Baixar aplicativo
50% school girl / Chapter 6: Anggota dewan no.8

Capítulo 6: Anggota dewan no.8

"Apa anggota dewan"aku berteriak.

Aku mendengar suara murid lain yang membicarakan ricka, "lihat itu ricka senpai, kyaa"suara mereka dari belakang kami.

"Imutnya"kata mereka semua.

"HUhhhh, senpai"ran memainkan rambutnya dengan senang.

Mendadak ricka di belakangku dan bersembunyi, "(imutnya gila benar)"suara dalam hati semua murid kecuali aku.

"Jadi ricka kau bisa menjelaskan kepadaku"aku bertanya kepada ricka yang ada di belakangku.

"Baik akan aku jelaskan! "Ricka duduk disampingku dengan sanagat sopan, "perkenalan namaku ricka Melina, anggota dewan no. 8 si cepat biru"ricka dengan tatapan kosongnya.

"Anggota dewan no. 8 ya,boleh aku tanya sesuatu tidak? "Aku mengerutkan alis kananku.

"Tentu silahkan"ricka dengan sopan.

"Apa maksud dari si cepat biru? "Aku dengan senyuman palsu.

Mendadak wajah ricka memerah dan suara agak gagap.

"biar aku jelaskan"ran tunjuk tangan, "itu karena nama julukan kami saat di ring,contohnya si cepat biru, berarti dia memliki kecepatan yang luar biasa"ran dengan senang.

"Oh begitu, jadi apa maksud dari monster hijau? "Aku Dengan mata penuh pertanyaan.

Mendadak ran ikut gagap juga dengan wajah memerah, "(double effect, sama aja kalian berdua!) "aku berteriak dari dalam hati.

Mendadak ran dan ricka menunduk kearah tembok, "biar dia yang jelaskan " mereka berdua menujuk kearah tembok.

Aku bingung, dan mendadak aku melihat erina keluar dari balik tembok, dia mendekati kami dengan pipi memerah, "hai ren"erina membersihkan kaca matanya dengan agak gerogi.

"Erina, kenapa kau tadi di balik tembok?"aku bingung.

"Bukan apa-apa kok, aku lapar aja makanya ke kantin"erina memalingkan wajahnya.

"Bohong"ricka menatap erina dengan penuh pertanyaan, "dari tadi aku lihatin kamu terus, saat ada di k.... "Mulut ricka tertutup dengan tangan erina.

"Ricka senpai, hentikan"erina dengan malunya.

"Memang kenapa? "Ricka dengan tatapan diam dan polosnya.

"Ahhhh, sudahlah baik aku akan menjelaskan tentang julukan kalian"ricka dengan pipi memerahnya.

"Baik silahkan jelaskan"kataku dengan gaya gentlemen.

"Diam aja loe"erina melempar gelas minuman ran yang tidak berisi ke wajahku.

Aku membaringkan wajahku di meja karena lemparan erina.

"Baik akan aku jelaskan, julukan adalah nama yang di berikan kepada kepala sekolah ke semua murid yang memilki bakat yang berbeda seperti, si cepat biru karena dia cepat dan pergerakannya tidak terlihat yang hanya arus pegerakanya yang berwarna biru, sedangkan si monster hijau adalah kegangasan dalam bertarung sama seperti monster rasa hausnya dalam bertarung dan senangnya dalam bertarung"erina dengan

senyuman mengejek ran,dan ricka.

"Oh begitu ya"aku melihat ran dan ricka menutup wajahnya di meja, "kalau begitu nama julukanmu, apa erina? "Kataku.

Mendadak wajah erina di meja sama seperti ricka dan ran, "(kenapa dengan mereka bertiga!) "aku berteriak dalam hati.

"Hehehe"aku melihat mata seperti hewan malam, yang berasal dari ran, dan ricka, "baik akan kami jelaskan"kata ran, dan ricka dengan senyuman mengejek.

"E... (Anehnya?) "aku bingung.

"Nama erina anggota dewan no. 10 julukan women reaper, bertarung seperti mencabut nyawa dengan tebasan tangannya seperti sabit grim's reaper"ricka dan ran dengan senyuman mengejek.

"Sudahlah kalian hentikan,malunya"erina dengan menutup wajahnya yang malu.

"Kenapa kalian malu dengan julukan, kalian sendiri? "Aku bingung.

"Berisik!! "Ricka, erina, dan ran meneriakiku.

Aku bingung karena melihat reaksi mereka.

"Oh ya dan juga lihat ada, yang baru dapat julukan juga"ran membuka hp nya dan menujukan daftar nama.

Aku melihat nama anak murid yang bersekolah disini, aku membaca dan melihat berbagai julukan murid di sekolah ini dan"oh begitu ya jadi nama julukanku white boy..... E(tunggu white boy) huh, nama macam apa ini! "Aku beteriak.

Aku melihat reaksi wajah erina, ran, dan ricka menutup mulutnya, "hahahah"mereka tertawa.

"White boy pfftt"ran menahan tawanya.

"White boy, berarti bocah putih"erina mengangguk dengan mulut menahan tawa.

"Kemari bocah"ricka memainkanku.

"(Sial mereka bertiga) aku harus menganti namaku, dengan bantuan kepala sekolah"aku berdiri.

"Mana mungkin bisa ren, yang membuat nama kepala sekolah berkali-kali,aku ingin menganti nama saja dilarang, dan tambah lagi namamu sudah mendunia loe"erina menujukan hasil pencarian di internet dan menujukan sudah meliaran, data pencarian.

"Mustahil"rasa semangatku berkurang.

"Terima saja ren, kan tidak masalah juga julukanku si monster hijau saja aku biasa aja"ran memainkan rambutnya.

"Ya kalau nama julukanmu kan memang sudah keren"aku menatap ran agak iri.

"Begitu ya, kalau kepala sekolah memperbolehkan kita tukar nama aku tidak keberatan"pipi ran memerah dan dia makin agak cepat memainkan rambutnya.

"Hehhhhh"ricka dan erina menatapku.

"Kenapa kalian berdua? "Aku bingung dengan wajah mereka yang terlihat agak aneh.

"Bukan apa-apa"erina, dan ricka mengembangkan pipinya.

"Huh"aku bingung melihat wajah erina dan ricka sedangkan ran dari tadi menampilkan wajah senangnya.

Waktu berlalu,waktu pulang sekolah, aku harus segera pulang dan membuat makan malam, "pasti tepat waktu ni, hihihihi"aku tertawa sambil berlari sangat kencang.

Aku melewati jalan pintas dan"hai ren"mendadak tepat di sampingku ada ricka, dan ran.

"Astaga"aku terjatuh dan agak pusing, "ya ampun kalian ini ngejutin aja sih! "Aku meregangkan badanku.

"Maaf-maaf sebenarnya aku lupa satu hal"ran memeberikanku kotak yang berisi daging premium.

"Astaga, benar ini untukku"aku menyentuh tangan ran.

"Hemm, ya memang untukmu ayahaku yang menyuruhku memberikannya"ran dengan wajah memerahnya dan suara agak gerogi.

"Kau memang malaikat"aku tersenyum senang.

Mendadak ran mimisan dan berusah berdiri tegak.

"Ran kau baik-baik saja? "Aku menyentuh pundaknya.

"Ya aku baik-baik saja"ran dengan darah yang mengalir di hidungnya.

"(Kalau di lihat baik-baik itu, nampaknya tidak baik-baik saja! )"aku berteriak dalam hati.

Ricka menatapku dengan tatapan kosongnya yang agak terlihat kesal, "kalau ricka bagaimana? "Ricka menujukan wajah imutnya.

"Kalu ricka seperti peri kecil"aku dengan senyuman.

"Buakkk"ricka memukul perutku, "aku pulang"ricka meninggalkanku.

"Tunggu ricka,bagaimana kalau kalian berdua ikut makan malam bersamaku"aku dengan senyuman senang.

"Tidak masalah ren? "Ran bingung.

"Benar boleh aku ikutan!"ricka dengan pipi memerah.

"Ya tidak maslah soalnya sayang daging premiumnya kalau di makan berdua dengan adikku saja, kan lebih asik kalau makan bersama, hihihi"aku tersenyum lebar, "jadi apa kalain mau ikutan? "Aku bertanya sekali lagi.

"Ikut"ran, dan ricka serempak dengan senyuman senang.

"Baiklah malam ini kita berpesta"aku mengangkat tanganku dengan senangnya.

Bersambung


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C6
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login