Baixar aplicativo
99.42% Artika family / Chapter 173: gak boleh

Capítulo 173: gak boleh

tampak jelas mereka kaget, apa lagi bunda. aku tau betul bunda akan mengadu pada kak Arta apa yang sudah aku lakukan.

"Arta nya mana!??"

"mungkin istirahat bun"

"kamu gak ada cerita ke dia soal yang kamu lakuin ke Fandri"

tepat seperti yang aku pikirkan sebelumnya, bunda masih marah dengan kejadian aku dan Fandri. aku gak siap sih kalau untuk cerita ke kak Arta makannya aku diam aja soal itu.

"tar kamu gak bilang??"

"belum yah"

"memang nya apa yang perlu di bilang??"

bak di sambar petir aku kaget mendengar suara kak Arta yang barusan menyahuti perkataan ayah, aku segera membalikkan badan karena takut kena omel oleh kak Arta.

"ada apa!??"

"kalau masuk salam dulu kak"

"oh iya maaf, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

(semua)

"halah tar kamuu takut bilang aja, bunda bisa liat kaki kamu gak bisa berhenti goyang"

"takut!?? ada apa sih sebenarnya bun arta gak ngerti"

"coba tanya sendiri sama istri kamu Ar, bunda males cerita nya"

"ada apa sih yang"

"hmmm gak ada apa² kok yang, kemarin itu ada masalah sedikit tapi udah selesai kok beneran"

"iya masalah apa sayang"

"Hahahaha tarika² tinggal bilang aja kok, bunda bantu deh kalau kamu susah bilang. Arta ingat pas fandri buat story wa, waktu itu yang kamu tau tarika hamil"

"hmmm ingat bun, terus kenapa?? apa hubungannya dengan masalah ini"

"nah itu masalah nya Ar, gara2 status itu lah tarika ngamuk² sama fandri sampai babak belur di buatnya"

"astagfirullah!! bener yang"

aku hanya bisa tertunduk maluu karena tak bisa mengakui kesalahan ku sendiri.

terlihat jelas kak Arta merasa kecewa dengan apa yang barusan di dengar nya.

"ya ampun yaang"

hanya kata itu yang terdengar. setelah itu kak Arta pergi. rumah ayah dan bunda pun hening aku pun akhirnya ikut pamit dan menghampiri kak Arta.

"kak"

panggil ku dari kejauhan, tapi terhenti karena ku lihat kak Arta sedang menelpon seseorang. aku perlahan mendekat ke arah nya. begitu aku sampai tepat di sebelah nya dia menutup menelponnya. kak Arta menatap ku dan menggeleng kan kepalanya.

"kak maaf"

aku merengek sambil memegang tangan nya. dia diam dan masuk ke dalam rumah. saat kak Arta duduk aku kembali merengek.

"yang, bukan aku orang yang harus kamu mintai maaf nya"

"kak aku tau kok aku juga udah minta maaf ke fandri, tapi aku gak buta. kakak marah sama aku, kakak pasti kecewa kan"

" iya lah aku marah kamu itu loo ada2 aja. kamu hamil tapi bisa2 nya masih kayak preman. anak udah mau 3 jiwa masih bar bar tolong lah yaaang tolong"

"iya maaf kak maaf, aku kesel banget kak. rasanya rencana mau kasih kejutan eeeh malah gituu"

"ya udah lah, udah kejadian juga. pokoknya aku gak mau yaa kalau hal kayak gini kejadian lagii"

"iya kak"

setelah itu kak arta pun hanya mencubit hidung ku lalu pergi. dari jauh aku melihatnya kembali mengangkat telepon penasaran memang tapi aku malas untuk bertanya.

pada malam nya, cepatnya saat acara TV favorit ku mulai. Karta menyuruhku untuk mengganti pakaianku katanya kami akan keluar menemui seseorang. aku tidak banyak tanya dan aku hanya menuruti. saat aku dan anak-anak akan masuk ke dalam kamar kembali kulihat ke apa sedang berbicara dengan seseorang di telepon.

"siapa sih yang dari tadi teleponan sama kak arta"

rasa ingin tahu ku mulai muncul. Aku ingin menanyakan nya, tapi entah kenapa saat aku di dekat kak arta pertanyaan itu tidak keluar dari mulutku.

"kak kami semua udah siap, kita mau ke mana"

"kita bakal ke restoran, hari ini baru dibuka Dan itu punya teman aku. sekalian aku mau kenalin juga"

"oooh. apa dia orang yang kamu telepon dari tadi"

"nggak juga sih, Yang telepon aku tadi teman di rumah sakit"

"apa soal cuti kakak lagi"

"bukan yang, udahlah enggak usah dibahas. ayo nanti ditunggu-tunggu lagi soalnya aku udah bilang bakal datang"

yah memanglebih baik di hentikan karena kalau membahas soal itu aku akan banyak tanya. kata-kata kak arta soal dia ingin berhenti bekerja dari rumah sakit agak membuatku stres. walaupun aku tahu dia tidak mungkin berhenti.

setelah beberapa menit perjalanan akhirnya kami sampai di sebuah restoran yang berdesain modern fasik yang terkesan cukup mewah. kulihat sudah banyak pengunjung walaupun kata-kata baru dibuka. aku jalan melalui meja meja pengunjung yang sudah dipenuhi dengan piring dengan menu yang lengkap. aroma makanan yang baru saja matang terhirup jelas di hidungku.

"hhmm"

kataku pelan sambil terpejam sesaat, aku menelan ludah dan segera mengusap perutku. entah kenapa di kehamilan ku yang kali ini aku begitu suka makan. apalagi makanan dengan aroma aroma yang tajam.

kami duduk di bagian kanan ujung Yang sepertinya tempat khusus. aku masih menikmati suasana sekitar sepertinya semua orang menikmati baik suasana maupun makanan yang ada. bau cat dan juga furniture restoran masih agak tercium baru ya karena memang sepertinya semuanya dibangun dari nol aku tak tahu kapan karena aku belum pernah kemari sebelumnya. Aku suka desain restoran ini menurutku menarik dan tidak membosankan Aku jadi tak sabar untuk menikmati menu restoran ini.

"gimana menurut kamu yang bagus nggak desain nya"

"bagus banget kak perpaduan warnanya cocok banget, yang mengatur tata letak desain nya juga oke nyaman keren lah pokoknya"

"sebentar lagi yang punya restoran ini bakal duduk bareng kita"

"waaah mantap 2. oh ya btw ini makannya gratis gak"

"kamu ini lho ada-ada aja"

"ya nggak apa-apa kali kak aku katanya"

"khusus buat kalian gratis malam ini"

Aku kaget tiba-tiba seseorang duduk disampingku, dia wanita cantik mataku sampai tak berkedip menatap dari atas ke bawah sangking Aku terpukau dengan kecantikannya.

"maksudnya!??"

Aku tidak mengerti apa yang dikatakan orang asing ini barusan. Dia melihatku dan tersenyum manis.

"sayang ini istri nya temen Aku yang punya restoran ini"

"hai mbak tarika, kenalin aku maiza"

"ooowh gituu salam kenal, maaf loo"

"iya enggak apa-apa, sebentar ya mas Andi masih di dapur ada urusan sedikit"

"bosnya langsung turun tangan masak??"

"hahahaha, ya gak loo yang. yang namanya bos apalagi di hari pertama respon buka pasti dia itu mau semuanya sempurna gitu loh jadi dia harus pantau"

"ah kamu berlebihan Ar bos apa bekas orang sinting"

"hahahaha"

"salah ya hahahah maaf"

"hahaha santai aja Mbak, suami saya itu enggak bisa masak mbak tapi kalau urusan makanan lidah dia itu aduh udah kaya chef yang suka nyicipin makanan orang itu"

"oh berarti suka nyobain makanan makanan berarti ya"

"ya gitulah Mbak tapi untung badan dia itu kayak cacing nggak gemuk coba aku makan banyak sedikit langsung naik 2 kilo"

"hahaha samalah Mbak semenjak hamil ini mbak ya ampun aku makan tulang jadi daging"

"waah senangnya, kami udah lama nunggu tapi belum dikasih rezeki"

"emang pernikahan udah berapa tahun mbak"

"hampir berjalan 7 tahun"

"kapan-kapan main ke rumah aku ya. nanti kita sharing-sharing soal kehamilan. temen aku juga ada dokter. nanti aku kenalin ke dia siapa tahu bisa ya kan. usaha dan doa anak itu titipan yang suci dan Tuhan akan menitipkan anak pada kita kalau kita siap untuk menjaganya jadi semangat ya"

"iya mbak"

Meiza ke belakang untuk memanggil suaminya yang ternyata belum selesai dengan urusannya. terlihat dia tampak sedih telah membicarakan soal dirinya yang tak kunjung mendapatkan momongan. setiap orang yang sudah menikah pasti mendambakan seorang malaikat kecil yang hadir di rumahnya tapi kalau memang Tuhan belum menghendaki keinginan Kita harus lebih bersabar lagi.

"hei"

siapa seseorang yang datang bersama Meiza pasti itu suaminya, tak heran sih dikatakan cacing memang suaminya itu rada kurus tapi terlihat sehat wajahnya fresh mudah dan tampan.

"yang andi yang punya restoran ini"

"tarika"

"udah tahu kok hahaha"

"ih mas kan dia nggak tahu, yang sopan dong baru juga pertama kali ketemu"

"gak papa mbak"

"sory sory ya, soalnya suamimu ini loh kalau ketemu sama aku ceritanya itu kamu terus"

"emang dia cerita apa"

"banyak banget dia it. . ."

"udah yaa an aku datang ke sini mau nyicipin menu restoran kamu. kok kamu malah buka-buka kartu yang ada aku nanti perang di sini sama istriku"

"hahahaha ampun-ampun janganlah nanti rata restoran ku yang baru bangun"

"hahahaha kamu ini"

kulihat mereka sering tertawa lepas dan itu sangat lucu.

______________________________________

terima kasih udah mau baca

hmm kalau aku buka channel YouTube ada yang mau mampir gak nii


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C173
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login