Tok! Tok!
Angele berjalan melewati taman dan mengetuk pintu kayu berwarna cokelat. Permukaan pintu itu terasa kasar dan dingin.
Kriet…
Pintu itu terbuka. Dibalut gaun sutra berwarna putih, Vivian memeriksa keadaan sekitarnya dan meminta Angele memasuki rumah.
Angele berjalan mengikuti Vivian ke ruang tamu. Ia mendengar suara kayu bakar dari perapian. Api membara dan menari-nari, sehingga menghangatkan ruangan itu.
Ia melepaskan jaket hitamnya dan menggantungkan jaket itu pada tempat yang telah disediakan.
Setelah melepaskan jaket, ia melonggarkan kerah bajunya dan bertanya dengan lirih, "Apa kau merasakan itu?"
Vivian mengangguk dan menuangkan teh bunga ke dalam kedua cangkir di atas meja. Cairan oranye dalam kedua cangkir itu terasa nikmat dan hangat.