"Tuan Utusan, Aliran Ziwei kami ini sungguh tidak memusuhi bangsa dewa! T-Tuan Utusan Dewa, tolong belas kasihani dan lepaskan kami!"
Di depan seorang lelaki setengah baya, pemimpin aliran Ziwei berbicara sambil gemetaran.
Kelihatan sekali kalau dia ini sangat takut. Ketakutan semacam ini datang dari jiwa!
"O? Begitu? Sepertinya orang-orang yang aku bunuh belum cukup!"
Si utusan dewa setengah baya itu tersenyum tipis dan menunjuk lagi. Seorang murid dari Aliran Ziwei tewas.
Tatapan mata orang ini penuh dengan sorot acuh tak acuh. Dia seolah membunuh seekor binatang, bukan manusia.
Pemimpin Aliran Ziwei gemetar dan suaranya tercekat oleh tangisan.
"Apa yang Tuan Utusan inginkan sebelum Tuan mau melepaskan Aliran Ziwei?"
Tatapan mata si utusan ini mendarat pada seorang wanita muda di tengah kerumunan. Matanya penuh dengan sorot ketamakan.