah dibaca
4. Share Cerita ini pada teman dan keluarga ya.
Terimakasih :)
Find me on IG Sita_eh