Keesokan harinya, Hannah bangun pagi dan segera bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Friedrich terkesan melihat antusiasme gadis itu saat ia keluar kamar dan menemukan Hannah sudah menunggunya di ruang makan dengan pakaian rapi.
"Sarapan?" tanya Hannah dengan penuh semangat.
"Terima kasih." Friedrich mengangguk. Ia duduk di kursi makan dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dan Hannah. "Kau bangun jam berapa?"
"Jam enam pagi. Aku tidak mau terlambat untuk hari pertama bekerja," kata Hannah.
Friedrich mengangguk. Ia benar-benar terkesan. Walaupun pekerjaan Hannah hanyalah menjadi seorang pelayan kantin, gadis itu tetap berusaha tampil rapi dan penuh semangat. Ia sangat sulit mempercayai bahwa gadis cantik ini adalah seorang putri.