Benedict terus melambaikan tangannya didalam mobil, matanya menatap sendu kearah wajah ibunya. Sepertinya dia tidak rela, jika dia harus terlepas dari ibunya. Dan harus menurut untuk ikut bersama dengan Calvin.
"Ben ... Ingat kau tidak boleh nakal. Dan menurut-lah dengan ucapan ayahmu." Luna berseru dari kejauhan.
"Aku akan menelponmu... Sayang."
Mobil merah itu perlahan sudah meninggalkan kediaman rumah, Luna pun juga harus bergegas untuk pergi. Baru saja ia membalikkan badannya, wajah Nyonya Pots dengan keriputnya yang teramat banyak, mengagetkannya dan sedikit membuatnya terperanjat bingung.
"Nyonya Prime." Ucap Pots, dan memberikan sebuah kunci dan tas hijau kearah Luna. "Anda pasti akan memerlukan ini."
"Ahh.. Pots, terimakasih. Kau sudah membawakannya untukku." Luna menerima pemberian Pots, tidak menyangka kalau Pots akan tahu kalau dia akan mencari kunci mobil dan tasnya.
***