Sedangkan di dalam mobil, Ana merasa bahagia mengingat ekspresi Shasa dengan neneknya yang sudah mulai menerima dan bersikap hangat serta lembut padanya.
'Aku tidak perduli mereka palsu atau asli, yang penting mereka tidak lagi menyambutku sebagai musuh.' Batin Ana sambil tersenyum manis.
Di tengah jalan ia tidak sengaja melihat anak lelaki sedang berlari lalu jatuh. Seketika itu hatinya terenyuh lalu meminta supir berhenti.
"Tunggu di sini!" Ucap Ana setelah mobil itu berhenti.
"Baik Ny. " Sahut pak Supir.
Tidak lama setelah itu, Ana keluar dari mobil lalu menghampiri anak lelaki yang masih duduk dengan putus asa melihat luka di lututnya.
"Apa kamu baik-baik saja?" Mendengar suara Ana, anak lelaki itu pun mendongak dengan tatapan bingung.
"Anda siapa? " Tanya anak lelaki itu.