Qi Feng membalikkan kursi rodanya dan ke luar.
"Kamu mau ke mana?"
Gu Lingsha tidak peduli dengan air mata di wajahnya. Ia tiba-tiba menopang dirinya dan melihat Qi Feng pergi.
"Tidurlah dulu. Aku masih harus menangani beberapa dokumen. Shasha, kuharap kamu juga bisa tenang. Pikirkan tentang itu. Yang kita butuhkan saat ini adalah menjadi tenang dan punya harapan," kata Qi Feng, kemudian sosoknya perlahan menghilang di balik pintu.
Gu Lingsha tercengang. Setelah beberapa saat, Gu Lingsha terisak...
…
Matahari sore sangat menyilaukan. Angin sepoi-sepoi berdesir menembus hutan bambu. Saat menyentuh wajah seseorang, rasanya sangat menyegarkan.
Ketika Mu Lingshi masuk ke Rumah Teh Bambu, dari kejauhan ia melihat Gu Qiwu yang duduk di sudut dekat jendela.
Sepertinya Gu Qiwu telah menunggu cukup lama. Pria itu sedang menyeduh teh, dan ada kue-kue lezat di atas meja.
"Silakan duduk."