Baixar aplicativo
57.47% Artika family / Chapter 100: lanjut

Capítulo 100: lanjut

setibanya kami di rumah baik aku atau balri dan Panji pun memilih istirahat dan masuk ke kamar masing-masing.

tapi saat aku masuk kedalam kamar ternyata istriku tidak ada aku pun kembali keluar mencarinya.

"yank"

panggilku

"ooo YAaank"

panggilku lagi

"mana sih"

mencari

aku berkeliling dan muter-muter mencarinya tapi tidak dapat kutemukan jadi akhirnya aku tanya pada seseorang pengasuh Nirmala

dan dia pun bilang kalau

"tadi buk tarika dan Nirmala sedang berenang di belakang pak"

jawabnya dan dia pun permisi karena masih ada pekerjaan

"berenang!??"

kata aku bingung

karena setahuku istriku tidak bisa berenang dan dia phobia terhadap air yang dalam jumlah banyak.

aku tiba tiba ingat dulu waktu dia gemetar ketakutan pas liat laut.

segera Aku berlari menuju ke kolam renang yang ada di belakang rumah.

aku coba cari tarika, tapi begitu aku menemukannya rasanya jantungku seperti tertusuk sakit karena aku kaget melihatnya terbaring seorang diri di tangga kolam renang dengan setengah tubuhnya tenggelam ke air dan kepalanya nya bersandar pada tepi kolam.

tanpa pikir panjang aku pun langsung berlari menghampirinya.

"ya ampun sayang kamu kenapa"

"sayang bangun sayang"

" kok kamu bisa di sini "

"kamu kenapa bangun"

kataku berulang-ulang sambil menggoyang tubuhnya

saat itu aku diam sejenak memperhatikan tapi ternyata dia tidak merespon sama sekali.

membuat perasaanku semakin tidak karuan.

aku yang sudah panik pun turun lalu berusaha mengangkatnya dari air.

"sayang bertahan sayang"

kataku mengangkatnya

"eemmhhh kakak!??"

bingung

"kamu gak papa yang"

aku pun ikut bingung melihatnya yang tersadar

"lah emang aku kenapa"

tanyanya balik

"kamu kan tadi pingsan di situ"

kataku

"ya ampun Kak pingsan apaan?? Aku tadi itu tidur, eh ketiduran tempatnya"

katanya turun

"astaghfirullahaladzim yang yang kamu itu loh, masa iya tidur dari tadi dibangunin nggak denger kayak orang mati, aku udah serseran tau gak kayak jantungku mau copot"

kataku mengusap dada

"namanya juga orang tidur yang apalagi baru aja tidur wajar-wajar aja lah kalau budek dikit"

jawabnya

"oh aku tanya deh kamu ngapain coba di situ sendirian pula"

tanyaku

"sebenarnya aku tuh tadi nggak sendirian, bareng sama Nirmala dan dua pengasuhnya kak, tapi waktu mau berenang si Nirmala nya malah pup ya udah lah aku ditinggal sebentar. aku kan nggak bisa berenang dan gak berani ke sama air banyak gini tuh, jadi aku miringian aja di tangga eh rupanya ke enakan ketiduran deh"

"kakaknya aja lebay banget"

jelasnya

"iihh kamu ini yaa bikin aku khawatir aja, udahlah aku lari-lari ngajarin kamu takut kenapa-napa sampai lemes lutut aku nih yang"

kataku duduk

"maaf ya kak buat kakak khawatir"

ikut duduk

"iya sayangku gak papa"

kataku lembut

"tapi awas aja yaa kaya kini lagi"

aku yang geram mencubit pipinya

istriku itu tidak menjawab hanya tersenyum dengan manisnya.

dirangkulnya tanganku dan dia berbisik

"berenang bareng yuk kak"

katanya dalam bisikan

aku pun langsung bangkit dari tempat dudukku dan masuk ke dalam kamar untuk mengganti baju.

dengan mengenakan kaos yang tak berlengan dan celana pendek yang cukup longgar aku pun kembali ke kolam renang.

pertama aku yang pertama kali turun lalu membantunya turun, aku tahu kalau dia sangat ingin melawan rasa ketakutan nya saat aku gandeng tangannya dia pun memegangnya sangat erat matanya sesekali terpejam tapi terbuka lagi.

"udah sayang gak papa kok yank aku disini, aku pegangin kok jangan takut ya"

kataku memegang tangannya yang satu lagi

"tantee!!"

aku berbalik melihat suara kecil itu yang ternyata adalah aku tersenyum dan melambaikan arahnya.

"eeh eeh!!"

"KAKAK IIIIH!!!!"

teriak tarika

ternyata saat aku berbalik tadi kedua tanganku terlepas dari genggaman tangan tarika dia yang gemetar langsung memelukku dengan erat dan berteriak.

segera aku berbalik dan memegang tangannya, saat itu dia yang ketakutan tidak ingin lagi masuk ke dalam air dan meminta untuk menepi.

"ih ih ih kakak ini yaa"

mencubit bertubi-tubi

"aw aw yank sakit, iya iya maaf sayang"

kataku menghentikan tangannya

"Tante ayo kita berenang"

kata Nirmala yang baru sampai

"maaf yaa sayank tante nggak bisa berenang jadi tante teman di pinggiran aja ya"

kata istriku itu

"yaah, terus Nirmala main sama siapa dong!?? Nirmala maunya main sama tante"

katanya memohon

"iya Tante temenin kok sayang tapi dari pinggir yah"

katanya lagi

"gak mau"

kata Nirmala mulai sedih

"hhmm sama om aja mau gak sayang"

kataku

"gak maunya sama Tante"

rengeknya

"gimana ini yank"

tanyaku

"aku juga gak tau kak"

bingung

"buk pak, ada pelampung ban loo mau saya ambilin"

kata si pengasuh Nirmala

"boleh banget mbak"

kataku langsung

"ya ampun yang apa aku bisa"

panik

"bisa kan ada aku"

kataku semangat

tak lama setelah itu si mbak pengasuh Nirmala tadi pun datang dengan membawa dua pelampung bulat seperti donat yang kecil untuk Nirmala dan yang besar untuk tarika lucu ya

"hehehehe"

aku pun tertawa dengan

"ketawain aja terus kakak ketawa aja terus, pulang dari sini kamu tidur diluar jangan tidur di kamar"

kata istriku kesal

"jangan lah yank, Aku tuh nggak bisa hidup tanpa kamu"

katanya

"alah lebai jijai aku kak"

jawabnya kesal

setelah kami mulai berenang bermain air sampai jari-jari kami mulai keriput dan memucat barulah kami keluar dari air.

aku dan mereka segera mandi dan berganti pakaian saat berada di kamar aku duduk di tepi ranjang.

"yank kita udah dapatin looh itu bukti buktinya"

kataku

"oh yaaa, waah syukur kalau gitu kak"

langsung berbalik dan mendekat

"jadi terus terus kak"

tanyanya

"yaa aku rasa untuk hari ini itu aja sudah cukup yank, besok kami akan lanjutin lagi"

jawabku

"hhmm gitu ya kak, apa kita perlu kasih tau ibu Melani"

tanyanya lagi

"aku rasa nanti dulu deh yang kalau memang semuanya udah kita dapatkan"

lanjutku

"hhmm ok"

sore itu karena sudah tidak ada kegiatan kami pun pergi menjenguk ibu Melani.

setibanya di sana dan saat kami masuk ke ruang ibu Melani saat itu dia sedang menelpon seseorang yang entah siapa kami juga tidak tahu.

"saya minta maaf di acara bahagia kamu saya malah nggak bisa datang, saya lagi nggak enak badan malah masih di rumah sakit.

ajak aja deh kapan-kapan itu istri kamu ke rumah ya biar kami kenalan.

ya udah ya saya kedatangan tamu pula ini, titip salam sama istri kamu"

menutup telepon

"ya nggak apa-apa Bu kami nggak keberatan kok nungguin selesai telepon"

kata tarika

"yaa gak papa loo, saya pun nelpon sama dia nggak tau mau ngomong apa lagi"

jawabnya

"laah enak siapa yang telepon Bu"

tanya tarika

"itu Abang dari almarhum suami saya, dia tadi ngundang saya untuk datang lusa hari pernikahan mereka"

jawab Bu Melani

"oohh gitu, gimana keadaan ibu sekarang apakah sudah baikan atau sudah ada perkembangan"

tanyaku

"syukur alhamdulillah saya sekarang sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, walau kepala saya masih sering pusing, kata dokter saya masih harus beristirahat kira-kira 4 hari lagi disini"

jelasnya

"waah masih lama yaa"

kataku

"itu lah daa, saya sudah sangat bosan di sini"

sambungnya

"yang sabar yaa buk, semua ini kan juga demi kebaikan ibu, ibu enggak usah mikirin soal masalah ini serahin aja pada kami tadi ya alhamdulillah juga sudah membuahkan hasil"

kataku

"sudah ada perkembangan nak Arta"

tanyanya

"ada buk"

jawabku

"waah syukur alhamdulillah kalau begitu"

katanya tersenyum

"pokoknya ibu istirahat aja lah, jaga kesehatannya ya Bu kami mau pulang dulu sebelum hari gelap"

kata istriku

"ya udah kalian hati-hati di jalannya"

katanya

kami pun hanya mengangguk dan tersenyum padanya, setelah beres-beres dikit kami pun pamit pulang.

===============================

semoga suka


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C100
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login