"Ibu dari Lore-chan sangat mempercayai legenda itu, pada suatu hari dia pergi untuk mencari cinta sejatinya dan beruntungnya dia menemukannya. Seorang laki-laki yang bisa membuat dia jatuh cinta."
Memang itu adalah suatu keberuntungan yang sangat luar biasa bagi seorang Mermaid untuk bisa menemukan cintanya sendiri terutama melihat tempat tinggalnya yang berada di dalam laut.
"Ibu Lore-chan...setelah dia menemukan pujaan hatinya, mereka pun tinggal bersama di sebuah pantai."
Itu adalah sebuah kehidupan bahagia dari seorang Mermaid yang menemukan cintanya. Mereka saling mencintai dan memadu kasih mereka walau mereka berbeda ras sekalipun. Tetapi di dalam hidup, setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Semua itu berlaku kepada semuanya, tidak peduli seberapa kuatnya cinta mereka.
"Tetapi suatu hari ada sekelompok orang yang berniat memburu Mermaid yang katanya jika ada yang memakan daging mereka maka mereka yang memakan bisa mendapatkan berkah dari para Mermaid yaitu kecantikan yang luar biasa."
Berbeda dengan para Naga laut yang biasanya cenderung hidup secara individualis, Mermaid adalah ras yang hidup secara berkelompok. Mereka tidak pernah meninggalkan kelompok mereka walau untuk apapun kecuali satu orang, dia adalah ibu dari Lorelei yang akan menjadi sasaran empuk.
Tentu rumor tentang Mermaid yang suka memakan daging orang yang diculik mereka itu juga menyebar di kalangan para pemburu, oleh karena itu ini merupakan kesempatan emas bagi mereka semua.
"Kelompok itu datang pada saat terburuk, yaitu waktu Ibu Lore-chan yang tengah dipenuhi kebahagiaan bersama orang yang dicintainya itu akan bertelur. ayah Lore-chan meninggal karena melindungi ibu Lore-chan, dia mengorbankan dirinya untuk memberi waktu Ibu Lore-chan melarikan diri bersama telur yang merupakan buah hati mereka."
Pada saat itu para Mermaid sangat gempar ketika mengetahui bahwa Ibu Lorelei telah kembali membawa kembali dua butir telur. Tetapi meskipun seperti itu wajahnya sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaan. Hanya kesedihanlah yang nampai di wajahnya.
"Setelah Lore-chan dan saudarinya menetas itu kami pun bertemu untuk pertama kalinya. Aku, Shasha-chan, Lore-chan dan Shasha dan saudarinya...Undine."
"Tunggu dulu...kau bilang Undine? Bukannya itu nama belakang Lorelei?"
"Ed-chan, apa Ed-chan pikir Mermaid punya nama belakang?"
"Entah?"
Nirvelli teringat dengan jelas seperti apa rupa dari Undine, dia adalah seorang Mermaid yang kecantikannya sama dengan Lorelei dan juga memiliki ciri-ciri yang sama dengannya.
Iris matanya yang berwarna biru jernih seperti layaknya lautan, rambutnya juga sama-sama berwarna biru muda, tetapi lebih muda dari punya Lorelei.
"Sebenarnya kami sengaja menambahkan nama itu kepada Lore-chan berharap kalau dia teringat lagi dengan saudari dan juga ibunya."
"Ibu? Jangan-jangan?!"
"Ya...nama Ibu Lore-chan adalah Lereleilena."
Ini adalah sesuatu yang tidak Edward duga sebelumnya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau akan ada sesuatu seperti ini dan dia sama sekali tidak sadar.
"Jadi begitu...sekarang dimana Undine? apa jangan-jangan dia..."
"Tidak Ed-chan, kalau Undine-chan sudah tiada seharusnya kami bisa merasakannya."
"Soal Undine...sebenarnya tidak ada yang tahu kebenarannya. itu semua berawal dari mimpi mereka berdua untuk menemukan cinta sejatu mereka layaknya sang Ibu. Tetapi kali ini aku dan Shasha juga menemani mereka berdua. Pada saat itulah Lore-chan dan Un-chan bertemu denganmu. Pada saat itu kami melihatmu yang terjun dari atas jurang di pinggir laut dan akhirnya mereka berdua menyelamatkanmu."
Itu merupakan pertemuan pertama antara Lorelei dan Undine dengan Edward yang masih kecil. Pertemuan yang sama sekali tidak terduga antara sang Pisces dengan reinkarnasi dari sang Cahaya.
"Setelah menyelamatkanmu, Lore-chan dan Un-chan membuat janji karena telah berjasa menyelamatkanmu. Jika kamu bertemu dengan mereka untuk yang kedua kalinya maka sudah pasti kalau kamu adalah orang yang mereka cari..."
Ini mungkin adalah sebuah kebetulan yang mengerikan dimana pertemuan Edward dengan Lorelei dan Undine harus diwarnai dengan Drama seperti ini, drama yang tidak ada seorangpun yang mengharapkan.
"Sudah kubilang kan Ed-chan. Gak peduli kami itu apa dan dimana, kami pasti akan bertemu sama Ed-chan walau secara gak sengaja sekalipun."
Edward melihat kearah Nirvelli.
"Jadi selanjutnya apa yang terjadi?"
"Setelah itu para pemburu yang dulu mengincar Lereleilena tidak sengaja melihat Lore-chan dan Undine...begitupun aku dan Shasha. Kami pun dengan cepat berusaha melarikan diri tetapi yang berhasil hanyalah kami saja. Lore-chan dan Undine tertangkap dan setelah itu aku dan Shasha tidak tahu apa yang terjadi."
Itu adalah sebuah kesalahan besar yang pernah Nirvelli buat dalam hidupnya, meninggalkan Lorelei dan Undine hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Sebuah kesalahan yang membuat dia menyesal setiap dia melihat senyum Lorelei yang tulus.
"Karena itu..."
Pada saat itu, Nirvelli pun menundukkan kepalanya kepada Edward. Terlihat air mata yang mengalir di pipinya.
"Aku mohon...aku mohon...aku mohon selamatkanlah Lorelei! Aku tidak peduli walau aku harus menukarkannya dengan nyawaku tapi...tapi aku sudah tidak tahan dengan semua ini!"
Ini pertama kalinya Edward melihat seorang Mermaid menangis.
Mermaid, Makhluk yang dikatakan tidak punya hati karena suka menculik dan memakan orang pada saat ini sedang menunduk di depannya sambil menangis.
"Hatiku terasa sangat sakit melihat senyumnya! Hatiku terasa sakit ketika melihat dia terus mencari cintanya! Aku mohon! Aku mohon!"
Pada saat itu tiba-tiba datanglah Shasha kesana. Dia sudah mendengar semuanya dan dia pun ikut menunduk di depan Edward.
"Shasha...chan..."
"Aku mohon selamatkanlah ratu kami! Kami tahu kalau ini Egois, tetapi kami akan membayarmu dengan apapun yang kami punya!"
"Nirvelli...Shasha...kalian..."
Secara tiba-tiba Lorelei muncul disana tanpa Edward maupun Chamuel bisa mendeteksinya.
Edward, Chamuel, Nirvelli dan Shasha pun sangat terkejut dengan kehadiran Lorelei disana yang tiba-tiba muncul.
"Lore-chan!"
"Lorelei, bukannya dia seharusnya bersama White!"
Wajah Lorelei pun mulai kelihatan pucat setelah dia mendengar semua cerita dari Nirvelli itu. dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi hatinya terasa sakit, begitupun kepalanya.
"Tuanku!"
Dari kejauhan nampak White yang tengah menuju ke arah Edward. Dia langsung berdiri di depan Edward seolah-olah bersiap untuk melindunginya dari sesuatu.
"Uwah kelihatannya ini sangat gawat. kalau begitu Chamuel juga akan siap-siap."
Ini merupakan situasi terburuk yang bisa terjadi di sana, situasi gawat dimana sesuatu yang ada di dalam diri Lorelei aka dilepaskan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"
Lorelei merasa amat sangat kesakitan, dia terus menerua mencengkram kepalanya yang terasa sangat sakit itu.
Kristal berwarna biru yang ada di dahi Lorelei pun mulai bersinar semakin terang dan terang.
Di dalan kepala Lorelei, ingatan yang seharusnya sudah dia lupakan dengan tiba-tiba datang lagi layaknya ombak Tsunami. Dia mengingat rasa sakit itu...rasa sakit ketika melihat Ibundanya yang tercinta meninggal di depan matanya. Dia mengingat juga tentang sosok yang sangat penting dalam hidupnya...Undine.
Semua rasa sakit, Kemarahan, dan emosi negatif lainnya yang tertahan di dalam hati Lorelei pun keluar secara bersamaan.
"Lore-chan!"
"Lorelei!"
Nirvelli dan Shasha pun mencoba mendekati Lorelei tetapi mereka berdua dihadang oleh Lily.
"Jangan!"
"Mereka...para orang-orang bodoh itu...orang-orang yang telah merenggut kebahagiaanku...orang yang telah merenggut kebahagiaan ibuku...mereka...mereka..."
Emosi negatif ini, emosi negatif yang lebih besar dari yang Chamuel dan yang lainnya perkirakan.
Lautan pun bergemuruh dengan hebat bersamaan dengan emosi negatif yang terus menghujam Lorelei.
"Apa yang terjadi dengannya?"
"Ed-chan...Ed-chan sudah pernah melihatnya kan?"
"Melihatnya? Jangan-jangan!"
"Ini sama seperti yang terjadi dengan Lily-chan...Red Lily."
"Tuanku, ini adalah apa yang terjadi jika anak-anak Zodiak kehilangan cahayanya. sekarang hati dari Lorelei sudah tertutupi oleh emosi negatif yang sangat luar biasa sehingga itu memicu adanya pembalikan."
"Pembalikan? Apa itu sama seperti Red Lily?"
"Normalnya anak-anak Zodiak tidak bisa mengendalikan dirinya saat dia mengalami pembalikan, tetapi nona Lily berbeda. Nona Lily bisa mengendalikan dirinya sendiri walau tidak seutuhnya."
Memang pembalikan adalah sesuatu yang tidak bisa dibuat main-main karena sekaki mereka mengalami itu, mereka akan mengamuk dan tidak bisa mengendalikan akal sehatnya lagi. Semua tindakan mereka adalah tindakan yang dikendalikan oleh emosi negatif.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
Teriakan yang memekakan telinga itu...teriakan dari seorang Mermaid yang dipenuhi oleh amarah dan keputusasaan. Teriakan dari seorang Mermaid yang hidupnya telah dihancurkan oleh para orang-orang bodoh.
Rambut berwarna biru Lorelei mulai berubah menjadi hitam yang pekat, bahkan iris birunya yang cantik itu sekarang berubah menjadi berwarna merah yang menakutkan bersamaan dengan bergemuruhnya lautan yang ada di sana.
"Tidak akan kumaafkan...tidak akan kumaafkan...TIDAK AKAN KUMAAFKAN!"
Lorelei masih teringat dengan jelas wajah dari sang pembunuh ibundanya dan kali ini dia...
"TIDAK AKAN KUMAAFKAAAAAAN!!!"
Dengan seketika terjadi ledakan kekuatan yang sangat hebat disana. Beruntung Nirvelli dan Shasha berada di dalam perlindungan Lily sehingga mereka tidak hancur terkena ledakan kekuatan itu.
Dengan tiba-tiba langit pun mendung dan menjatuhkan hujan yang sangat deras. Angin-angin terlihat seperti mengamuk kesana kemari. Petir pun terlihat seperti mengamuk kesana kemari.
Itu adalah situasi yang sangat mencekam uang diakibatkan oleh kemarahan sang Pisces yang sangat dalam. Luka dan lara di dalam hatinya itu telah terlalu dalam sehingga membuatnya seperti ini.
Lorelei yang sekarang tengah dalam pembalikan itu pun menengadahkan tangannya. disana muncullah sesuatu yang nampak seperti sebuah buku yang sangat tebal beserta alat tulisnya.
Setelah itu dia terlihat menuliskan sesuatu disana. Terlihat sekarang tubuhnya dikelilingi oleh lingkaran sihir.
Pusaran air pun mulai terbentuk disana, sebuah pusaran raksasa yang berada di bawah ekor Lorelei.
Pusaran itu pun mendorongnya keatas untuk keluar dari lautan.
Kemudian lagi ombak raksasa seperti Tsunami terbentuk tepat di bawahnya.
"Oi oi...ini gawat bukan?!"
"Lelei..."
Bersama dengan itu dia pun mulai maju bersama ombak raksasa setinggi seratus meter itu dengan cepat menuju ke daratan.
Ini adalah situasi yang gawat karena mau dilihat darimanapun kalau ada orang yang melihat ombak setinggi seratus meter bergerak cepat kearah mereka maka orang itu kemungkinan besar akan mati.
"White, Chamuel, Lily, kita akan hentikan dia sebelum dia membunuh seseorang secara membabi buta!"
"Dimengerti, Dominus!"
"Serahkan saja pada Chamuel!"
"Ya~"
Sebenarnya w bisa membuat nih Arc si Ikan sedikit lebih lama tapi w percepat aja biar cepet sampai ke Arc lawan Yulia