Danitz memegang belati perunggu itu dan mengiris punggung telapak tangan kirinya, namun keraguannya mencegah dirinya untuk menggunakan terlalu banyak kekuatan.
Dia mendongak dan memaksakan sebuah senyuman.
"Walaupun aku sudah sering terluka, rasa sakit masih membuatku ketakutan."
"Langsunglah ke pokok permasalahannya," jawab Klein dengan dingin.
Danitz tertawa kering.
"Hahaha, aku hanya agak takut sakit."
Begitu dia selesai mengatakan itu, dia mengerahkan tenaga pada tangan kanannya, mengiris luka pada punggung tangannya dengan belati perunggu tadi. Kata-kata yang telah diucapkannya sepertinya mengalihkan perhatiannya agar dia bisa mengatasi pikiran sakitnya.
Darah segera merembes keluar dan Danitz pun buru-buru meletakkan belatinya. Dia mengoleskan darah pada jari kanannya dan mencorengkannya pada sampul buku Perjalanan Groselle yang berwarna cokelat tua.
Setelah menyelesaikan itu, dia menahan napas, menunggu suatu perubahan.