"Maafkan ayah Keysa, ayah tidak mampu menahan gejolak keserakahan dalam diri ayah, ayah dibutakan oleh kebahagiaan yang ayah nilai dengan materi, ayah melupakan kebahagiaan yang sebenarnya adalah keluarga, yaitu kalian semua, putra dan putri ayah". Pak Setya tidak menyerah, dia terus meminta maaf dengan terus berlutut di ruangan itu.
"Ayah tidak perlu menyalahkan kehidupan, takdir yang membawa aku, kak keysa dan Kinan ke dalam kehidupan yang pahit ini, memiliki keluarga yang hancur berantakan. Tapi pernah kah ayah berpikir, setidaknya hubungi kami agar kami tidak merasa di buang, di campakkan, merasa tidak di anggap keberadaannya, bahkan seakan kami hanya buih yang semakin lama akan menghilang.
"Kami semua adalah anak-anakmu, anak yang telah kau besarkan meskipun hanya sesaat dan kau pergi bagai angin lalu, tanpa pernah sekalipun menengok ke belakang dan melihat kami yang awalnya selalu berharap kamu akan kembali dan menyadadari bahwa kami adalah kebahagiaan kamu yang sebenarnya, namun akhirnya kami tahu, bahwa ayah tidak akan pernah kembali kepada kami lagi dan dengan sendirinya kekuatan itu melekat erat dalam hati kami seiring berjalannya waktu, menerima kenyataan bahwa kami anak-anak yang tidak memiliki arti apa-apa bagi ayah yang sangat kami banggakan dan cintai sebelumnya, yang selalu kami nanti kedatangannya.
"Apa ayah sudah tahu Kiran, dan Kak Keyla telah lama pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya?????? Apa ayah jangan-jangan sudah tahu dan hanya diam saja tanpa ingin datang kepada kami, untuk menghibur kami???? mereka saudara kami, belahan jiwa kami, aku, kak keysa, dan Kinan juga kiran dan kak keyla adalah 5 bersaudara yang hidup dan tumbuh bersama, kita memiliki jiwa yang saling terkait satu sama lain, apa ayah tahu seperti apa perasaan kami saat akhirnya harus menerima kenyataan bahwa mereka berdua pergi untuk selamanya dalam waktu bersamaan??? bahkan di saat kita awalnya sedang dalam keadaan berbahagia bersama, takdir gelap menimpa kami semua, kakiku ikut di renggut oleh kecelakaan tragis yang juga mengakitbatkan kiran dan kak keyla meninggal, aku cacat seumur hidup, aku putra laki-lakimu, satu-satunya, yang dulu engkau begitu banggakan kini dia hanya laki-laki cacat yang tumbuh dengan semua keterpurukan dan warna gelap selalu membungbung tinggi di atas kepalanya, aku merasa tidak pernah melihat matahari bersinar, setiap hari yang aku lihat hanya kegelapan.
"Dan juga apa ayah tahu????? Kinan bahkan tidak memiliki siapapun dalam hidupnya kecuali kami, kenapa??? karena dia selalu di rundung rasa bersalah dalam dirinya, dia bahkan mengutuk dirinya sendiri agar tidak akan pernah merasakan kebahagiaan di dunia ini karena takut semakin kehilangan orang-orang yang ia sayang. Kehilangan ayahnya dan kemudian menyusul dua saudarinya pergi untuk selama-lamanya dalam waktu bersamaan, tepat di depan matanya.
"Ayah yang ia sayang pergi meninggalkannya dan melupakannya di saat dia setiap hari menunggu di depan pintu atau di depan telpon untuk menunggu ayahnya datang atau sekedar menelponnya, hal bodoh itu sampai membuat aku terus memarahinya setiap hari karena terus menunggu ayah biadab sepertimu, Kinan tidak memiliki teman, dia menutup hidupnya dari dunia sosial, anak kecil seperti itu yang kamu telah hancurkan kehidupan masa mudanya kini telah menemukan kebahagiaannya, Bayu adalah satu-satunya malaikat yang akhirnya memberikan warna pada kehidupan kami, jadi aku mohon jangan pernah lagi muncul di hadapan kami, dan jangan ucapkan maaf itu, karena kami telah lama memaafkanmu dan melepaskanmu, jangan kembali torehkan luka di hati ibu kami, dia telah bahagia hanya bersama kami, mengurus kami, menjaga kami, tidak ada lagi tempat untukmu di dalam keluarga ini.
"Telah lama kami sadar, disaat ayah tidak lagi kembali menengok ke belakang dan menghubungi kami, bahwa ayah telah benar-benar bisa hidup tanpa ibu dan juga kami anak-anakmu, maka kami memutuskan untuk hidup tanpa ayah, sampai kapanpun dan sampai maut menjemput."
Pak setya tak bisa menahan air matanya mendengar Genta mengatakan semua isi hatinya pada dirinya, pak setya mendengar semua penderitaan putra putrinya selama dirinya pergi meninggalkan mereka semua dalam kepedihan.
"Ayah memang tidak pantas untuk di maafkan, ayah tidak tahu lagi bagaimana caranya agar kalian mau memaafkan ayah".
Keysa menangis dan tio memeluknya dengan erat bersama tisya. Dan ibu tak bisa lagi hanya diam, dia bangun dan memeluk genta, putranya yang berjuang keras untuk bisa bertahan hidup dan keluar dari keterpurukannya selama ini, ibu tahu akhirnya genta mengeluarkan semua kekesalan dalam hatinya yang selama ini ia pendam di dalam hatinya.
"Sudahlah, lebih baik kamu keluar dari sini, mereka semua bukan anak-anak lagi, mungkin kamu lupa, telah belasan tahun kamu pergi dan saat kamu kembali dengan penyesalanmu, anak-anak kecil yang dulu kamu tinggalkan kini telah tumbuh menjadi putra putriku yang dewasa, mereka sudah memiliki jalan pemikiran sendiri tanpa aku arahkan lagi, aku tidak bisa menahan amarah mereka, jadi lebih baik kamu keluar atau keributan ini akan terdengar oleh semua orang di luar sana, kinan, aku dan keysa juga genta, kita semua telah baik-baik saja tanpa kamu, dan semua yang telah kamu lakukan pada kinan dan kami selama ini, kami telah melupakannya, mereka sudah terbiasa tanpa kamu, dan jika akhirnya kamu muncul, itu hanya bayangan seseorang yang mirip dengan ayah mereka. Jadi kamu bisa hidup tenang sekarang. Bahkan Mr Henry tidak mempermasalahkan soal itu karena lebih memilih menyayangi kinan putriku di banding mengurus orang tidak berperasaan sepertimu".
Ibu segera melepas pelukannya dari genta dan pergi memegang tangan Kinan yang sedari tadi hanya diam tertunduk di sudut ruangan itu tanpa berkata apa-apa dan tanpa air mata.
Kinan yang biasanya sangat rapuh, malam itu mampu bertengger dengan janjinya bahwa ia tidak akan menangis di hari bahagianya ini, air mata telah terlalu banyak jatuh di sepanjang kehidupan kinan sebelumnya. Maka ia akan berusaha untuk tidak menangis di malam pernikahannya.
"Ayo sayang, kita harus kembali menemui para tamu, bayu dan ayah mertuamu pasti mencarimu sekarang, acaranya sebentar lagi selesai". Kemudian semua orang keluar, Genta menjalankan rodanya sendiri untuk keluar dari ruangan itu, kemudian tio yang menghapus air mata istrinya terlebih dahulu yang kemudian langsung berjalan mengikuti genta, kemudian terakhir ibu dan Kinan berjalan meninggalkan ayahnya sendiri di ruangan itu dan sambil melewati ayahnya kinan sempat berhenti dan berkata.
"Selamat tinggal ayah, Kinan akan hidup bahagia, jaga kesehatan ayah, hanya itu yang ingin kinan sampaikan selama ini jika kembali bertemu dengan ayah namun dengan situasi yang tidak seburuk ini, aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan ayah dan ternyata ayah bahkan tidak mengingat wajahku".
Ibu menarik tangan kinan dan mereka akhirnya benar-benar keluar dari ruangan itu dan kini hanya pak setya yang sedang berlutut di lantai sendirian dengan semua penyesalannya dan menyadari betul bahwa putra putri yang dulu dia tinggalkan masih sangat kecil sekali, kini telah tumbuh menjadi sangat besar dan dewasa.
Suara tangisannya memenuhi seluruh isi ruangan itu.
Kinan dan yang lainnya telah masuk ke dalam ruangan pesta, disana semua orang masih riuh dengan pesta yang sedang berlangsung.
Tampak Bayu sedang berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya dan adam sedang duduk bersama klarissa di kursinya. Pak Gunawan dan ayah Ny andara terus berbincang tentang bisnis bersama Mr Henry.