"Ha, hana hurip wening suci. adanya hidup adalah kehendak dari Sang Hyang Tunggal." ucap ki Sentani. menjelaskan kepada Juki.
Juki mendengarkan dengan seksama. disampingnya Minto sudah masuk kedalam alam lain.
Tidur.
matanya terpejam memfokuskan untuk berlatih pernafasan. menikmati nafasnya. setiap tarikan maupun mengeluarkan nafas di nikmati. inilah awal mengenali diri.
ketenangan merasuk dalam hati. segala energi mendesak masuk memenuhi dadanya. sungguh pengalaman yang menyenangkan.
"tanda seseorang masih hidup adalah bernafas. jika seseorang bisa mengusai nafas apapun bisa dimiliki." ki Sentani melanjutkan pengajaran pada juki.
"nafas adalah pengikat ruh pada jasad." ki Sentani melihat Juki mulai bisa mengatur dan menguasai setiap keluar masuk nafas. 'bocah sekecil ini sudah mulai paham. Sang Hyang Tunggal pasti menitipkan takdir yang berat.'
sudah seminggu mereka belajar bernafas. suatu gerakan silat monoton. pelemasan, fisik dan bernafas. tanpa gerakan jurus, pukulan maupun tendangan.
pagi hari. dimulai saat ayam berkokok. ki Sentani membangunkan mereka untuk bersiap mencari makan pagi. 'bagaimana hasil olah nafas mereka? apakah mampu menangkap hewan untuk dimakan. hahahah.' mengawasi mereka dari atas dahan pohon.
Minto berlari mengejar ayam hutan yang terkenal lincah. dikejarnya jatuh bangun terpeleset akar pohon. sungguh pemandangan yang lucu. melihat usahanya.
Juki hanya diam digenggaman tangannya ada biji-bijian. sambil menenangkan pikiran membuang pikiran 'menangkap, membunuh dan memakan' hanya terpancar ketenangan. seperti pohon.
burung bertengger di pundaknya. melompat mendekati tangan Juki. mulai memakan biji-bijian. tak lama datang ayam hutan, babi, rusa dan hewan lainnya berkumpul disekitar Juki. semua hewan merasa tenang disekitar Juki.
ki Sentani memegang janggutnya. 'anak yang luar biasa.' mengalihkan pandangannya ke arah Minto ber lahan-lahan mendekati Juki. ditangkapnya Rusa dan disembelih dengan sebilah pisau pada lehernya. semua hewan berlarian menyelamatkan diri.
"to kamu jahat." ucap Juki marah ke Minto. pergi meninggalkan Minto.
Minto terdiam melihat Juki. bingung. 'loh kan tadi disuruh ki Sentani cari hewan untuk dimakan. kok marahnya ke aku?.' Minto mengeleng-gelengkan kepalanya. tidak dipikirkan yang penting makan daging Rusa. sudah bosan dengan daging ayam dan ikan. tertawa senang. ft5
ki Sentani melihat perbedaan dari mereka. baik sifat, sikap dan watak. mencari metode pembelajaran untuk mereka.
selesai makan dilanjutkan latihan silat.
"ki, sampai kapan kita belajar seperti ini. kapan belajar jurus. pukulan atau tendangan." Minto mulai tak sabar dengan ajaran ki Sentani. Juki hanya diam melihat Minto mengungkapkan kekesalannya ke ki Sentani.
"kalau kamu tidak sabar silahkan cari guru yang lain." ucap ki Sentani.
"ayo mulai lagi kuda-kuda tengah. mulai latihan bernafas." ki Sentani menyuruh mereka melanjutkan latihan bernafas.
matahari sudah diatas kepala. belum ada tanda-tanda untuk istirahat. masih tetap dengan posisi kuda-kuda tengah. tangan disamping. bernafas. wajah mereka memerah karena panas. bermandikan keringat. Kepala mereka terasa mau pecah.
Juki tidak kuat lagi dia tidur terlentang meluruskan kaki sambil menutup mata masih tetap latihan bernafas.
Minto sudah mau menyerah. nafasnya berat. kepalanya pusing berputar. hingga mencapai batasnya. pingsan.
Minto dipindahkan ke bawah pohon oleh ki Sentani. dibiarkan hingga sadar sendiri. Juki masih tetap tidur tapi miring ke kanan. ada aura ketenangan.
Minto tersadar mencari air untuk minum. tenggorokannya haus. kepala masih pusing. dipegang atas kepalanya takutnya ada yang matang karena kepanasan.
Juki dipanggil untuk makan bersama. daging Rusa tadi diolah ki Sentani agar bisa dimakan untuk beberapa hari. sebagian di asap. sebagian lagi di iris tipis-tipis lalu dijemur kering.
terbesit keinginan Minto untuk lari dari ki Sentani. dia tidak kuat lagi dengan pelajaran silat. sungguh tak masuk akal bagai bisa belajar silat hanya pelemasan, fisik angkat air mengisi kolam terus kuda-kuda tengah sambil bernafas. tidak ada jurus, tendangan ataupun pukulan.
"Juki, kamu masih kuat dengan latihan silat ini? " tanya Minto mau mengajak kabur dari sini.
"masih, latihannya tidak berat seperti latihan silat Harimau." jawab Juki polos. dia mengingat bagaimana silat harimau push up cakar, lompat katak, jalan itik dan masih banyak lagi. dia perna mencoba latihan dirumah. tangan dan kakinya sakit semua.
"iya juga sih. tapi kan membosankan Juk, kepala ku mau pecah. tadi saja aku pingsan karena tidak kuat." Minto memberikan penjelasan tentang keinginan untuk kabur.
setelah makan ki Sentani datang. tak ada percakapan lagi.