Angele terbang melewati kelompok angsa itu. Akhirnya, mereka dapat melihat pemandangan di depan dengan jelas.
Sebuah tebing besar berwarna hitam dan berkelok-kelok memisahkan hutan itu menjadi dua. Pada ujung tebing, terdapat sebuah air terjun raksasa, dengan deru yang sangat keras walau dari ketinggian.
Gajah-gajah berkulit cokelat, bersama dengan singa-singa bertanduk, sedang minum dari air sungai. Anak-anak gajah tersebut bermain dengan anak-anak singa di bawah cahaya matahari yang akan terbenam. Tempat itu terlihat sangat mirip dengan hutan kuno yang tak terjamah.
Angele mengernyitkan alisnya dan menatap hutan dari punggung elang tersebut.
'Tempat ini tidak dihuni manusia. Sepertinya, tempat ini bagus untuk altar-ku.' Ia berpikir seraya melihat hutan itu dengan seksama.