Baixar aplicativo
45.4% Artika family / Chapter 79: ayah 6

Capítulo 79: ayah 6

tak lama setelah itu papa pun pamit untuk pergi karena masih ada urusan lain, aku dan fandri pun sangat berterima kasih pada papa yang sudah mau datang langsung dan menjelaskan semuanya pada kami,setelah papa pergi ponselku berdering ada telepon masuk dan ternyata itu adalah istriku tarika.

telepon

Arta:" hallo sayang"

Tarika:"gimana keadaan ayah kak"

Arta:" hhmm gimana yaa yang susah buat jelasinnya, kamu di mana"

Tarika:"di rumah"

Arta:"kamu udah cukup istirahatkan sayang"

Tarika:"aku sekarang gak penting kak, ayah gimana"

Arta:" ya udah kamu datang aja ke sini yaa nanti aku kasih tau kami di ruangan mana lewat SMS, ajak bunda juga titip Arfa dan Tika dengan buk Inah ya sayank ya udah kamu aku tunggu"

Tarika:"iya kak"

tuut tut tuuut

lama setelah itu akupun duduk disamping fandry dan mengirimkan nama ruangan kami saat ini, dan setelah beberapa menit berlalu tarika dan bunda akhirnya datang mereka masuk dan langsung duduk bersama kami, saat itu baik bunda maupun tarika melihat kami menunggu penjelasan soal keadaan ayah.

aku pun langsung memberi penjelasan soal penyakit kanker yang dialami ayah, tepatnya adalah kanker lambung, saat itu mereka masih tidak percaya dan hanya menatap seperti tidak mungkin dan aku pun melanjutkan lagi penjelasanku soal sudah sampai tahap mana penyakit itu dan ayah sudah di tahap stadium 3 saat itu baik bunda maupun tarika hanya terdiam dan mulai meneteskan air mata, tapi aku tidak ingin membuat mereka putus asa dan melanjutkan penjelasanku lagi kalau masih ada harapan walaupun tidak 100%, saat itu aku mengatakan kalau ayah masih bisa melakukan pengobatan Radioterapi, aku memberitahu mereka soal apa itu Radioterapi dan seperti apa apa pengobatan itu beserta dengan efek samping yang harus diketahui, saat itu aku bertanya kembali pada mereka apakah mereka bersedia kalau ayah melakukan Radioterapi, saat itu mereka menatapku dan hanya mengangguk walaupun sedikit ragu.

"lakukan apapun yang terbaik untuk ayah kak"

kata tarika istriku

"semuanya juga ingin melakukan yang terbaik, baik itu dari pihak kita ataupun pihak dokter sayang, tapi kita harus juga selalu ingat kalau kita yang telah berusaha dan berjuang dan Tuhanlah yang menentukan hasilnya sayang"

kataku saat itu

"yaa nak Arta benar, yang terpenting sekarang ini walaupun kita tidak bisa membantu banyak tapi kita harus tetap banyak-banyak berdoa kepada Tuhan"

sambung bunda

dan semua orang pun mengiyakan itu, aku pun melanjutkan lagi menjelaskan soal kapan saja dan berapa lama pengobatan Radioterapi itu dilakukan.

dan semua yang mendengar pun kami hanya tinggal menunggu papa memberitahu kapan akan dilakukannya Radioterapi itu.

setelah semuanya akhirnya kami pun mulai mendekat kepada ayah yang saat itu masih terbaring kami menatapnya sambil tersenyum ia walaupun terpaksa, karena aku sudah memberi tahu semuanya kalau ayah tidak ingin melihat kami semua bersedih dan menangisinya.

tiba-tiba seorang dokter yang ternyata adalah suruhan papa melakukan pemeriksaan lagi dan menyuruh ayah untuk mengkonsumsi beberapa obat agar memulihkan kondisinya agar siap untuk melakukan Radioterapi yang katanya akan dilakukan minggu depan setelah kondisi ayah memang layak untuk melakukan pengobatan itu.

saat itu dokter menjelaskan penyebab dari kanker lambung penyebab pertama adalah Merokok, Makanan, usia, Infeksi bakteri pylori

dan banyak lagi yang membentuk tumor pada lambung, yang mengganggu sistem kerja lambung dan akhirnya menggerogoti lambung dan organ-organ di sekitarnya.

radioterapi yang dilakukan bertujuan membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor lambung sehingga lebih mudah diangkat saat melakukan operasi dan menghilangkan sisa-sisa sel kanker sekaligus mencegah kanker berkembang kembali.

dan mendengar itu semua kami pun dengan semangat melakukan semua yang suruh oleh dokter.

7 hari sebelum radioterapi

hari pertama

"ayah ayo makan yaah, sedikit aja"

kata bunda

tapi ayah tetap diam

"ayah udah gak sayang lagi sama bunda sekarang"

lanjut bunda

ayah melihat ke arah bunda

"tega ayah giniin bunda yaah"

lanjut bunda pura pura marah

ayah semakin menatap bunda

"bunda itu cinta mati ayah, kalau ayah menyerah kaya gini lebih baik bunda mati aja lah yah"

kata bunda lagi

saat itu bunda mulia menangis dan di ikuti Fandri yang mulai berakting.

"apa lah arti fandri sekolah tinggi tinggi dan menggapai cita cita kalau ayah gak ada buat melihat fandri berada di puncak kesuksesan yah, mending fandri gak usah sekolah luntang lantung aja di jalan kan enak yah buang setres"

kata fandri memeluk ayah

saat itu ayah yang menggeleng dan sedih bahkan meneteskan air mata dengan pelan ayah membuka mulutnya dan bicara

"iya ayah mau sembuh"

Katanya sangat Pelan

saat itu aku, bunda dan fandri di sana sangat senang mendengarnya, segera bunda dan fandri bangkit menghapus air mata mereka dan menyiapkan makanan yang sudah di berikan perawatan tadi juga minum dan obat yang di berikan dokter kemarin.

saat itu aku yang hanya diam memperhatikan melihat ayah yang sudah memiliki semangat untuk melawan sakitnya, dia makan dan minum obatnya

walaupun tak menghabiskan semua.

aku merasa sangat lega dengan itu, akhirnya aku pamit pulang melihat Tarika di rumah karena anak kami sedikit rewel sedari pulang waktu itu makanya dia hari ini tak ikut.

beberapa menit aku sampai di rumah.

"sayang"

panggilku begitu masuk

"iyaaa di sini kak"

jawabnya di ruang bersantai

akupun mendekat dan melihatnya yang berantakan sepertinya dia belum mandi atau cemanalah, aku duduk di bawah dan meletakkan kepalaku bersandar ke pangkuannya.

"kenapa kak"

tanyanya

"ayah"

"ayah kenapa kak!!!"

katanya berdiri kaget

"AADUUUH!!"

aku terjatuh ke lantai

"eh eh maaf kak, kaget refleks berdiri kak maaf yaa"

katanya membantuku

"ya ampun yaank tenang donk aku belum selesai ngomong looh"

kataku sedikit kesal karena kepalaku sakit kena lantai

"yaa maaf kak, namanya aku kaget apa lagi menyangkut ayah, laah kamu ngapain coba ngelesot di situ kayak gak ada tempat duduk lain aja"

jawabnya

"laah kamu yang salah kok malah nyalahin aku sih yank"

kataku kesal

"aku salah kak!!!"

katanya sedikit meninggi

"aaaah!!! udah lah, kok malah debat sih"

bentak ku

"lah kamu kok bentak aku"

katanya dan berbalik ingin pergi

"yang"

kataku menarik tangannya

aku sebagai laki laki harus sabar dengan istri apa lagi dengan keadaan yang sekarang, buatku tak penting siapa yang salah dan salah satu harus jadi lemah dan mengalah, aku peluk dia dari belakang yang saat itu aku tau dia mau menangis.

"aku minta maaf ya sayank aku yang salah, maaf aku bentak kamu sayang"

kataku memeluknya

saat itu dia mulai pecah dan menangis lalu tak lama berbalik dan memelukku juga.

"tarika juga minta maaf kak, tarika juga salah kok kak, coba aja tarika biasa aja dan gak kaget lalu berdiri kakak pasti gak akan jatoh kan"

katanya memelukku sambil menangis

"ya udah iya gak papa kok sayank"

jawabku dengan lembut

setelah dia sudah tenang aku mencium keningnya dan menyuruhnya untuk menyegarkan diri untuk mandi karena aku tahu kalau dia sangat lelah.

kami pun akhirnya naik ke atas menuju kamar, aku berganti pakaian sambil menunggunya selesai mandi.

setelah selesai akupun kembali menyambung perkataan ku tadi.

" yank ayah tadi udah mau makan dan minum obatnya, dia juga bilang 'iya ayah mau sembuh' gitu loo yank"

kataku

" yaa ampun beneran kak"

tak percaya

"iya sayank beneran"

anggukku

dia yang merasa sangat senang memelukku dengan erat lalu mencium pipiku.

"kita ke sana yuk kak"

katanya semangat

"yaah yank, aku baru juga pulang"

jawabku

"yaah kak, nanti malam deh kak"

masih niat pergi

"hhmm ya udah yank, sekalian aku sip malam juga kan"

lanjutku

"ok kak, bantu biar anak anak sama buk Inah hehehe mereka luar biasa bikin aku pusing kak"

omelnya

"hahahaha ya yang sabar kok yang namanya anak kita itu udah umur 3 tahun wajarlah"

lanjutku

"hhmm iya sih yang"

akhirnya duduk

"yank masak apa lapar nih"

tanyaku

"gak masak kak hehehe, udah sana goreng telur"

suruhnya

"yaaaank"

kataku panjang

"hahahahahaha"

dia tertawa dan keluar kamar dan enak bicara apa tak jelas

"aah"

aku berbaring sejenak beberapa menit dan lalu turun, tapi aku tak melihat istriku aku pikir mungkin dia di kamar anak anak aku pun langsung menuju ke dapur dan mencari telur untuk di goreng, setelah selesai dan akupun makan di meja makan saat aku hampir selesai dengan makanku istriku datang bersama anak perempuanku Tika.

"enak sayang"

tanyanya

"biasa aja"

jawabku cuek

"laah biasa aja gimana aku udah capek-capek masak di pujinya pun gak iih"

katanya dengan sekal

"laah, aku makan telur yang aku goreng sendiri kok yang ya bisa aja kok, aneh deh kamu"

jawabku

"HAH!?"

kaget

"iya!!"

jawabku kesal

"hahahahahahahahahahahaha"

"gak lucu gak usah ketawa yank"

kataku meliriknya

"hahahahaha gimana gak lucu kak, tadi pas aku di luar kamar kan aku bilang becanda hahahahaha kak kak"

katanya kembali tertawa

"hah apa yank, tapi aku gak dengan tadi"

jawabku

"makanya yang di korek dulu kupingnya ya hahahaha ganteng ganteng kok budek hahahaha, aku masak makanan kesukaan kamu lagi"

katanya lagi masih tertawa

"yaah yank, aku tadi makannya pake telur goreng sama kecap aja yaank"

kataku merengek

"hahahaha makan lagi suamiku makan hahaha"

suruhnya

"yaank"

rengekku lagi

"hahahahahaha"

istriku itu terus tertawa dan pergi meninggalkanku, setelah itu aku mengembalikan piringku dan karena sudah masuk waktu sholat zhuhur aku mencari istriku dan mengajaknya sholat bersama.

setelah selesai aku kembali ke kamar dan tidur siang sebentar dan setelah beberapa jam tidur aku di bangunkan Tarika kalau sudah jam 03:35 sore, aku pun bangun dan melakukan beberapa kegiatan dan tak terasa waktu berjalan sangat cepat malam pun tiba.

setelah kami selesai melaksanakan sholat isya kami semua bersiap untuk ke rumah sakit melihat ayah.

aku, Tarika juga kedua anakku dan Bu Inah kami pergi dan setelah beberapa menit kami akhirnya sampai.

"assalamualaikum"

kata kami masuk

"waalaikumsalam"

jawab semua yang ada di dalam ruangan

"kaleeeek"

teriak Arfa

apa yang saat itu berlari menuju tempat tidur ayah, dan ayah pun tersenyum melihat kedua cucunya yang ikut datang.

Arfa mendekat dan berusaha untuk naik ke atas tempat tidur ayah yang cukup tinggi itu.

ayah mengusap kepala Arfa saat itu aku yang tidak jauh bersama Tika mana ikannya ke atas tempat tidur ayahdan Arfa saat itu yang melihat menangis membuat kami semua merasa geli dan akhirnya tertawa karena tingkahnya yang lucu.

"ayah udah makan"

tanya istriku

"udah"

jawab ayah singkat dengan nada pelan

"kalau minum obat yah"

tanyanya lagi

"udah nak"

jawab ayah lagi

saat itu aku melihat ayah ya sudah mulai berusaha duduk dan berbicara dengan yang lain, melihatnya yang seperti itu menandakan kalau memang dia sudah memiliki kemauan untuk melawan sakitnya.aku pun tersenyum melihat ayah yang masih tersenyum melihat kedua cucunya berada di atas tempat tidurnya, begitu juga dengan orang yang di samping ayah ikut tersenyum dengan kebahagiaan kecil itu.

"Akek yuuk main"

ajak Tika a saat itu

"sayang kakek lagi sakit ya"

jawab istriku yang berada di samping mereka

"ooh akek atit"

kata Arfa mendekat

"iya sayang, makanya Arfa sama Tika juga doain kakek ya biar cepat sembuh biar cepat main lagi sama Arfa dan Tika ya sayang"

jawab istriku lagi dengan sangat lembut membuat kedua anakku pun mengerti

"oooooooooo"

kata Tika panjang

Arfa yang saat itu mencoba merangkak di atas tempat tidur dan mendekati wajah kakeknya lalu mencium pipinya, membuat ayah tersenyum dengan sangat bahagia saat itu barulah aku mendekat tepat di samping istriku.

"ayah yang semangat ya semua orang menunggu ayah untuk sembuh, ayah jangan mudah menyerah menghadapi ini semua ayah masih mau liat cucu-cucu ayah tumbuh besar kan"

kataku saat itu

dan ayah pun tersenyum dan mengangguk ke arah ku, kami semua merasa bersyukur kalau akhirnya ayah bisa menghilangkan keegoisan nya untuk pergi begitu saja.

karena sudah jam 09:15 malam kami akhirnya pulang dan tidak baik juga kalau anak-anak diajak ke rumah sakit karena sangat banyak kuman bertebaran.

apa lagi aku masih harus bekerja di sip malam jadi kami pun pamit pulang pada semua.

"ayah, kami pulang dulu ya ayah banyakin makan buah besok kami ke sini lagi"

kataku pamit pada ayah

"bunda, fandri kami pulang ya,ayo kalau mau pulang bareng nanti diantar lagi ganti baju atau mandi dulu lah"

ajakku

"bunda di sini aja deh fandry aja diajakin tuh badannya udah bau kambing"

jawab bunda saat itu

"enak aja bunda ngatain aku yang handsome ini kambing huuuuu"

jawab fandri dengan pdnya

"handsome handsome apa itu kotak hang bau asem gitu hahahaha"

ejek bunda dan tertawa

"bundaaa ih"

teriaknya

"hahahaha"

kami pun akhirnya ikut tertawa melihat fandri dan bunda

fandri yang saat itu merasa kesal akhirnya membawa atasnya dan ikut bersama kami untuk pulang setibanya di rumah Fandri pun mandi setelah selesai dia pun duduk menunggu ku sambil beristirahat, tak lama setelah aku selesai membantu istriku menidurkan kedua anakku, kami pun kembali ke rumah sakit

=========================

seberat apapun masalahmu seburuk apapun keadaanmu jangan pernah menyerah!!!!

kita hidup sesekali perlu melihat ke atas dan ke bawah

kenapa!???

karena ada kalanya kalau kita merasakan diri kita sedang bangga dalam hidup kita harus ingat masih banyak orang lain di atas kita yang lebih dari kita karena diatas langit masih ada langit yang mengajarkan untuk tidak menjadi orang yang sombong.

dan sesekali saat kamu jatuh dan terpuruk dalam keadaan coba lihat kebawah masih banyak orang-orang yang merasakan kesusahan lebih dari kita

intinya kita harus tetap bersyukur jangan pernah menyerah dengan keadaan!!!

semangat buat kita semua yang masih diberi kesempatan oleh Tuhan sampai sekarang

salam saya nita neko

😘😘😘😘😘😘

semoga kalian suka dengan yang saya tulis

jangan lupa kasih bintang dan komentar ya

terima kasih


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C79
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login