Baixar aplicativo
48.85% Artika family / Chapter 85: minta pulang

Capítulo 85: minta pulang

sudah 1 bulan ayah dan bunda tinggal bersama kan hari ini hari pertama ayah check up, untuk melihat bagaimana hasil dari kesehatan ayah setelah 1 bulan yang telah dinyatakan sembuh dari penyakitnya.

dan memang benar semua sel-sel kanker telah pergi dari tubuh ayah dokter pun berpesan pada ayah untuk menjaga pola makannya, menghindari merokok, mengkonsumsi buah dan sayur setelah rutin berolahraga apalagi di usianya sekarang.

setelah kami pulang dari rumah sakit ayah dan bunda saat itu tidak langsung beristirahat melainkan duduk di depan TV berbicara dengan wajah yang sangat serius aku yang saat itu penasaran mendekat ke ayah dan bunda.

"apa ada sesuatu"

tanyaku

"sebenarnya ayah dan bunda ingin pulang"

kata bunda saat aku mulai duduk di depan mereka

"kenapa apa tarik ada buat salah atau ke warta ada buat salah ke ayah bunda jangan pulang dong di sini aja bareng kita"

kataku mencegah mereka

"oh kalau itu sih enggak"

jawab ayah langsung

"selama 1 bulan tinggal di rumah ini bunda merasa senang tapi bunda juga merasa tidak enak dengan kalian"

kata bunda saat itu

"loh enggak enak gimana Bun, bunda kan tinggal di rumah kita anggap aja rumah sendiri nggak enaknya di mana bilang aja Bun"

tanya ku

"ya namanya kalian sudah berumah tangga dan orangtua pun tidak boleh berlama-lama tinggal bersama kalian"

kata bunda lagi

"pokoknya bunda dan ayah enggak boleh pulang kalian harus tetap di sini lah kalau kalian pulang nanti siapa yang ngurusin fairy juga kuliahnya di sini dia pun ke sana belum tentu rutin ada apa-apa kan bisa panggil aku"

kata aku duduk di bawah tepat di depan mereka

"tapi naak"

kata ayah

"pokoknya nggak ada tapi tapi, Tarika malas dengar ini lagi, ya udah ayah dan bunda istirahat aja, tarika pamit ke kamar"

kataku langsung pergi

walaupun aku tahu tindakanku barusan tidak sopan kepada kedua orang tuaku aku yang saat itu memikirkan betul bagaimana keadaan orang tuaku yang sekarang sudah menua dan apalagi ayah baru sembuh dari penyakitnya kalau membiarkan mereka pergi dari rumah ini aku takut membuat mereka semakin kenapa-napa.

begitu masuk ke dalam kamar aku masih memikirkan, akhirnya aku pun menelepon ke Jakarta tidak peduli dia sibuk atau tidak

telepon

Tarika:"hello kak"

Arta:"iya sayang ada apa"

Tarika:"kakak lagi sibuk nggak"

Arta:"hhmm gak kok"

Tarika:"ada yang mau aku bilang soal ayah dan bunda"

Arta:"looh kenapa sayang"

Tarika:"kak ayah dan bunda minta pulang"

Arta:"looh kenapa"

Tarika:"mereka bilang mereka merasa tidak enak tinggal bersama kita"

Arta:"apa kita ada buat salah ya yang"

Tarika:"mereka bilang enggak ada"

Arta:"laah jadi"

Tarika:"aku nggak tau kak tapi pokoknya aku gak mau kalau misalnya ayah dan bunda pulang karena kalau mereka pulang ke rumah mereka pun di sana tidak ada yang mengurusi mereka"

Arta:"iya sayang aku tahu, hhmm apa mungkin mereka merasa risih ya kalau melihat kita di rumah apa lagi kita sering kepergok lagi mesra-mesraan"

Tarika:"bisa jadi itu kak"

Arta:"kalau memang masalahnya itu gimana kalau kita bangunkan rumah untuk ayah bunda di pekarangan depan"

Tarika:"wah ide bagus tuh kak oke nanti aku desain rumahnya dan kita tinggal tentuin siapa apa yang bakal ngerjain untuk bangunan rumah ayah dan bunda"

Arta:"oke sayang itu aman"

Tarika:"kalau soal dana"

Arta:"kalau itu tidak usah ditanya sayangku apapun kita lakuin untuk kebahagiaan orang tua kita ya sayang"

Tarika:"terima kasih ya kak"

Arta:"iya sama-sama cintaku sayangku my honey bunny sweety muach"

Tarika:"alah lebay banget"

Arta:"hmm kamu ini"

Tarika:"ok bye"

tuut tut tuuuuut

begitu aku selesai menelpon kak arta aku langsung mencari ke laptop dan mendesain denah di autocad.

"tanah yang ada berapa yaa"

aku lupa

saat aku lupa berapa ukuran tanah yang ada di depan rumah aku keluar dari kamar dan turun lalu melihat keluar mengira-ngira berapa m tanah yang masih kosong yang berada di depan rumah kami, setelah beberapa menit aku berdiri aku rasa lahan kosong itu cukup atau lebih kurang 11 × 11 meter.

aku kembali masuk lamar dan langsung membuat denah,yang saat itu aku pikirkan adalah rumah yang memang khusus untuk ditinggali ayah dan bunda jadi dengan ukuran 11 × 11 aku rasa itu cukup dengan 1 kamar dengan kamar mandi di dalamnya, ruang tamu, ruang keluarga, dapur ruang makan dan tidak lupa ruang salat.

nanti kalau misalkan harga sudah pulang aku akan menunjukkan kepadanya kalau memang dia setuju aku akan memanggil tukang yang memang biasa membangun di perusahaanku dulu.

dan memang hampir rata-rata semua pekerja aku mengenalnya.

"Haah akhirnya siap"

kataku melepaskan kacamata

aku yang saat itu merasa mataku sangat lelah akhirnya terlelap sampai suamiku yang pulang makan siang membangunkan aku,

akupun bangun ke kamar mandi untuk mencuci muka baru turun ke bawah menemaninya makan.

saat dia makan sampai dia selesai aku hanya dia melihatnya.

begitu dia selesai makan dia pun langsung berbicara.

"kenapa sayang"

tanyanya

"ok gini kak"

kataku langsung

"tadi aku udah selesai kan rancangan untuk rumah ayah dan bunda, sebentar aku ke atas dulu ambil laptop"

dengan cepat naik tangga menuju ke kamar

"heei hati hati"

teriaknya

setelah beberapa menit aku pun kembali langsung menunjukkan gambar denah yang tadi aku selesaikan, saat itu dia hanya memegang dagunya dengan dua jari lalu mengangguk-ngangguk.

"lah emang kamu kira ini lagu DJ apa kak kok cuman angguk-angguk!? gimana menurut kakak"

tanyaku lagi

"hehehe bagus kok yang aku suka, dan setuju setuju aja sih"

katanya

"beneran nih kak"

kataku semangat

"iya sayangku"

angguk nya

"yes yes yes"

kataku dengan girang

saat itu aku yang memang sangat senang meloncat-loncat dengan lebaynya sampai

"ada apaan sih kok kayaknya seneng banget"

tiba-tiba mengagetkan kami yang saat itu berada di ruang makan

"aaaahh gak kok Bun, ini apa sih namanya kak Arta ada kabar gembira"

jawab ku dengan asal dan melihat ke arah ke Arta

"hah!"

kak Arta kaget

aku yang melihat keatas saat itu kaget dengan wajah kebingungannya memberi kode dengan kedipan mata saat itu entah apa yang dipikirkannya tiba-tiba dia mengatakan

"ini bun warta ada proyek di perusahaan yang di Jakarta dan lusa arta bakal pergi bersama tarika juga anak-anak hehehe"

jawabnya

"hah!?"

aku bingung saat itu

"aah iya bun"

ikutku

"looh jadi ayah bunda gimana"

bunda bingung

saat itu aku terdiam dengan pertanyaan bunda dan tidak bisa mengatakan apapun rasanya yang muncul di otakku adalah "zonk!!"

"Bun, tadi tarika udah cerita soal ayah dan bunda minta pulang"

kata kak arta saat itu mengagetkan aku

"laah laaah"

dalam hati

"iya nak"

kata bunda ikut duduk

"sebelumnya arta minta maaf, kalau ada hal-hal yang membuat ayah dan bunda tidak nyaman untuk tinggal di rumah kami, arta sebagai menantu tidak punya hak untuk melarang kalian pulang ataupun tinggal, maksud Arta kalian tinggal di sini kan agar lebih enak untuk berjaga-jaga kalau memang sesuatu terjadi"

kata kak Arta lagi melanjutkan

"gak kok nak, ayah dan bunda itu gak mau aja ikut campur dalam rumah tangga anak anaknya gitu"

jawab bunda

"kalau itu yang ayah bunda pikirkan Arta rasa semua itu tidak benar, karena memang selama ini rumah tangga kami juga tidak merasa di ikut campuri dan semuanya pun berjalan dengan biasa-biasa saja"

kak Arta menjawab

"tapi kalau memang ayah dan bunda bersikeras ingin pulang arta hanya bisa untuk mengerti itu dan mengizinkan"

lanjut ku lagi

"loohh kak"

kataku protes

"udah kamu tenang aja yang"

katanya memberi kode

aku yang sangat itu bingung apa yang ada di pikiran kak arta saat itu akhirnya hanya mendengarkan pembicaraan mereka saja, setelah kak arta dan bunda selesai berbicara kami naik ke atas dan masuk ke kamar, itu aku dengan kepo nya langsung bertanya padanya.

"iih maksud kakak apaan sih kok ngijinin ayah dan bunda pulang"

tanyaku langsung

"gini lho sayang oke lah kalau memang ayah dan bunda pulang dan kita biarkan mereka beristirahat melepas rindu oleh rumah ama mereka,dan saat itu kita mulai membangun rumah yang kita rencanakan tadi setelah semua selesai baru kita jemput ayah dan bunda"

"hhmm gimana mantap kan ide aku hehe"

katanya dengan percaya diri

"waaah iya kak ide bagus itu, ok ok"

anggukku

setelah pembicaraan kami selesai kak arta pun segera kembali ke rumah sakit karena memang sebentar lagi ada jadwal.

=========================

selamat malam semua

🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

sebelumnya aku mau minta maaf

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

karena jadwal up nggak karu-karuan

😥😥

alasan pertama karena memang lagi ada kerjaan, dan kadang lagi nggak ada inspirasi.

jadi untuk satu minggu kedepan atau lebih aku bakal nggak up dulu karena memang berencana punya target kalau cerita Artika family akan tamat dalam 2 bulan, dan selama gak up itu aku usahakan mempersiapkan itu semua.

tolong sabar menunggu ya

😭😭😭😭😭😭😭😭😭


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C85
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login