Besok paginya mereka mulai berangkat menuju desa mereka, mereka singgah terlebih dahulu di rumah Alma, mengantarkan pesanan Neneknya. Ternyata Danar ada di sana, pemuda itu nyengir kuda melihat kedatangan mereka.
" Kenapa kau ada di sini? " Tanya Bayu heran.
" Aku dinas di sini" Jawab Danar sambil membanggakan diri.
"Apa? " Tanya Claudy dan Bayu serentak..
" Bagaimana bisa? " Tanya Bayu lagi.
" Apa lagi-lagi kau menggunakan kekuasaan orang tuamu? " Tanya Claudia.
" Sembarangan.. aku bukan anak kecil lagi tau? " Jawab Danar kesal.
melihat Danar yang kesal, mereka tertawa. .
Tak berapa lama kemudian, mereka pamit pulang.
" Kau.. jangan lama-lama di rumah adikku" Kata Bayu sedikit kesal.
" Dasar... seperti kau tak pernah muda saja" Jawab Danar..
" Apa kau pikir aku sudah tua hah? " kata Bayu kesal. Ketiga orang itu tertawa..
.....
Tak lama kemudian, Mereka sudah sampai di rumah mereka, tapi sayangnya Mbok Yem dan Inah lebih memilih untuk tinggal di Pustu dari pada di rumah baru Claudia. Mereka akan datang pagi-pagi sekali untuk beres-beres dan pulang pada malam hari, maklum jaraknya cukup dekat. hanya beberapa meter. Claudia pun tidak terlalu jauh untuk pergi bekerja.
...
Sejak insiden 'angus dikit' itu, Claudia dengan tekun belajar memasak, saat ini dia sudah bisa membuat masakan kesukaan suaminya. Bayu kaget melihat perkembangan Claudia, dia senang dengan kemajuan istrinya dan sering ikut serta membantu istrinya di dapur meski hanya memeluknya dari belakang.
" Apa yang kau masak? " tanya bayu seolah berbisik di telinga Claudia sambil memeluknya dari belakang.
" Aku sedang membuat masakan kesukaanmu, dendeng balado" Jawab Claudia.
Bayu masih nempel di punggung Claudy, tangannya masih melingkar di pinggang istrinya, dia mencium leher Istrinya sehingga membuat bulu roma Claudy berdiri.
" Mas... bisakah kau tidak menggangguku? Nanti semua masakan ku berantakan, lantas kau akan makan apa? " Kata Claudy, agar suaminya tidak mengganggunya saat ini.
" Aku akan memakan dirimu" Jawab Bayu genit.
Claudy terdiam mendengar perkataan Suaminya, perkataan itu seolah seperti sebuah rayuan.
" Mas.. aku serius.. " Kata Claudy, sambil mengeluarkan dendeng dari minyak panas, ketika dia akan memasukkan cabenya, Bayu menahan tangannya dan mematikan kompor, dia mengangkat dagu Claudia seraya berkata " Aku juga serius" dan melumer bibir Istrinya.
....
waktu pun berlalu, beberapa bulan kemudian mereka menerima kabar dari Alma bahwa dia akan menikah dengan Danar.
" Ternyata Danar serius juga dengan Alma" Kata Claudia senang.
" Syukurlah" Kata Bayu.
"Ya.. Syukur sekali " Jawab Claudy.
Bayu hanya diam, ternyata istrinya tak paham maksudnya, jika Danar belum menikah, bisa jadi dia akan menggoda Claudy lagi, untung saja dia terpesona dengan wanita lain.
seperti yang di janjikan Claudia, dia akan menginap di rumah Alma waktu pernikahannya, tentu saja Bayu tidak mau melepas istinya menginap sendirian dirumah sepupunya yang akan menikah dengan mantan pacar istrinya. dan akhirnya dia ikut menemani, meskipun nantinya mereka akan tidur berhamparan di ruang tengah layaknya pengungsi yang terkena bencana, tapi itu suatu kenangan yang sangat mengasyikkan.
kali ini Ari juga datang dari Bukittinggi, waktu pernikahan Claudia, Ari sedang dalam masa ujian mid semester, jadi dia tidak bisa hadir, tapi saat ini dia tengah libur semester, jadi dia bisa hadir di sini.
" Uni.. ini ada titipan dari nenek" Kata Ari sambil menyerahkan bungkusan. Claudy mengendus bungkusan itu, lalu tersenyum gembira karna dia sudah tau apa isinya.
" Mana buatku? " Tanya Alma.
" Jangan khawatir uni... nenek tak akan lupa padamu , dia bahkan mengirim beberapa kilo untuk pernikahanmu" Kata Ari lagi.
" Oh ya Uni.. maaf ibuku tak bisa hadir, dia tidak bisa meninggalkan nenek sendirian" Kata Ari sedikit menyesal.
" Ya, tidak apa-apa.. aku paham. " Jawab Alma sambil menepuk pundak adiknya.
....
Akhirnya, setelah pernikahan Alma selesai, mereka kembali lagi ke desa mereka.
Dalam perjalanan Claudy hanya terdiam. melihat itu, Bayu berfikiran untuk sedikit menggodanya.
" Apa kau sedih mantan pacarmu menikah dengan temanmu? " Tanya Bayu. Claudy sedikit cemberut dan berkata.
" Tadi Ian menelfon, Anak mereka sudah lahir, laki-laki.
" Benarkah? kapan? " Tanya Bayu senyum.
" Sudah seminggu yang lalu. " Jawabnya sambil menunduk.
melihat ada yang salah, Bayu menghentikan mobilnya, memandang wajah istrinya.
" Kau kenapa? "Tanya Bayu, lembut.
" Kita menikah sudah berbulan-bulan, tapi kenapa aku... " perkataan Claudy terputus dia memegang perutnya. Bayu paham dengan apa yang akan di katakan Claudia.
" Sabar saja.. mungkin belum waktunya, kita berdo'a saja ya! Aku akan lebih giat berusaha" kata Bayu dengan senyuman jahil. akhirnya Claudy tertawa mendengar perkataan suaminya.
Sebenarnya Bayu saat ini mempunyai sedikit masalah di kantornya, seorang pengusaha sedang berusaha mengambil alih sebagian tanah desa dengan tujuan ingin membangun sebuah pabrik di desa itu. Pengusaha itu sedang gencar-gencarnya menghasut warga agar mau melepas tanah mereka dan meng iming-mingi warga desa dengan kehidupan yang lebih layak.
Bayu dengan berusaha keras membangkitkan kesadaran warga agar tidak melepas tanah mereka, dan membayangkan hal buruk yang akan terjadi bagi desanya itu, selain polusi udara, polusi tanah dan air pun, tak akan bisa di hindari.
Hal ini membuat kaki tangan pengusaha itu menjadi geram, karena usaha mereka di halang-halangi oleh Kades ini, meskipun mereka telah berusaha membujuk rayu sang Kades, namun keteguhan sang Kades tak terpatahkan.
" Biar ini menjadi urusanku" Kata Pengusaha tersebut.
" Kalian memang tak berguna, hanya menghadapi seorang kades dari sebuah desa kecil, kalian tidak becus" Kata orang itu geram.
Akhirnya, dia mencari tau tempat tinggal Kades tersebut, dan menemukannya.
Malam ini dia akan mengunjungi Kades itu untuk bernegosiasi, dia menekan bel rumah itu dengan kesal.
Begitu pintu di buka, wajah pria yang tadinya kesal seketika berubah menjadi tenang.
" Ada yang bisa di bantu? " Terdengar suara lembut menyapanya.