Alhasil, Candra baru saja datang kemari, dan yang dilihatnya adalah adegan dua orang yang sedang menikmati sarapan dengan mesra.
Hal ini membuat Candra yang berada di pesawat semalaman merasakan api amarah.
Tapi saat mereka sarapan pagi, Candra menyela, bisakah dia marah pada mereka?
Tentu saja tidak!
Jika itu orang lain, Candra mungkin masih marah. Karena dia tidak akan memperdulikan rasa keraguan di dalam hatinya.
Tetapi ketika orang yang dihadapinya adalah Baim, tidak peduli betapa marahnya dia, Candra harus menahan diri. Dia tidak bisa sembarangan membuat masalah dengan Baim, karena hasil akhirnya pasti tidak akan menguntungkan di pihaknya dan keluarganya. Baim bukanlah pria sembarangan yang bisa diajak bertarung, dan Candra tahu betul akan keadaan ini. Dia merasa harus lebih waspada jika bersama Baim.
Dian jelas sedikit tidak puas karena sarapannya yang enak diganggu oleh Candra.