Baixar aplicativo
93.1% Artika family / Chapter 162: pelajaran

Capítulo 162: pelajaran

untuk kami menunggu bukanlah hal yang sulit dan 2 jam itu sama sekali bukan waktu yang lama.

walaupun kami sedikit gemetar, keringat dingin bercucuran dan rasa takut mulai datang saat pagi kami melangkah masuk lagi ke dalam ruang persidangan.

walaupun kami yakin kami menang tapi aku pernah dengar seseorang bilang (pada titik akhir apapun bisa terjadi termasuk untuk kemenangan yang sudah di depan mata)

"dengan ini persidangan dilanjutkan"

kata yang mulia mengetuk palu

saat itu yang mulia mulai membacakan hasil akhir dari persidangan kan tanganku benar-benar sudah basah jantungku berdebar aku melihat wajah ayah bunda dan juga fandri yang agak pucat ikut merasakan ketegangan itu.

"dengan ini pengadilan menyatakan bahwa pihak dari Alrizki ditetapkan bersalah karena telah melakukan tindakan bullying/ kekerasan dan itu dibenarkan oleh bukti-bukti dan juga keterangan para saksi yang sudah dihadirkan atau dilihat oleh majelis hakim di pengadilan ini, dengan ini pengadilan menjatuhi hukuman pada setiap orang dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000 (satu milyar rupiah).

Hukuman yang bisa diterima karena telah melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE Pasal 27 dan 45 termasuk pidana tingkat tinggi, demikian terima kasih sidang kami nyatakan telah selesai dan kami tutup"

yang mulia pun mengetukkan palu

saat itu suasana pengadilan hening senyuman kemenangan pun akhirnya terlukis di wajah kami rasanya benar-benar terbebas dari beban yang kami pikul dari berhari-hari berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya.

"kita menang"

kataku pelan

dengan mata berbinar-binar menatap orang tuaku dan juga adikku tercinta, mereka tidak menjawab apapun hanya mulai merasa terharu dengan hasil kerja keras yang kami dapatkan.

kami pun melihat wajah-wajah mereka yang sebelumnya sombong akhirnya tertunduk menjadi tidak berdaya dan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

kami pun meninggalkan ruang pengadilan dan bersiap untuk pulang ke rumah.

"wah syukurlah hasil akhir sesuai yang diharapkan"

kata Balri menepuk pundakku dari belakang

"iya bal Alhamdulillah, Tuhan masih melihat dimana yang benar"

jawabku dengan tersenyum

semua pun tersenyum dan kami melanjutkan langkah kami untuk keluar dari gedung pengadilan.

tapi lagi-lagi langkah kami terhenti karena mendengar kegaduhan tepat di belakang kami dan kamipun berbalik melihat sejenak ada apa.

"Ariska!!"

kata Balri kaget

"siapa???"

tanyaku bingung

saat itu yang kami lihat adalah alriski sedang berhadapan dengan seorang wanita cantik dengan 2 bodyguard yang terlihat sedang marah, awalnya tidak terdengar jelas perkataannya apa tapi saat emosi keduanya memuncak semuanya jelas saat itu aku pun tahu kalau ternyata dia adalah adik dari alriski sendiri.

"lo tuh jadi kakak nggak ada yang pantes pantes nya buat gue tiru tahu nggak!! kalau gini lo juga nggak sadar mau jadi apa!!"

teriaknya

"alah Lo tau apa sih anak kesayangannya papa nggak pernah ngerasain apa yang gue rasain"

balik teriak alriski

"eh eh eh hello, harusnya lo tuh ngaca!!! Oh iya gue lupa kalau lo tuh cowok nggak pernah bawain kacang mana-mana kayak gue!!! biar gue kasih tahu sama lo yaa ya nggak peka enggak dewasa sama sekali di umur lo yang sekarang!! harusnya lo tuh bisa jadi panutan buat gue adik lo!! kenapa lebih sayang sama gue bukan loyang sebagai Abang karena itu egois!! kanak-kanakan pengennya terus dimanja padahal Lo itu harusnya jadi cowok nggak kayak gitu"

lanjutnya

"Halah Lo ngebacot aja"

cueknya tak mendengar

"hah!! halo masih bisa bilang kayak gitu setelah semua ini setelah kesalahan terbesar lo!! dalam hidup lo!! woy sadar woy sadar!!"

menolak kepalanya

"apaan sih Lo!! BANGKE banget!!"

menepis tanyanya

"kakk denger gua!!! papa tuh sayang sama lo, tapi papa nggak pernah nunjukin rasa sayangnya secara langsung kayak orang tua lainnya karena papa sibuk, gue juga sayang sama lo tapi lo nggak peduli dengan itu semua, setiap gue mau dekatin Lo yang ada kita itu ribut, gua sedih tahu enggak bisa kayak kakak adik lainnya yang selayaknya akrab saling sayang tapi kita malah saling dendam"

tertunduk

"apa bener"

pelan

"iihh bego banget sih loo kak!! ya iya lah!! coba aja pikir gua lagi di luar negeri bela-belain langsung pulang gara-gara nggak denger lo kena kasus!! dan papa sekarang lagi di perjalanan pulang ke indo"

lanjut Ariska

"hah!! mati gua"

kaget

"mampus dah Lo!"

membalikkan badannya

"ris"

panggilnya dengan pelan

"hhmmm apa"

menjawab dengan cuek

"gue minta maaf ya,gue nggak bisa jadi kakak yang baik buat lo, terima kasih kalau lo masih nganggap gue sebagai kakak dan udah sayang sama gue"

dengan suara yang pelan

"bodoh!!"

memeluk

karena itulah yang terlihat dan terdengar oleh kami,benar-benar akhir perdebatan yang mengharukan, memang segala sesuatu benar benar bisa berubah di akhir.

pelajaran nya adalah kebaikan akan membuka mata yang gelap dengan dendam dan cinta dan kasih sayang ada meluluhkan hati yang beku karena kebencian.

karena kami rasa itu adalah akhir dari alriski kamipun melanjutkan langkah kami untuk segera pulang.

"FANDRI!!!"

teriak seseorang

"ya elah apa lagi sih"

kata Balri berbalik dengan kesal

ternyata itu teriakan alriski dan kedua temannya dengan di kawal beberapa orang mereka datang menghampiri kami.

dengan wajah santai dan mulai tersenyum alriski membuka pembicaraan.

"eh fan sakit yaa"

katanya

"bodoh banget pertanyaan Lo, ya jelas lah!!"

jawab fandri

"hahahaha"

tertawa mereka

"lah lah kalian cuman mau ketawa doang!! ya udah yuk pada pulang"

kata fandri kesal

"sorry ya fan"

dengan segera fandri berbalik melihat alriski yang tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"hah apa gua gak salah dengar"

kaget fandri tak percaya

"gue dan temen temen gue minta maaf, sama semua yang udah kita lakuin ke lo"

ulangnya jelas lalu tersenyum

fandri terdiam tak menjawab apapun karena tak percaya orang seperti dia dapat sadar seperti ini.

"ya udah kita pamit deh rumah baru menanti hahahah"

katanya dengan di persilahkan penjaga

"tunggu!!"

fandri memeluk

"apa apaan ini, iiihh geli banget gua Lo puluk peluk"

katanya berusaha melepas

"gua tunggu loo, ayo mulai dari awal tapi dengan cara gue"

kata fandri dengan senyuman dan mata yang berkaca kaca

"cengeng!!"

jawabnya pergi dengan senyuman penuh arti

Fandri masih tetap terdiam memandangi mereka yang semakin menjauh, Aku nggak ngerti apa yang dipikirin fandri saat itu tapi yang jelas itu membuka jalan yang baru untuk hal yang lebih baik dari sebelumnya.

===================================

akhirnya permasalahan fandri selesai.

hai semua apa kabar

semoga kalian baik ya

ingat selalu kita tidak akan menjadi rendah karena kita meminta maaf tapi kita akan jadi lebih mulia karena kita mau maafkan.

terkadang meminta maaf adalah hal yang mudah tetapi memaafkan adalah hal yang berarti dimana kita harus menerima apa yang sudah terjadi dan menerima dia kembali dengan kesempatan lagi.

semoga hari ini menyenangkan dan semoga ada pelajaran yang kita dapat dari cerita ini

terima kasih

yuk mampir di channel YouTube aku

https://youtu.be/u0DLTwvoDyQ


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C162
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login