"Ugh"
Azazil merasakan kepalanya berputar dan terasa sakit dikepala, menggunakan tangan kanannya untuk memegang kepalanya.
"Eh! Apa ini ?"
Azazil meraba-raba benda yang berada di kepalanya, dia merasakan keras benda itu dan ujungnya terasa tajam menempel di kepalanya.
"Ini seperti ....Tanduk !"
Dia segera meraba-raba tubuhnya dan memeriksa penampilannya, kulit hitam dan merah, sayap naga dan sepasang tanduk.
"Hehehe...Ini pasti mimpi, tidak mungkin aku mengalami reinkarnasi,"
"kalau aku menampar diriku pasti tidak akan sakit"
"Owwwww !"
Azazil merasakan sakit di pipi kanannya lalu menggosok pipinya untuk meredakan rasa sakit.
"Jadi ini kenyataan bukan mimpi"
Dia panik karena kematiannya itu benar dan dia bereinkarnasi ke dunia yang tidak diketahui dengan tubuh yang dia desain sendiri, dunia kemungkinan sangat berbahaya.
"Huuuuu Ahhhhh.... Tenang, tenang, Panik tidak akan membantu aku harus mencari desa atau kota untuk mencari informasi"
Azazil mulai menenangkan dirinya dan mulai berpikir bagaimana bisa keluar dari sini, di sekitarnya hanya ada hutan lebat dan aku rasa bahwa hutan ini yang luas.
Tidak memiliki informasi sama sekali dia menjadi bingung dengan lokasinya berada dimana dan harus pergi ke arah mana.
"Ke utara aja master"
"Selatan saja Master"
"Barat lebih menyakinkan"
"jangan sok tahu kamu, tenggara itu jalan yang benar"
"Kalian ini timur yang paling benar"
.
.
.
.
Pemikiran Azazil pecah setelah mendengar berbagai suara itu, jumlah suara itu menandakan bahwa ada sembilan orang dan mereka semua memanggilnya master.
Siapa mereka? Azazil bingung dengan suara itu yang memanggil master yang kemungkinan dia yang mereka sebut.
'Sembilan suara, Mereka memanggilku master, mungkinkah mereka [Hydra Nine Head Tails]'
'Jika itu benar berarti mereka sesuai dengan deskripsinya, tapi mereka cerewet sekali'
Azazil merasa sedikit kecewa dengan mereka, Apa yang dibayangannya adalah mereka sangat pendiam dengan wajah mengerikan, bukannya banyak bicara.
Tidak ada yang bisa dia lakukan tentang hal itu,dia cuman bisa berharap bahwa mereka berguna baginya.
Membuat ekpsresinya kembali normal Azazil membuka mulutnya dan berkata "Apakah kalian [Hydra Nine Head Tails]....?"
"Ya master"
"jadi saya benar,"
"[Hydra Nine Head Tails] Tunjukkan wajah kalian di hadapanku"
"Siap master"
Azazil memerintahkan mereka dengan suara yang tegas, dan [Hydra Nine Head Tails] mendengar perintahnya dengan patuh.
Sesuai dengan perintah Azazil mereka menampakkan wajah mereka yang memiliki bentuk kepala ular yang besar yang berjumlah sembilan dan muncul dari belakang Azazil.
"Ada apa master ?" Salah satu kepala bertanya.
Azazil merasa bahwa kepala lainnya memiliki tatapan tanya di mata mereka.
'Mungkin itu hanya perasaanku'
"Ehem... Aku hanya ingin melihat Ekorku yang hebat" Azazil berkata dengan asal.
"master pasti merujuk padaku"
"tidak mungkin, adanya aku"
"pasti aku"
.
.
.
.
.
"Bisakah kalian diam"
Azazil merasa menyesal karena telah memuji mereka, dengan pujian kecil saja mereka sudah gaduh, dia merasa khawatir terhadap dirinya dengan adanya mereka.
Mereka dengan patuh menutup mulut mereka tapi mata mereka miliki kilat saat menatap satu sama lain.
'Apakah aku akan baik-baik saja'
Azazil menjatuhkan kepalanya ke telapak tangan, merasa khawatir dengan masa depannya yang seketika menjadi suram. Dia mulai menyesali keputusannya untuk mengganti ekor reptinya dengan mereka. Sayang sekali tidak ada obat penyesalan di dunia ini.
Dia hanya bisa menerima nasibnya dan menjalani hidup dengan semestinya.
" Kalian boleh kembali dan tidak ada yang berbicara "
"Siap master"
Azazil mulai memikirkan kembali arah mana yang akan dia ambil, dengan tidak adanya pengetahuan tentang dunia ini terutama lokasinya berada setiap jalannya yang diambil hanya bisa mengandalkan keberuntungan.
'Keberuntugan'
Azazil memiliki senyum cerah diwajahnya mengingat bahwa dirinya mempunyai keberuntungan yang tidak terbatas.
Dia menjadi lebih percaya diri dengan jalan yang akan dia ambil.
'Dengan keberuntunganku, aku pasti akan dengan mudah menemukan peradaban"
Azazil memiliki kepercayaan yang tinggi saat mengambil jalan acak.
Sedangkan [Hydra Nine Head Tails] Memiliki ekpsresi bingung dengan jalan acak yang Azazil pilih tapi mereka tidak menyuarakan kebingungan mereka dan hanya percaya dengan master mereka.
Karena mereka memiliki kesetian mutlak apa saja yang diperbuat dan diperintahkan Azazil mereka pasti akan mengikutinya bahkan jika itu akan membunuh mereka.
Tunggu, Mereka kan tidak akan bisa mati kecuali Inang mereka mati dan Azazil tidak akan mati selama Inti dungeon tidak hancur dan lagi Inti dungeonnya kan tidak bisa dihancurkan.
Jadi, Mereka tidak akan bisa mati bahkan jika mereka mencari segala cara.
Mereka tidak akan tahu tentang hal itu sampai Azazil mengatakannya kepada mereka.
Dan waktu Azazil memberitahu mereka adalah tidak diketahui.
"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"
Azazil berjalan lurus menembus hutan selama setengah jam tapi masih tidak menemukan akhrinya.
' Seberapa luas hutan ini ? Sejak tadi aku belum menemukan ujungnya'
Azazil mulai frustasi dengan keadaan ini, Selama setengah jam dia berjalan bahkan kadang kdang berlari masih tidak menemukan ujung hutan ini.
Selama setengah jam itu, dia menemukan berbagai hewan yang memiliki bentuk sama dengan hewan yang ada di bumi dan juga hewan dengan penampilan aneh.
Rusa bertaring, Kelinci ekor tupai, Burung yang memiliki muka mengejek, kijang belang dan masih banyak lagi.
Mereka semua berlari ketika berada di dekat Azazil yang membuatnya bingung.
Apa yang tidak diketahui Azazil mereka takut adalah karena di dalam tubuhnya terdapat darah Naga sangat murni sehingga membuat semua binatang menjadi takut di dekatnya.
Krucuk-krucuk
Perutnya mulai berbunyi menandakan bahwa dia harus mencari makanan.
"Cih, terjadi di saat yang tidak tepat"
Azazil berjalan menyusuri hutan untuk menemukan binatang atau pun buah buahan.
Selama beberapa menit mencari dia tidak menemukan buah ataupun Hewan , Azazil mulai meragukan keberuntungannya, Dia merasa bahwa keberuntungannya sangat buruk dan suara di dalam ruangan gelap itu tidak mengabulkan keinginannya.
Berjalan dengan perutnya terus menggeram dia terus mencari makanan.
Kresek-Kresek.
Sebuah suara masuk ke dalam telingan Azazil dan tanpa penundaan lagi dia berjalan ke arah suara itu.
'makanan,makanan.... Kenapa aku merasakan lapar ?'
'Di novel novel yang aku baca mereka tidak merasakan lapar sama sekali'
'Apakah karena aku belum membangun dungeonku'
Sambil berkata dalam benak Azazil terus berjalan ke arah suara yang semakin besar, dia berjalan dengan pelan-pelan berusaha tidak menimbulkan suara.
Kijang besar warna emas
Itulah yang dilihat Azazil, Sebuah Kijang raksasa berwarna emas sedang makan daun-daunan.
Besarnya 3 kali lebih besar dari pada Rusa biasa, dengan tanduk yang besar dan tajam hanya dengan sekali lihat.
Walaupun penampilannya mengintimidasi, Azazil sama sekali tidak merasakan perasaan takut terhadapanya.
Boom
Sebuah Kawah kecil muncul di tempat Azazil berdiri tadi, dan sosok Azazil sedang berlari dengan kecepatan yang tidak manusiawi yang tidak bisa dilihat dengan mata menuju Kearah kijang emas itu.
Eeeaakkk
Kijang terjatuh ke tanah dengan keras, membuat tanah sedikit bergetar. Azazil sedang menahan kijang itu agar tidak berdiri kembali.
"kalian bantu aku membunuh kijang ini"
[Hydra Nine Head Tails] langsung menyerang bagian leher Kijang emas itu, mereka menggigit bagian tenggorokkan kijang dan merobekknya lalu menelannya. mereka melakukan itu berulang ulang sampai Kijang Emas itu meninggal.
Melihat bahwa kijang tidak melawan lagi, Azazil melepas pegangannya dan berdiri sambil melihat ke arah bagian atas kijang. Tenggorokannya sudah tidak ada daging lagi hanya menyisakan tulang selain itu mereka tidak menyentuh yang lainnya.
"Kerja bagus, Sekarang tinggal mencari kayu bakar dan membakarnya"
"Sigh, andai saja ada korek api aku tidak perlu membuat api dengan cara kuno"
"Tenang saja master, Masalah membuat api aku bisa membuatnya dalam sekejap"
"kamu serius ?"
"YA, master aku mempunyai kemampuan yang bernama Pyrokinesis"
Azazil tidak menyangkan salah satu kepala hydra memiliki kemampuan esper, dia melihat kearah 8 kepala lainnya.
"Apakah kalian juga memiliki kemampuan seperti dia"
"ya master, aku memiliki kemampuan Aerokinesis manipulasi udara"
"Saya memiliki kemampuan HydroKinesis manipulasi air"
"Saya memiliki kemampuan Terrakinesis manipulasi Tanah"
"Saya memiliki kemampuan Vitakinesis penyembuhan"
"Saya memiliki kemampuan Hemokinesis manipulasi darah"
"Saya memiliki kemampuan Oneirokinesis manipulasi mimpi"
"Saya memiliki kemampuan Xenoglossy belajar bahasa apapun langsung"
"Saya memiliki kemampuan Psychokinesis pengendalian pikiran"
' Wow! Aku tidak menyangka akan begitu'
"Kalian memiliki kemampuan yang luar biasa, agar lebih mudah aku akan memberikan kalian nama"
"Serius master"
"terima kasih master"
Master yang terbaik"
.
.
.
.
.
.
"Jadi bisakah kalian diam"
"...."
"Bagus, pertama aku akan memberikan nama kepada manipulasi api namamu adalah Pyro
Kedua, Pengendali angin . Aero
Ketiga, Pengendali Air , Hydro
Keempat pengendali tanah, Terra
Kelima, Penyembuh, Vita
keenam, Pengendali darah, Hemo
Ketujuh, Pengendali Mimpi, Oneiro
Kedelapan, pemahaman bahasa, Xeno
Kesembilan, Pengedali pikiran, Psycho"
Mereka agak jengel karena di beri nama sesuai dengan nama kemampuan mereka, tapi azazil tidak memperdulikan sama sekali dia hanya ingin mempermudah memanggil mereka jadi tidak perlu untuk memberikan nama yang lain.
'oh! warna mata mereka berbeda satu sama yang lain, mungkingkah itu tanda jenis kekuatan mereka'
Azazil barus sadar ketika melihat warna mata mereka yang berbeda. Dia tidak pernah fokus melihat penampilan mereka sehingga dia melewatkan detail.
Setelah selesai memberikan nama, azazil mengambil batang pohon yang telah jatuh yang berserakan di mana-mana.
"Pyro Buatkan api"
"Baik master"
Api muncul ditumpukan kayu, Azazil menaruh kijang yang ditusuk menggunakan Kayu diatas api yang disanggah oleh batang kayu yang tebal.
"Sayang sekali tidak ada bumbu, rasa dagingnya bakalan hambar!"
Api terus membakar daging, setelah beberapa menit daging tidak menunjukkan tanda-tanda matang melihat hal itu alis azazil naik keatas.
"Pyro Buat apinya lebih panas lagi"
"baik master"
Azazil merasakan Suhu api didepannya meningkat dan dia memasukkan lagi kayu ke dalam api.
menunggu beberapa menit lagi akhirnya daging mulai matang, Bau harum keluar dari dalam daging membuat Azazil dan [Hydra Nine Head tailas] meneteskan air liurnya.
slurp
Azazil menelan ludahnya, wangi dari daging kijang itu sangat menggugah selera membuatnya ingin cepat-cepat memakannya.
Daging mulai matang, wanginya semakin membuat mereka dengan cepat mengangkat daging kijang dan dengan rakus memakannya