"Ha ha ha ... Kakaku itu terlalu sibuk, apalagi sebentar lagi dia harus mempersiapkan pesta pertunangannya dengan Ceo MH Grup jadi aku rasa dia gak akan ada waktu". Dengan bangga Cantika menekankan kata Ceo MH Grup membuat semua orang yang mendengarnya merasa iri. Bagaimana tidak iri secara Ceo MH Grup terkenal pembisnis nomor satu di negaranya selain itu dia juga sangat tampan.
"Waooo ... Beruntung sekali kakakmu mendapatkan dia, jangan lupa mengundangku ya nanti". kata Violin dengan bangga.
Mendengar cerita Cantika, Ana mulai hilang ketenangan, secara dia tahu betul siapa lagi Ceo MH Grup kalau bukan Alvin Mahendra. Ana pun bangun dari duduknya.
"Maaf saya sudah selesai makan jadi permisi". ucap Ana.
Ana meninggalkan kantin dengan perasaan yang rumit, dia tau siapa kakaknya Cantika, dia adalah Putri Maharani, dia cantik dan sukses di industri Fashion jadi wajar dia beranggapan akan kalah jika memiliki saingan romantis seperti Putri.
Dengan Putri sebagai calon tunangan nya Alvin, maka itu akan tampak sempurna di mata publik. Mereka cocok satu sama lain dari segi status dan penampilan. Setidaknya itulah pikiran Ana saat ini.
Violin merasakan kemenangan ketika dia melihat wajah kesal Ana, dia kira itu karena surat undangannya, yang tidak dia tau adalah perasaan Ana rumit itu karena perkataan Cantika.
"Ms. Ana, kamu serius akan datang ke pesta pernikahan Violin dan Aldi?". tanya Naya yang sedari tadi memperhatikan Ana.
"Tentu". kata Ana dengan tenang. "Menurutku sih, datang ke pesta mantan itu gak ada yang baik akhirnya". lanjut Naya mencoba mengubah pikiran Ana. Dengan senyum Ana berkata,
"Aku sudah diundang jadi aku harus datang".
Naya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menarik nafas dan berharap Ana akan baik-baik saja, karena bagaimanapun juga Naya menganggap Ana adalah seniornya yang paling baik.
Sore Hari di kota Jakarta. Ana menerima pesan dari ibunya untuk pulang kerumah. Setelah selesai mengajar Ana mengendarai motor beatnya ke arah rumah Ibunya. Tidak butuh waktu lama, Ana akhirnya sampai di depan rumah ayah tiri nya.
Saat memarkir motor nya, Ana merasa bingung karena dia melihat banyak orang dirumah itu. Perlahan Ana masuk kedalam, dia melihat Ibu dan keluarga besar Ayah tirinya berkumpul di ruang keluarga.
"Assalamualaikum". ucap Ana memberi salam. Mendengar salam itu, Semua orang menoleh ke arah Ana.
"Waalaikumsalam, Ana ayo kisini". seru Ibunya sambil tersenyum bahagia. Ana duduk di dekat Ibunya dan bertanya.
"Bu, ini ada acara apa ya?".
"Kamu tidak melihat rumah dihiasi dan banyak hadiah di ruangan ini, tidak bisakah kamu menebak kalau Shasa kecil kita yang cantik dan imut ini sebentar lagi akan dilamar oleh kekasihnya yang kaya raya". ucap Nenek dengan bangga.
"Oh begitu, Alhamdulillah saya ikut senang, selamat ya Sha, semoga kamu bahagia". ucap Ana dengan senyuman yang tulus.
"Jelaslah saya pasti akan bahagia, wanita mana yang tidak akan bahagia bisa menikah dengan lelaki tampan dan kaya seperti kak Bojez, tidak seperti seseorang yang pernah menikah dengan orang yang tidak jelas tapi diceraikan, giliran mau nikah lagi malah di tinggalin sebelum akad. Uuuhhh itu menyedihkan". ucap Shasa dengan nada menyindir.
Ana langsung mengerti dengan sindiran Shasa, tapi sayangnya dia bukan Ana yang dulu bisa di buli begitu saja, dia tetap tenang dan mempertahankan senyumannya.
"Oh ya Ana, kemarin Lisa menerima undangan dari teman kampusnya dulu, katanya yang akan menikah dengan temannya itu adalah Ceo Aldi mantan tunanganmu, benar tidak?". tanya salah satu tetua di keluarga itu .Karena semua orang di keluarga itu tau kalau Ana hampir menikah dengan Aldi makanya mereka penasaran ingin tau kebenarannya.
Ana tersenyum dan menatap kearah tetua itu "Iya bibi, apa yang dikatakan Lisa itu benar". Semua orang terkejut dengan berita itu, dan tidak menyangka Aldi secepat itu mendapat pengganti.
"Itu artinya Aldi punya mata yang bagus, dia tau mana yang layak dan tidak, apalagi saya kenal dengan kak Violin calon istrinya, dia cantik, baik dan berasal dari keluarga yang baik, jadi wajarlah dia bersama Aldi mereka tampak serasi". lanjut Shasa dengan bangga.
Ibu Ana menatap ke arah anaknya mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Mmm sayang, ibu memintamu kesini untuk membantu persiapan pertunangan Shasa, kamu harus menyediakan waktu untuk itu bagaimana?". Ana tersenyum ke arah ibunya sambil berkata,
"Tentu aku akan membantu apa yang bisa aku bantu".
"Bagus kalau begitu, bagaimana kalau malam ini kamu menginap disini sekalian kamu bisa melihat calon tunangan Shasa". saran Ibu nya.
"Dia tidak boleh menginap malam ini, karena saya khawatir dia akan kegatelan nanti menggoda calon suami Shasa". ucap nenek seraya menatap jijik kearah Ana.
"Ibu jangan bicara seperti itu, bagaimanapun juga Ana adalah kakaknya Shasa jadi tidak mungkin dia melakukan itu". ucap Ayah tiri Ana mencoba membela Ana seperti biasa.
"Tidak apa-apa Ayah, saya juga tidak bisa menginap malam ini". sahut Ana.
Setelah itu Ana menatap ke arah Ibu nya sambil memegang tangan Ibu nya.
"Bu, aku akan membantu persiapan pertunangan Shasa tapi aku minta maaf tidak bisa menginap malam ini karena aku banyak kerjaan di kos".
Ibu nya hanya menganggukkan kepalanya karena menurut nya itu lebih baik. Selesai sholat magrib Ana langsung pergi dari rumah itu, dan kembali ke kosnya. Tepat saat dia sampai di kosnya. Ana terkejut melihat Alvin berdiri di samping mobilnya, tepat di depan gerbang kos nya.