アプリをダウンロード
6.06% Za For Zo / Chapter 2: Bagian 2

章 2: Bagian 2

Kenzo menurunkan Kenza di westafel.

"Angkat tangannya," perintah Kenzo yang langsung dituruti oleh Kenza.

Kenza mulai melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Kenza.

For the first time bagi Kenzo memandikan Kenza. Kenza memang sering memintanya untuk mandi bareng tapi dengan tegas Kenzo menolaknya. Tentu saja, Kenzo yang tak bisa menahan hawa napsunya akan langsung menerkam Kenza.

Kenzo menelan ludah kasar saat melihat tubuh polos di depannya. Dada yang padat berisi juga bagian lain yang berisi di tempat yang seharusnya.

"Cantik. Aku suka," puji Kenzo meremas gemas payudara milik Kenza yang padat berisi.

"Apalagi kalo diremas gini. Makin suka," lanjut Kenzo kemudian membalik tubuh Kenza hingga menatap cermin besar yang ada di dalam kamar mandi.

Kenza tersipu malu mendengar Kenzo memujinya.

"Kenza mau pipis," Kenzo mengangguk kemudian menuntun Kenza pada toilet duduk yang ada disana.

"Nggak mau, Kenza nggak mau pipis disitu," Kenza menolak.

Kenzo mengernyit, "Terus dimana?"

Tiba - tiba Kenza duduk berjongkok tepat di depan Kenzo dan mulai mengeluarkan air seninya.

Kenzo melotot tak percaya melihat kelakuan bocah yang dimiliki oleh Kenza.

"KENZA!" Kenzo menggeram.

"Kenza kalo pipis itu kayak gini, nggak suka kalo duduk. Pipisnya kemana-mana. Kadang kena paha Kenza," Kenza menjelaskan dengan cemberut ketika Kenzo menatapnya garang.

Kenzo menghembuskan napasnya dengan pelan, lalu mengangkat Kenza agar berdiri.

"Kenzo marah?" Tanya Kenza takut yang dibalas gelengan oleh Kenzo.

"Kamu gak pernah cukur?" Tanya Kenzo saat melihat bulu di lembah vagina Kenza.

Kenza mengernyit tak mengerti. "Cukur? Cukur apa Kenzo?" Tanyanya polos.

Kenzo memejamkan matanya, kemudian mengangkat Kenza agar duduk di atas westafel, "KENZO!"

"Diem!" Kenza mengatupkan bibirnya tak berani membantah.

"Kenzo mau ngapain?" Tanya Kenza panik ketika Kenzo mengoleskan krim di vaginanya.

"Bisa diem nggak?" Kenzo menatapnya tajam yang dibalas Kenza dengan mengerucutkan bibir.

"Bibirnya jangan gitu." Kenzo.

"Emang kenapa?"

"Pengen cium,"

Mata Kenza berbinar, "Ya udah ayok cium Kenza,"

Kenzo speechless, "Suka aku cium?"

"Suka, Kenza suka."

Kenzo mendekatkan dirinya, mencium dengan lembut bibir atas dan bawah Kenza bergantian. Sesekali menyesapnya.

"Ngghh..." Kenza mendesah saat tangan Kenzo meremas payudaranya.

"Nggh, Kenzohhh," Kenzo semakin menggila, tangannya menahan tengkuk Kenza memperdalam ciumannya.

"Ahh," Kenza mengangkat kepalanya, ketika ciuman Kenzo turun ke arah lehernya, Kenza merasakan lidah Kenzo menjilat lehernya. Menggigit lehernya hingga membentuk kissmark.

"Ahh,"

Kenzo menatap Kenza dengan pandangan mendamba. Seolah hanya dia satu - satunya gadis yang ada di dunia.

"Kenza suka," kata Kenza bersandar di bahu Kenzo.

"Mau lagi," rengek Kenza.

Kenzo menangkup kedua pipi Kenza dengan tangan besarnya, menjilat bibir Kenza yang penuh saliva keduanya.

"Nanti, sekarang cukur dulu ya?"

Kenza mengangguk, tatapannya turun ke bawah. Menatap Kenzo yang kini fokus dengan alat cukurnya. Gadis polos itu terpesona dengan ketampanan Kenzo.

"Kenzo ganteng banget," puji Kenza.

"Dari dulu, sayang." Balas Kenzo tetap fokus mencukur. Dia tidak ingin menyakiti vagina Kenza dengan alat cukurnya. Tidak ingin ada goresan sedikitpun.

Kenzo terpana begitu selesai mencukur vagina Kenza, kini dia bisa melihat dengan jelas vagina dengan warna pink alami yang tampak gemuk itu. Kepalanya menunduk, agar sejajar dengan vagina Kenza.

Kenza mundur, "Kenzo mau ngapain?"

"Jangan," Kenza melarang. Bukannya mundur, Kenzo malah semakin mamajukan wajahnya hingga bibirnya membentur vagina Kenza. Mengecupnya pelan penuh penekanan hingga terdengar suara kecupan ketika di lepaskan.

"Ayo mandi," kata Kenzo merentangkan tangannya.

"Kenza mau pake sabun punya Kenzo, terus samponya Kenzo juga. Biar wanginya sama." Ucap Kenza.

"Boleh," balas Kenzo manurunkan Kenza dalam bathup, Kenzo sama sekali tidak risih dengan sifat kekanakan Kenza. Malah lelaki dingin itu menyukainya. Menyukai Kenza yang selalu manja dan bergantung padanya. Sekalipun tingkahnya seperti bocah berusia 5 tahun. Kenzo tidak peduli. Yang dia tahu, Kenzo mencintai Kenza.

Kenzo mulai mengambil sabun dan menuangkannya di telapak tangannya, "Berdiri."

Kenzo mulai menyabuni tubuh Kenza, sesekali tangannya usil meremas payudara Kenza. Sedangkan yang dimandikan hanya diam menikmati.

"Balik badan," pinta Kenzo.

"Udah,"

"Sekarang gantian Kenza yang nyabunin Kenzo." Ucap Kenza ceria.

"Bisa?" Bukan maksud Kenzo meremahkan, hanya saja.... ah sudahlah.

"Bisa dong. Kan biasanya Kenza mandi sendiri." Jawab Kenza.

"Gak dimandiin sama mama?"

"Ihh nggak!!"

"Yaudah," Kenzo pasrah.

****

TBC


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C2
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン