Baixar aplicativo
80% Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT) / Chapter 56: Said dan Tuti (bagian3)

Capítulo 56: Said dan Tuti (bagian3)

Keesokan harinya, Said telah menjemput Tuti kerumahnya, mereka berangkat bersama-sama ke kota dimana mereka menempuh pendidikan. Mereka asyik berbincang-bincang di sepanjang jalan, sehingga mereka tidak merasa mereka sudah hampir sampai ke kota itu.

"Tut... dari lokalmu ada berapa tenda? "

"empat .. tiga cewek, satu cowok" Jawab Tuti.

"Aku juga empat, tapi cewek semua, aku digabungkan ke lokal lain" kata Said.

" Aku nggak nyangka, kuliah di PGSD serasa masih jadi siswa aja, kelas nggak berubah, teman itu-itu juga, bukan kita yang nyari dosen ke kelasnya, dosen yang masuk ke kelas kita, kayak masih SMA , trus... tiap senin pagi upacara bendera, untung aja kampus kita terpisah dari jurusan lain, kalau nggak kan bisa diketawain. " gerutu Said.

"Masak Upacara bendera tiap senin diketawain? Harusnya kita bangga dong.. jurusan kita beda dari jurusan lain. Lagi pula itu kan bagus, lebih disiplin, sebab kita akan menanamkan disiplin sejak dini pada anak didik kita nanti" Kata Tuti menjelaskan.

"Memangnya kamu nggak senang, kuliah di sini? " Tanya Tuti lagi.

" Asal bersamamu aku senang" jawab said.

" Yaelah... gombal " kata Tuti mengejek.

Said hanya diam mendengar perkataan Tuti.

Di jurusan mereka lebih banyak perempuan, laki-laki adalah makhluk yang langka, tapi sejauh ini, Said belum bisa berpaling dari Tuti, padahal di lokalnya hanya ada dua orang laki-laki, sehingga dia yang paling ganteng di kelasnya. Sementara Tuti masih saja tidak menunjukkan bahwa dia memiliki perasaan pada Said.

Tapi kali ini, Said ingin memastikan status mereka, tidak bisa ngambang seperti ini. Dia ingin tau bagaimana perasaan Tuti yang sebenarnya pada dirinya.

Said meminggirkan mobilnya dan berhenti.

" Ada apa? " Tanya Tuti.

"Aku capek " jawab Said.

"Ooo.. aku punya bekal" Kata Tuti sambil mengeluarkan bekalnya.

"Aku ingin kepastian" kata Said lagi.

"Apa? " Tanya Tuti kaget karna heran.

"Aku menyukaimu, maukah kau menjadi pacarku? "Tanya Said serius.

Tuti terdiam karna semakin kaget, dia tak menyangka Said akan menembaknya secara mendadak kayak ini, nggak ada romantis-romantisnya, tapi dia senang juga, karna dia juga menyukai pria ini. Tapi dia masih ragu, karna usia mereka berdua masih muda untuk pacaran.

" Kamu nggak ingat, sama pasal yang di buat para senior.?

1. senior selalu benar

2. junior selalu salah

3. jika terjadi kesalahan kembali ke pasal satu

4.junior milik senior. " Tuti mengingatkan pasal itu.

"Berarti kamu udah siap kehilanganku? dan melihatku ada disisi orang lain serta tak bisa se akrab ini lagi denganmu? "Tanya Said.

" Nggak.. " jawab Tuti khawatir. Said sebenarnya ingin tertawa melihat wajah gadis itu yang tampak cemas. tapi dia berusaha untuk serius.

"Aku nggak peduli dengan pasal konyol itu. Jika junior milik senior, aku bakal lepas ke para senior nih.. secara.. di jurusan kita cowok sangat sedikit kan? Aku juga termasuk yang paling ganteng diantara mahasiswa di sini. jadi.. bisa jadi aku bakal menjadi milik mereka " Jawab Said kepede an.

Tuti hanya terdiam.. melihat itu Said berkata lagi..

"Jadi gimana nih... mau nggak? " Kata Said dengan nada usil.

" Kok kamu nembaknya gitu sih? Nggak ada romantis - romantisnya, jadi kesal, padahal kamu tau kan ini cinta pertamaku? " kata Tuti kesal.

"Jadi kamu mau yang romantis nih? mau yang gimana? " Tanya Said nyengir sambil mendekat.

" Oop.. jangan macam-macam" kata Tuti cemas, tangannya bersiaga seperti memasang kuda-kuda, hendak menonjok Said jika berbuat macam-macam. Said malah tertawa.

" Katanya mau yang romantis.. "

"Bukan kontak fisik... " kata Tuti agak takut, kalau-kalau cowok ini nekat juga.

"Ya baiklah " Kata Said kecewa. " Tapi.. kau. menerima ku kan? " tanya Said berharap.

"Iya.. " jawab Tuti tertunduk malu

"Benaran? alhamdulillah... makasih sayang.. " Kata Said tak percaya Tuti menerimanya.

" Iiii.. jangan panggil sayang-sayangan.. aku geli " jawab Tuti.

"Ya ampun.... Apa-apa dilarang" Katanya kecewa.

"Belum waktunya.... Yuk jalan " Ajak Tuti santai.

" Apa-apaan ini? kok jadian kayak gini" kata Said cemberut.

"Habis... nembaknya juga kayak gitu" Jawab Tuti manyun.

Sebenarnya Said ingin melakukan penembakan dengan romantis, ya.. kayak di kasih bunga bunga gitu, tapi kali ini dia melakukan serangan fajar, soalnya besok bakal ada kegiatan Kemah Bakti Mahasiswa, kegiatan ini bergabung dengan jurusan lainnya di Fakultas Ilmu pendidikan kampus ini. Jika cuma Anak-anak PGSD, Said nggak terlalu Khawatir, tapi jurusan lain kebanyakan cowok, bisa jadikan salah seorang kecantol sama Tuti yang imut ini. Jadi dia melakukan serangan fajar pada Tuti sebelum acara KBM dimulai.

Sesampai dia di kos Tuti, Said membantu Tuti menurunkan barang-barang nya, teman-teman kos Tuti langsung keluar, Cuci mata, Wajah Said dapat menyejukkan pikiran mereka yang suntuk beberapa hari nggak ada kegiatan.

Tuti telah terbiasa dengan ulah teman-temannya yang seperti itu.

Tapi entah kenapa saat ini dia agak risih dengan ulah teman-temannya yang terlalu akrab dengan Said. Said dapat melihat hal itu, dia tidak ingin membuat Tuti menjadi cemburu padanya. Akhirnya dia buru-buru meninggalkan kos Tuti.

........

Esok harinya, mereka telah bersiap-siap berangkat ke lokasi tempat mereka melakukan kegiatan. meskipun tidak satu Bus, tapi Said tetap mengutamakan Tuti terlebih dahulu, baru menyelesaikan urusannya.

Ternyata yang di takutkan Said benar, senior dari jurusan AIP terpesona pada kekasihnya ini, seandainya dia belum menyatakan perasaannya, mungkin dia akan galau setengah mati, tapi sekarang dia sedikit lega, karna Said tau Tuti cewek setia.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C56
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login