Eros mengerjapkan matanya. Dia menatap Namara dalam-dalam. Perasaan tidak nyaman yang menghinggapi hatinya seketika lenyap begitu saja tatkala wanita itu mengecup bibirnya. Perasaan apa ini?
Biasanya dia akan merasa marah jika wanita yang diambil dari rumah bordil mencoba menciumnya terlebih dahulu. Namun, sepertinya perasaan seperti itu tidak berlaku pada Namara.
Semuanya benar-benar berubah. Semua aturan yang sudah dia tetapkan, dilanggar oleh Namara. Semua hal yang tidak dia sukai juga terang-terangan dilakukan oleh Namara. Namun, kenapa dia tetap menyukainya? Kenapa dia tidak merasa marah?
Eros tidak mengerti ini. Emosi dan perasaan yang biasanya dingin dan setenang air tiba-tiba menjadi penuh gelombang hanya karena ucapan yang sangat sepele.
Kedua mata Eros akhirnya terpejam. Beberapa saat kemudian dia pun langsung mencium bibir Namara lagi. Rasa manisnya kini sudah berubah menjadi candu. Dia ingin lebih lama menggapainya.