wild rose tidak memahami diri nya sendiri saat itu, hanya sebaris kata sudah membuat nya ingin berlari memeluk pria itu dengan erat, bercumbu mesra mencicipi bibir nya yang menggoda, kehangatan tubuh nya, merasakan pria itu di dalam dirinya.
"haaah", wild rose mendesah hanya membayangkan hal tersebut, ketika ia sadar pria itu memperhatikan nya, wild rose malu dengan diri nya sendiri "bodoh nya aku" bisik nya sambil memukul kepalanya.
"bagaimana jika itu benar terjadi, mungkin aku akan mati dalam gairah" kata wild rose dalam hati, dengan pipi masih bersemu.
suasana kembali sunyi, waktu berlalu malam sudah memasuki puncak nya, mereka tidak lagi mengetahui sudah berapa banyak bir yang mereka habis kan, sama sama dalam keadaan mabuk berat tapi wild rose masih bisa mengendalikan akal nya, dia melihat pria asing disampingnya sudah terguling di atas pasir.
"apa yang harus aku lakukan ? apa ku tinggalkan saja dia disini ? tapi disini dingin sekali dia bisa sakit " sambil memperhatikan pria itu, tangan wild rose sudah berada di pipi pria itu, semakin terpesona dengan wajah yang tenang di hadapannya.
serba salah dengan keputusan nya wild rose bertekad membawa pria disampingnya ke hotel yang tepat berada di belakang pantai, dan dengan bantuan karyawan hotel akhirnya mereka sampai di salah satu kamar, pria itu masih tidak sadarkan diri terbaring di atas kasur.
setelah mengucapkan terimakasih kepada karyawan yang membantu nya dan membayar tagihan kamar di meja resepsionis, wild rose kembali ke kamar, kamar itu tipe suite berada di lantai dua, wild rose duduk di tepi tempat tidur, melihat damai nya orang itu, sekali lagi wild rose membelai pipi dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah pria itu,
hati nya kembali berdegup kencang, "aku sering berada di hotel dengan pria asing, tapi kali ini berbeda, serasa baru pertama kali melakukan nya" wild rose bertanya-tanya siapa nama pria itu, dimana tempat tinggalnya, mengapa dia terlihat begitu sedih, namun mata nya masih belum beralih dari pria itu.
ketika wild rose berdiri dan berencana pulang ke rumah, tangan besar pria itu menahan tangan wild rose di pipinya,
"kau mau kemana, jangan tinggal kan aku sendiri" gumam pria itu sambil menarik wild rose ke dalam pelukan nya.
wild rose kaget dan tubuh nya bergetar di dalam pelukan posesif pria itu, wild rose terdiam, dan dia bisa merasakan tubuh depan pria itu di punggung nya, hangat.
membiarkan beberapa saat, wild rose mencoba melepaskan tangan pria itu dari pinggang nya, bukan nya terlepas, pria itu semakin mempererat pelukannya dan membalikkan tubuh wild rose membuat mereka berhadapan, wajah pria itu hanya beberapa centimeter saja dari wajah nya, dan wild rose bisa merasakan nafas pria itu di wajah nya, semakin dekat, pria itu mengecup lembut kening wild rose, kemudian matanya, hidung nya lalu bibir wild rose, semakin menuntut, pria itu mulai mencium bibir wild rose dengan agresif, memainkan lidah nya menggoda wild rose, wanita itu kini tidak berdaya di pelukan pria asing itu, wild rose merespon dengan gairah yang membara, lidah mereka menari-nari, wild rose menempelkan dan mengosok gosokkan tubuhnya ke tubuh pria itu, dibalik baju tipis yang memisahkan tubuh mereka timbul gairah primitif yang sudah tidak bisa di bendung lagi. wild rose merasakan puncak payudara nya menegang, bagian sensitif di antara pahanya memanas seakan ingin meledak.