Itu hanya dua kata. Setelah kedua kata itu dimuntahkan keluar dari antara bibir Kaisar yang tipis dan tak berperasaan, seolah-olah dia telah meletakkan lapisan demi lapisan hawa dingin di ruang belajar. Aura dingin yang tak terbatas muncul. Itu membekukan semua jendela kaca bening, meja kayu merah, dan tanaman pot hijau di dalam hawa dingin yang kasat mata. Aura dingin itu muncul pada benda-benda ini dan menyebar hingga menyelimuti seluruh Istana Kerajaan, membuat udara menjadi sedingin es. Dinginnya bahkan menembus langit dan melesat menuju gumpalan-gumpalan awan kelabu jauh di timur.
Awan itu tampak seperti binatang yang terkejut. Terkejut oleh hawa dingin ini, seluruh tubuhnya menyusut dan menggigil kedinginan. Warnanya menjadi gelap. Dengan enggan meremas keluar kebasahan yang tersembunyi jauh di dalam awan.