Jam 17.00 wib mereka berdua dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Adisudjipto. Tiga puluh menit kemudian mereka duduk menunggu di pintu kedatangan, tidak lama kemudian Kak Lisa dan Zafran sudah terlihat keluar dari pintu kedatangan. Winda belum sadar kalau di belakang kak Lisa ada yang mengikuti,...
Zafran segera lari begitu melihat Winda, "Aunty.....aunty....." teriak Zafran sambil berlari mendekati Winda kemudian memeluknya. "Miss you so much aunty..."
Winda menyambut hangat pelukan Zafran, Winda begitu sayang dengannya seperti keponakan sendiri dan memang pada dasarnya Winda suka anak kecil. "Miss you too pria kecil".
"Aunty nanti ajak Zafran jalan-jalan di Yogyakarta ya?" ucap Zafran penuh semangat.
Belum sempat Winda menjawab Zafran, perhatiannya segera disita oleh suara dari orang yang berada di samping kak Lisa. "Hai Luis, apa kabar? lama tidak bertemu.." sapa wanita cantik berambut sebahu, lurus berwarna kecoklatan, wajahnya manis, dan nampak pintar. Jelas sekali terlihat dari keluarga berada seperti Luis jika di lihat dari gaya berpakaiannya dan tingkah lakunya.
Luis nampak terkejut melihat wanita yang baru saja menyapanya, ekapresinya seperti tidak percaya. Wanita tersebut memeluk Luis dengan mesra tanpa menunggu jawaban Luis. " Aku sangat...sangat merindukanmu".
" Luu..sii..." ucap Luis terbata-bata, Luis masih tidak percaya, wanita tersebut kini telah kembali setelah menghilang beberapa tahun lalu, tepatnya sejak kedua orang tua Luis meninggal. Lusi adalah teman Luis dari kecil, mereka selalu bersama dan berbagi dalam berbagai hal.
Lusi, Luis dan adik sepupunyamereka menghabiskan masa kecil dan tumbuh dewasa bersama. Lusi merupakan anak dari teman papinya Luis, dari kecil dia sangat manja jika dengan Luis, semuanya ingin dia kerjakan bersama Luis, sehingga pada suatu ketika Lusi ikut bolos sekolah saat Luis dan sepupunya malas mengikuti pelajaran di kelas. Banyak pria yang menyukai Lusi pada masa sekolah SMA, namun karena sikap Lusi yang terlalu nempel sama Luis dan bergantung padanya, menjadikan Lusi banyak dimusuhi para siswi pada masa itu karena Luis juga populer sebab tampan dan tajir. Hal tersebutlah yang membuat Lusi tidak suka berteman dengan wanita dan cenderung memilih dekat dengan pria, Lusi juga menjadi wanita yang bersifat tidak mau mengalah untuk orang lain.
Mobil yang dikendarai Niko melaju di jalanan yang macet petang itu, Kak Lisa duduk di depan bersebelahan dengan Niko, sebab Lusi tidak mau jauh dari Luis, Luis duduk di tengah antara Lusi di sisi kiri dan Winda di sisi kanan memangku Zafran yang tidak mau lepas dari Winda.
Lusi merangkul lengan Luis dan menyandarkan kepalanya di pundak Luis serta mengoceh tentang alasannya tidak menemui Luis selama beberapa tahun terakhir. Niko melihat Winda dari kaca spion dalam mobil, sepertinya dia ikut merasakan ke kacauan pikiran Winda saat ini, Luis yang menyadari hal tersebut segera menggengam tangan Winda. Lusi yang selalu memperhatikan gerak gerik Luis segera tahu kemana arah tangan kanan Luis, sehingga Lusi bisa menerka ada sesuatu di antara mereka dan merasa posisinya terancam. Segera Lusi melayangkan tatapan tidak suka ke arah Winda...menarik tangan Luis dan memberikan tatapan mengancam. Luis yang begitu faham sifat Lusi menurut saja, dia tidak ingin ada keributan di dalam mobil.
Sesampainya di kediaman keluarga Adijaya, Winda memilih menuju dapur membantu chef Wan memasak karena tidak tahu mau ngapain di rumah tersebut dan memang Winda sudah terbiasa membantu chef Wan selama dia menjadi perawat pribadi Luis waktu itu.
Luis segera mengambil kesempatan mendekati Winda dan menariknya ke taman belakang rumah, "Winda...aku harap kamu tidak salah faham, Aku dan Lusi tidak ada hubungan apapun, Aku bersikap seperti itu hanya karena menghormati persahabatan kami sejak kecil...tidak lebih. Kamu harus tau bahwa hanya ada kamu di jantung hatiku saat ini" Luis mengatakan semua itu dengan suara berat yang lembut dan penuh perhatian ke Winda, memegang kedua tanganya dan meremasnya dengan lembut.
Winda memberikan senyuman termanisnya, "Aku percaya kamu, tapi kamu hutang cerita masa kecil kamu ke Aku ya?".
"Tentu, akan segera Aku lunasi beserta bonusnya" Luis tersenyum jail, hatinya merasa lega.
Winda kembali ke dapur membantu chef Wan, Kak Lisa turun dari lantai atas bersama Zafran yang sudah mandi dan bergabung bersama Winda di dapur, "Kamu suka masak Winda?" tanya Kak Lisa lembut mencoba mengakrabkan diri dengan Winda.
"Suka Kak, tapi tidak pintar memasak. Maka dari itu Aku suka membantu chef Wan jika ada disini sekalian belajar, boleh kan Kak?" tanya Winda polos.
Lisa sedikit terkejut, ternyata wanita di depannya ini yang di sukai adiknya begitu polos, terlihat sederhana tapi punya semangat berusaha yang tinggi, termasuk wanita yang pintar melihat situasi juga. Lisa tersenyum bangga dan ingin segera mencoba masakan Winda, "Kenapa tidak? Silakan..Ajar betul betul ya chef" Lisa tersenyum sambil tertawa kecil. Chef Wan mengangguk dengan mantap.
"Zafran nak juga rasa masakan Aunty...nak rasa..." Zafran merengek manja.
"Tentu pria kecil ku" Winda tersenyum imut ke Zafran. Zafran loncat loncat kegirangan, Kak Lisa dan chef Wan tertawa melihat tingkah Zafran.
Ternyata ada sepasang mata tajam yang terus mengawasi dari jauh, tatapan benih kecemburuan merayap perlahan.
Satu jam kemudian di meja makan telah terhidang berbagai jenis makanan khas Yogyakarta, ada gudheg, sambal goreng krecek, telur dan ayam masak kecap, tahu dan tempe di masak bacem, dan ada urap sayur serta kerupuk udang. Kata chef Wan ini semua kesukaan Tuan dan Nyonya Adijaya, Kak Lisa selalu minta chef masak hidangan tersebut jika dia pulang ke Indonesia.
"Bagaimana rasanya, ada yang beda nggak?" Kak Lisa menatap Luis meminta pendapat.
"Agak sedikit beda, kenapa Kak?" Luis merasa aneh tiba-tiba kakaknya bertanya seperti itu.
Lisa tersenyum penuh makna sebelum menjawab, "Winda yang masak" kata Kak Lisa singkat kemudian melanjutkan makannya dengan lahap.
Spontan Winda tersedak, "uhuk..uhuk.." Luis segera memberikan segelas air putih ke Winda, dia menerimanya dengan canggung...
"Hahaha..hati-hati" Luis tertawa lembut. "Benarkah kamu yang masak" Luis mengajukan pertanyaan ke Winda.
"Bukan Aku, tentu saja chef Wan yang masak...Aku hanya membantu" jawab Winda.
Lusi tersenyum mengejek, matanya seperti mengatakan "Baru gini aja sudah bergaya, siapa sih wanita ini? babysitter kok cari muka di hadapan Kak Lisa dan Luis, perlu dikasih pelajaran nih". Lusi bertanya-tanya dalam hati. Lusi coba mengalihkan perhatian Luis dan Kak Lisa dengan sengaja membahas masalah kehidupannya selama beberapa tahun terakhir di malaysia dan bertemu dengan Kak Lisa.
♡♡♡
Gudheg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan.
Urap sayur adalah hidangan salad berupa sayuran yang dimasak (direbus) yang dicampur kelapa parut yang dibumbui sebagai pemberi citarasa.
DJCK up lagi..
Di bab ini saya memasukkan beberapa jenis makanan khas Yogyakarta, untuk mengenalkan budaya daerah, harapan penulis jika novel ini banyak vote dan diterima bahkan hingga pembaca luar negara, smoga bisa jadi media mempromosikan budaya bangsa Indonesia ???
Sekalian berbagi ilmu..
Apa makanan khas di daerah para pembaca??
Selamat membaca...
jangan lupa komen, ?5 dan votenya ?