Baixar aplicativo
41.42% Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT) / Chapter 29: cemburu ( bagian 1)

Capítulo 29: cemburu ( bagian 1)

Melihat mama Claudy yang kaget, papanya bertanya?

"Kok kaget sih ma? " tanya heran dan kembali menjalankan mobilnya.

"Claudy kan masih kecil pa... lagi pula Angga juga belum nikah " Jawab mamanya.

"Angga kan akan nikah tahun ini ma, sekalian aja sama Claudia. Claudy bukan anak kecil lagi... lagian dia perempuan, tinggal sendirian lagi, kalau udah nikah kan ada yang jagain ma" Jawab papanya.

" Lihat nanti aja lah pa".sambung mamanya lagi.

......

Satu minggu kemudian, bertepatan di hari Sabtu.

Pagi itu, Claudia bersiap-siap untuk berangkat, Hari ini dia akan berangkat ke Rumah Sakit Umum Daerah yang terletak di Ibu Kota Kabupaten yang berjarak hampir 70 km dari desa mereka untuk mengikuti suatu acara, yang diadakan oleh dinas kesehatan, Untung saja minggu lalu orang tuanya telah mengirimkan mobilnya ke sana. dan itu sangat membantu saat ini. Awalnya Bayu menawarkan bantuan untuk mengantar, tapi gadis ini menolaknya, karna dia tidak tau acara itu akan selesai pukul berapa, dan Bayu akan menunggunya sendirian.

Sesampainya disana, dia telah bergabung dengan petugas kesehatan lainnya, dia duduk di dekat seorang wanita, dan mereka saling berkenalan. Ternyata dia adalah salah seorang dokter , dan dinas di RSUD tersebut. Dan namanya adalah Alma. Alma tiga tahun lebih tua dari Claudy.

Setelah saling kenal, dan menanya alamat masing-masing, akhirnya Alma bertanya.

"Jadi.. kalau kamu dinas di desa itu, berarti kamu kenal dengan Bayu? "

"I ya.. " Jawab Claudy.

"Apa dia masih ganteng kayak dulu?" Tanya Alma lagi.

Claudy hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. Hatinya sedikit terguncang mendengar hal itu, seorang wanita cantik, sedang memuji kekasihnya.

" Bagaimana kamu bisa mengenalnya?" Tanya Claudy agak gugup.

" mungkin akulah perempuan yang paling mengenalnya, aku tau makanan kesukaannya, warna favorit nya, ukuran sepatunya.. tapi ukuran dulu, sekarang tidak lagi. jawab perempuan itu.

Mendengar itu hatinya serasa terbakar, dia baru sadar, dia tidak tau apapun mengenai Bayu, Apa makanan kesukaannya, warna favorit nya, atau apaun itu. Claudy terdiam untuk sesaat.. sementara wanita itu terus berceloteh mengenai Bayu, Claudy hampir tak tahan mendengar semua itu, mendengar semua tentang Bayu dari mulutnya.

" Bayu itu aneh, dia paling nggak suka sayur, tapi.. paling doyan sayur kangkung sambal terasi. dia paling suka lauk yang di goreng, baik itu ikan, ayam, bahkan daging, kayak dendeng gitu, dia sangat suka sekali dengan yang pedes pedes.. .trus..dia sangat suka warna yang agak gelap seperti coklat, dongker, hitam. karna cocok dengan kulitnya yang kuning." Wanita itu bercerita penuh semangat, akhirnya Claudy benar-benar tak tahan lagi mendengarkan ocehan wanita itu.

" Maaf... aku mau ke toilet... udah nggak tahan lagi." katanya sambil menepuk lembut tangan wanita itu, agar dia berhenti bicara, dan Claudy langsung berdiri, perempuan itu pun berdiri.

"Biar kuantar" katanya ramah.

"Tidak usah repot, terima kasih " Jawab Claudy sambil tersenyum.

" Toilet ada di sebelah sana.. " jawab perempuan itu.

" Terima kasih banyak.. " kata Claudy dan langsung bergegas ke arah yang di tunjuk Alma.

Sesampai di toilet dia menenangkan diri, nafasnya sedikit sesak, dia mencoba mengendalikan emosinya, setelah hatinya agak tenang, dia keluar, ternyata Alma telah menunggunya di luar dengan senyuman..

Claudy sedikit kaget, dan bertanya. " Kenapa kamu ada di sini? "

"Aku khawatir, karna kamu terlalu lama, takut terjadi apa-apa. " Kata Alma sambil tersenyum, senyumannya sangat manis dan begitu tulus, ' Tidak mungkin Mas Bayu tidak menyukai wanita ini, dia begitu sempurna, baik, ramah, cantik, tinggi.. pokoknya begitu sempurna,' batin Claudy, Claudy merasa jauh di bawah nya.

Claudy terpaksa kembali mengikuti Alma, karna tidak mungkin dia menjauhi nya tampa alasan.

" Bagaimana kamu bisa mengenal Mas Bayu?" tanya Claudy hati-hati.

"Mas...?" Tanya Alma lagi.

"Usianya jauh lebih tua dari ku, mangkanya aku memanggil dia ,Mas. jawab Claudy.

"Kalau gitu, kamu juga harus memanggilku kakak.. " Kata Alma lagi, "karna aku seusia dengannya. " sambungnya sambil nyengir.

"Baiklah kak" Jawab Claudy sedikit canggung.

mendengar itu Alma tertawa. lalu menjawab pertanyaan Claudia.

"Kami satu sekolah dari SMP sampai SMA. dan selama enam tahun itu, dia tinggal di rumahku. " kata Alma.

'Enam tahun tinggal bersama? tidak mungkin mereka tidak akan mempunyai perasaan apapun. Bayu adalah lelaki ganteng, pintar, baik, sementara Alma adalah gadis cantik, baik, ramah dan menarik. sungguh pasangan yang sempurna, apalagi tinggi mereka hampir seimbang, benar-benar pasangan serasi' batin Claudi. Dibanding dengannya, jika berada disamping Bayu, Alma lebih serasi, Claudy hanya setinggi dagu Bayu, sementara Alma hanya berbeda sedikit dari Bayu. Entah kenapa, wajah mereka juga terlihat agak mirip, kata orang.. kalau ada kemiripan, pertanda jodoh. Claudy semakin sibuk dengan pikirannya, sehingga dia tidak tau acara yang di ikutinya mengenai apa.

"Apa kamu pacaran sama Mas Bayu? " Tanya Claudia agak canggung.

Mendengar itu Alma tertawa, "Aku tidak pacaran dengannya, dia belum pernah punya pacar, tapi dia pernah berkata dia akan selalu menyayangiku sampai kapanpun.. "Kata Alma sambil tertawa.

Mendengar itu, Claudy terdiam, tertunduk sambil tersenyum kaku, tapi sayangnya Alma tidak melihat ekspresi wajah Claudy.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C29
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login