Pei Ge buru-buru menuju vila keluarga Qin saat da menerima telepon.
Meskipun dia buru-buru karena cemas, dikarenakan jarak antara apartemen Bi Zheng dan vila keluarga Qin, ditempuh lebih dari sejam untuk sampai di sana.
"Ini uangnya, Pak! Ambil saja kembaliannya!"
Pei Ge memberikan lumayan banyak uang untuk sang sopir sebelum keluar dari taksi dan segera menuju rumah Qin Qitong.
Mungkin karena situasi darurat atau lainnya, tetapi pintu rumah gadis itu tidak ditutup hari ini.
Dengan begitu dia berhasil masuk ke vila tanpa halangan.
"Qitong, Qitong! Kamu di mana?"
Pei Ge meneriakkan nama gadis itu saat masuk ke vila.
Alisnya segera mengernyit ketika melihat pemandangan di ruang tamu.
Ruang tamu berantakan dan tampak seolah-olah telah dirusak oleh badai.
Yang lebih menakutkan adalah genangan darah yang mencolok di bagian bawah tangga ruang tamu.