Sebuah kisah dari dua remaja yang bernama Revan Ardana Pamungkas dan Rintan Olivia.
Revan adalah salah satu siswa dari sekolah tersebut dan terkenal sangat pandai namun sering di bully oleh gadis cantik yang tidak lain adalah Rintan.
Rintan terkenal sebagai cewek yang yang populer di sekolah itu namun agak bodoh tapi cantik. Rintan memiliki pacar yang tidak lain adalah kapten tim basket yang ada di sekolah itu, pacar Rintan bernama Marklee Adiwijaya.
Seorang cowok yang populer baik hati dan tidak suka kalau Rintan membully Revan. Rintan dan Revan berada di satu kelas yang sama yaitu kelas 11 IPA 1 dan Marklee kelas 12 IPA 1.
*__*__*
Diawali di sebuah kantin SMA Brawijaya yang sekarang tengah ramai para siswa siswi istirahat di kantin itu. Rintan dan Marklee terutama yang sudah sejak setelah bel berbunyi mereka berdua berjalan menuju ke kantin untuk mendahului memesan makanan dan minuman.
Beda dengan Revan yang masih berada di kelas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tidak mengerjakan tugasnya sendiri melainkan mengerjakan tugas Rintan. Rintan lebih sering meminta Revan untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan guru pada dirinya.
Revan selalu mengiyakan dan tidak menolak apa yang diminta oleh Rintan, terutama dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru pada Rintan.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Marklee pada gadis cantiknya itu yang sekarang tengah memainkan heandphone.
Rintan yang sebelumnya fokus pada handphonenya, setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut pacarnya itu dia langsung menaruh handphone-nya di atas meja dan memfokuskan pandangannya ke pacarnya yang bisa dibilang sangat tampan itu.
"Aku bakso aja seperti biasa," jawab Rintan pada Marklee sembari mengembangkan senyuman manisnya pada Marklee yang sekarang tengah tersenyum juga pada dirinya.
"Oke aku pesankan dulu kamu diam disini," ujar Marklee pada Rintan dan diangguki oleh Rintan.
Memperhatikan punggung pacarnya itu yang berjalan menjauh dari dirinya untuk memesankan makanan untuknya, gadis cantik itu mengembangkan kedua sudut bibirnya dan merasa bahagia karena memiliki pacar sebaik dan setampan Marklee.
Rintan memiliki dua sahabat cewek, dia adalah Devika dan Winda. Kedua sahabatnya itu masih di kelas dan belum ke kantin karena masih menyelesaikan tugas yang seharusnya selesai hari ini.
Rintan memiliki ide cemerlang dia berfikir kenapa kedua sahabatnya itu tidak meminta Revan untuk mengerjakan semua tugas nya agar bisa istirahat dan bersantai di kantin.
Rintan mengambil handphonenya dan menelepon Winda dan memberitahu Winda untuk memberikan tugasnya serta tugas Devika pada Revan.
"Kamu yang benar aja, Revan masih mengerjakan tugas kamu, masa ditambah aku sama Devika? Nggak Tan, aku nggak mau kalau ketahuan nantinya," ucap Winda menolak saran dari Rintan.
"Kok kamu malah nggak mau? Kan seharusnya kamu menyetujui karena kamu nggak capek-capek mengerjakan tugas dan bisa istirahat sama aku dan juga Marklee," sahut Rintan dengan jelas pada Winda.
Devika yang menyetujui saran dari Rintan dia langsung berdiri dari duduknya dan mengambil buku Winda serta bukunya sendiri untuk diberikan ke Revan agar semuanya dikerjakan oleh Revan dan dirinya bisa langsung ke kantin untuk istirahat.
"Devika kamu gila?!" tanya tegas Winda pada Devika yang memberikan bukunya pada Revan agar dikerjakan oleh Revan.
"Nggak lah, ini malah bagus dong, kita tinggal ke kantin dan tugasnya biar dikerjakan sama Revan. Bereskan," jawab Devika dengan santai sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan tersenyum manis pada Winda yang sebenarnya tidak menyetujui jika Revan mengerjakan tiga tugas sekaligus bahkan belum tentu Revan mengerjakan tugasnya sendiri.
Sementara itu Revan yang diperlakukan seperti itu dia hanya terdiam dan tersenyum tipis. Revan dari kelas 10 sampai sekarang kelas 11 sudah terbiasa dijadikan bahan bullyan serta bahan untuk mengerjakan tugas oleh Rintan dan kedua sahabatnya Rintan.
Revan menerima semua itu karena dirinya menyukai Rintan sejak pertama kali bertemu dengan Rintan. Revan tidak pernah mengeluh ataupun sakit hati karena dibully terus-terusan oleh Rintan karena rasa sukanya itu pada Rintan.
"Lihat dia aja malah senyum dan itu tanda kalau dia senang mengerjakan tugas kita, kamu kerjakan tugas aku sampai selesai dan juga tugas Winda sebagaimana kamu menyelesaikan tugas Rintan. Kalau sampai pada waktu saat nanti mengumpulkan tugas aku sama Winda belum selesai kamu akan tau akibatnya," jelas Devika panjang lebar pada Revan dan hanya diangguki oleh Revan.
Winda sebenarnya tidak menginginkan hal itu tapi karena ini yang meminta adalah Rintan serta Devika, dirinya tidak bisa menolak ataupun membantah lagi. Selesai memberikan tugasnya itu pada Revan kedua remaja itu berjalan keluar dari kelasnya menuju ke kantin untuk menyusul rintangan dan Marklee yang sudah ada di sana.
Revan dengan segera menyelesaikan tugas Rintan terlebih dahulu dan baru setelah itu akan mengerjakan tugas Devika. Demi Rintan dan kebaikannya pada ada 3 gadis cantik itu dia mau mengerjakan tugas yang seharusnya tidak dia kerjakan.
Perut remaja laki-laki itu sesekali berbunyi karena lapar dan tenggorokannya kering karena haus, remaja laki-laki itu melihat botol minumnya yang ada di dalam tas dan ternyata sudah habis entah siapa yang meminumnya.
Revan akhirnya memilih untuk menjeda mengerjakan tugas ke 3 gadis cantik itu untuk pergi ke kantin dan membeli air putih sebentar dan setelah itu kembali ke kelasnya untuk melanjutkan mengerjakan tugas ke 3 gadis cantik tadi.
Remaja laki-laki itu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas untuk menuju ke kantin membeli air putih. Sementara itu di kantin yang sekarang tengah ada Rintan, Marklee dan kedua sahabat Rintan yang tengah makan di satu meja yang sama.
Keempat remaja yang tengah duduk di kantin itu tentu melihat Revan yang tengah berjalan menuju kantin untuk membeli air putih. Rintan yang melihat hal itu dia merasa tidak terima kalau Revan meninggalkan tugasnya dan tugas kedua sahabatnya itu.
Rintan berdiri dari duduknya namun dicegah oleh Marklee.
"Mau kemana?" tanya Marklee pada Rintan yang sekarang memasang raut wajah marah dan pandangan gadis cantik itu tertuju pada Revan yang sekarang tengah membuka kulkas yang ada di kantin.
"Ke sana," jawab Rintan menunjuk ke arah Revan yang sekarang tengah berdiri di samping kulkas minuman yang ada di kantin.
"Mau ngapain? Ngebully Revan lagi?" tanya Marklee pada Rintan.
"Nggak kok," jawab Rintan sembari menggelengkan kepalanya.
Marklee kemudian melepaskan genggaman tangannya pada Rintan dan kemudian membiarkan Rintan untuk berjalan menuju ke kulkas minuman itu.
Marklee langsung percaya pada saat Rintan mengatakan bahwa tidak akan membully Revan lagi.
Namun tidak dengan Winda yang sudah menduga pasti Rintan akan memarahi Revan karena meninggalkan tugas dan malah pergi ke kantin.
"Kamu ngapain ke sini ha?!" tanya tegas Rintan pada Revan dan terdengar jelas di telinga seluruh siswa-siswi yang ada di dalam kantin itu terutama Marklee.