Baixar aplicativo
33.9% Artika family / Chapter 59: meminta

Capítulo 59: meminta

" kak ponsel aku udah ketinggalan zaman banget Aku mau di beliin yang baru dong"

merengek

"iya iya besok"

mengiyakan

itu saat awal dia mulai meminta pada kak balri, dan saat itu aku merasa itu adalah hal yang biasa-biasa saja, tapi di hari lainnya dia minta uang jajan mingguan, lagi dia beli barang barang entah apa saja, dan kali ini dia merengek untuk di bolehkan untuk jalan dengan teman temannya dengan mobil kak balri.

tapi saat itu langsung di tolak.

"gak gak gak, kamu gak usah aneh ameh ya tari, jangan buat kakak pusing"

omelnya

"tapi aku bosen kak di rumah terus, lagian mereka juga temen temen lama aku kok kak"

lanjutnya merayu

"gak ya gak tari, apa lagi laporan guru kamu kamu belum ada perkangan padahal udah lama juga"

lanjutnya mengomel

"ihh kaka!!"

kesal

"kalau aku rajin belajar dan buat kemajuan besar kakak janji bolehin aku"

menantang

"iya"

tegas dan jelas

"ok kak aku tunjukin"

pergi

"kak kok kamu kaya gitu sih gak boleh ah gitu"

kataku yang mendengar karena tak jauh dari situ

"udah lah gak mungkin kan dengam secepat itu"

jawabnya cuek

"kakak ih"

menatapnya yang pergi

sejak saat itu dia selalu saja membawa buku kemana mana, dia sibuk dengan ponsel dan laptopnya entah apa, aku selalu memantaunya karna akupun selalu ada di rumah jadi tahu apa yang dia lakukan saat di luar kamarnya.

setiap dia belajar dengan guru gurunya juga jadi lebih serius, dan tiba pelaporan hasil nilai pada kami benar saja semuanya berlipat lipat berubah, tak hanya aku yang tahu dan tak percaya

"bagaimana dia bisa?? "

kak balri yang tak tahu lebih kaget dan tak percaya dengan laporan itu.

kak balri memang senang tapi dia juga menyesalkan janjinya itu.

"gimana kak"

sudah menunggu di depan pintu

"hhmm ok ok"

dengan sedikit ragu

"naah mau mobil yang mana nih kak hehehe"

dengan sombongnya berjalan ke garasi mobil

"haa yang ini kak"

menunjuk mobil McLaren

"ooh noo jangan gaya gayaan"

menggeleng

"lah terus, ini"

menunjuk ferrary

"jangan mobil sport"

menatap tajam

"pelit amat kak, jadi yang mana kak"

bingung

"hhhmkk tuu yg toyota c-hr"

menunjuk mobil abu abu di ujung

"yaaaahh gak keren ah kak"

protes

"mau atau gak, jangan sampai kakak kasih mobil yang di luar bagasi"

tegas

"aah iya iya kak itu pun jadi lah hehehehe"

cengengesan

tak lama setelah itu kak balri membuka lari di belakang lukisan dan memberikan kuncinya pada tari, dengan wajah yang ceria dia masuk dengan girangnya.

saat itu aku melihat kak balri yang menggaruk kepalanya keluar dari garasi mobil aku yang langsung menarik telinganya kuat langsung ke kamar.

"yaank ampun yaank sakit yaaank lepas yank"

teriaknya kesakitan

"liat deh kak, kalau udah gini gimana kak"

omelku

"ya udah lah yank, percaya aja"

membuang muka

"lihat aku kak, siapa yang akan bertanggung jawab kalau terjadi sesutu kak"

omelku lagi

"iya iya ah maaf, udah doong yank"

menggaruk kepalanya lagi

"aduh kak, udah aku gak dekat sama dia kak kalau gini ini gimana"

omelku

"haaa! dia kan gak bisa bawa mobil yank, lagian dia masih di bawah umur yank, naah ya kan yank ya kan hehehe"

baru benari menatap

"hhm ya ya ya"

jawabku kesal dan pergi ke kamar arya

sampai ke kamar arya aku lihat dia masih bermain dengan babysitter nya yang sudah pulang dari kampungnya.

"ya udah mbak tidur aja, biar saya yang tidurkan arya nanty, saya lagi malas ke kamar"

kataku pada si mbak

"kenapa buk, apa lagi berantem"

tanyanya

"aah gak, saya lagi kesel aja"

jawabku

"ya udah gak papa kok buk saya juga belum ngantuk kok"

masih terus bermain dengan arya

aku yang saat itu duduk tersandar dengan tempat tidur arya masih memikirkan tari.

"dia yang sudah berani banyak minta pada kak balri seperti ini, apa lagi kak balri juga sangat memanjakan dia banget semua pasilitasnya sudah lengkap aku rasapun dia pasti akan menyewa supir untuk mobilnya, kalau gak minta kak arta ya dia bayar pakai uang jajannya lah dia kan di kasih uang jajan sama kak balri dia juga pegang 1 atm kak balri"

dalam pikiranku

"aaaahhhh entah lah pusing"

"kenapa buk"

kaget

"aah maaf mbak gak papa kok, ya udah mbak saya balik ke kamar ya, malam"

kataku berdiri

"sayank mama ke kamar ya, boboknya jangan malam malam ya emuah mama syank arya"

mengecupnya yang sibuk bermain lalu pergi

saat keluar aku masih saja memikirkan soal tari sampai kurang fokus ke jalan dan menabrak sesuatu, begitu aku melihat.

" Astagfirullah Al Azim uuaaaaaa! "

kaget

apa yang aku lihat adalah wajah putih seperti dinding tapi ber mata, hidung dan mulut.

"kalo jalan itu liat liat pake kata jangan cuman pake dengkul aja"

omelnya dan pergi

"hadeeh"

kataku lega

aku yang awalnya mengira entah apa ternyata itu adalah tari, dia sedang bermasker dengan warna putih membawa ponselnya agak serem gimana gitu apa lagi udah malam gini.

Tak lama akupun sampai di pintu kamarku, sebenarnya aku malas masuk tapi aku juga udah ngantuk begitu aku masuk dan dan menutup pintu belum lagi aku berbalik kak balri memeluku dari belakang, saat itu aku hanya diam menunggunya bicara.

"yank"

katanya dengan lembutnya

"hhmm"

jawabku dengan tenang

"aku minta maaf ya, aku tau kamu kesel karna aku terlalu manjain tari dan memberinya banyak kebebasan"

jelasnya

"hhmmm terus"

kataku lagi masih tenang

"maaf ya sayank, aku ke dia itu hanya sebagai kakak yang rindu manjanya adik setelah sekian lama, aku lupa kalau peranku sekarang gak cuman jadi seorang kakak tapi jadi seorang papa juga"

aku yang merasa senang saat suamiku ini sudah mengerti akan peran dirinya, aku langsung berbalik badan dan memeluknya lalu menatapnya lagi.

"ya udah kak, kita juga masih sama sama belajar kan, ya pokonya kita jaga yaa kak tari itu berharga gak cuman buat kamu tapi buat kita"

kataku lalu tersenyum

"terimakasih ya sayank kamu udah ngertiin aku, walau kamu sering banget ngomel kamu itu wanita terbaik yank aku sayank banget sama kamu yul"

memeluk lagi

"eeh eeh eh tunggu kak, kamu bilang apa tadi?? ngomel!! "

melepas

"ups! "

menjauh

"maaf yank, maaf aduuhh yank gitu aja marah"

keluar dari kamar

"GAK USAH TIDUR DI KAMAR SANA!? "

teriak

"yank, ampun yank"

mengetuk pintu

"gak!?"

teriak

"yank dingin yank aduh yank gak kasihan apa"

mengetuk lagi

"cepet masuk"

membuka pintu

"hehehe"

cengengesan

"cepet!! "

teriak

"ooh iya iya yank"

======================

maaf kalau ada salah yaa

semoga suka

😊😊😊😊


Load failed, please RETRY

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C59
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login