"Yang kuat menjadi lebih kuat, yang lemah menjadi lebih lemah. Dao-ku adalah yang lemah akan dimanfaatkan oleh yang kuat."
"Jadi, memang kenapa kalau kuat? Jadi memang kenapa kalau lemah? Bukankah kau ini juga berjalan selangkah demi selangkah dari orang lemah? Kau lebih baik dari tanaman obat sampai kau bereinkarnasi lebih baik dari mereka."
"Lucu sekali! Aku ini sangat berbakat. Dulu, aku membunuh dengan kekuatanku sendiri juga untuk menjadi legenda Dunia Bentangan langit. Mana mungkin aku ini sama dengan semut?"
"Memang kenapa? Tidak seberapa kuatnya dirimu, kau tidak bisa lari dari kurungan Dunia Bentangan Langit juga! Selain itu, dalam hal bakat, apa yang kau andalkan di depanku?"
....
Kedua orang ini saling menimpali, tidak ada dari keduanya yang percaya dengan yang lainnya.
Keduanya bisa membuat jalan Dao Agung mereka sendiri. Jadi, seberapa kuatkah pikiran mereka? Mana mungkin mereka bisa termakan omongan dari yang lain?