Niko panik, badannya mendadak kaku. Niko harus menjawab apa sama keyla? Nggak mungkin kan kalau dia bilang lagi sama calvin. "Oh, sama kia" dalih niko, meskipun tak terlalu pintar mencari alasan yang tepat.
Niko terperangah saat mendengar suara cowok memanggil nama keyla. Cowo itu bertubuh jangkung dengan rambut lurusnya, di tambah memiliki dua lesung di pipi wajahnya dan membuat cowo itu semakin terlihat tampan serta manis.
Niko menatap keyla penuh tanda tanya, sorot matanya seolah ingin tau siapa cowok yang sedang bersama keyla
"Oh, ini kak reza temen les gua." Niko beroria, dia memandangi reza dari ujung kepala sampai ujung kaki bergantian.
"Reza" Ucapnya ramah sembari mengulurkan tanganya pada niko. Niko membalas uluran tangan tersebut dan juga ikut memperkenalkan dirinya.
"Niko" Jawabnya pelan.
"Iya, aku sudah tau" Katanya sambil tersenyum. Sangat sopan sekali pikir niko, di kesan pertamanya bertemu dengan reza. Tetapi, jawaban reza membuat niko cango. Niko menjadi bingung sendiri, bisa kenal gitu ya? Padahal mereka baru saja berkenalan. Belum ada 5 menit malah.
"Aku sering mendengarnya dari keyla" Niko beroria kemudian berkelebat menatap keyla penuh intimidasi.
"Hehe,"Yang di curigai hanya cengengesan tidak jelas.
"Eh, iya gua duluan ya nik" Niko mengangguk, dia membiarkan keyla pergi bersama reza dan sekarang hanya terlihat punggung mereka yang semakin tak terlihat dari ujung mata.
"Kak? Maaf, udah jadi" Niko menoleh, niko langsung mengambil pesananya. Karena keasikan mengobrol sama keyla. Niko sampai lupa, kalau tadi dia ada memesan Tteokbokki
"Makasih kak"
Setelah membayar niko langsung menuju tempat calvin. Pasti calvin bakalan mengomel karena niko telah membuatnya lama menunggu. Niko mendudukan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan calvin, calvin melirik niko yang baru saja datang dari membeli Tteokbokki. Pergi semenit yang lalu tapi datang setengah jam kemudian. Siapapun yang menunggu pasti akan merasa sebal.
"Kemana aja?" Tanya calvin, niko menyeruput minuman bobanya dan kembali melihat calvin.
"Aku ketemu sama keyla" Jawab niko, calvin terbelalak waktu mendengar nama keyla. Dan, Apa? Keyla ada di sini. Sama siapa dia datang? Kenapa keyla tak ada mengabari calvin sama sekali.
Niko mengerutkan keningnya," Ayang kenapa?" Calvin menggeleng," Gak papa. Tadi, kamu bilang ketemu keyla?" Niko mengangguk.
"Ketemu dimana?" Kenapa jadi nanyain keyla sih! Calvin tau kan, kalau niko itu gampang cemburu. Apalagi, kalau calvin bertanya tentang keyla dan selalu mengkhawatirkan gadis itu.
"Gak tau"
"Kok gak tau?"Niko membersut. Apa calvin tidak peka? Kalau sekarang dirinya lagi terbakar api cemburu.
"Ayang ngapain sih nanyain dia?!" Niko merasa tak suka.
"Jelas! Karena aku pacarnya"
Deg
"Pacarnya yah... lantas aku siapamu cal?"Gumamya pelan.
Niko terdiam, ada perasaan sakit yang menyerang hatinya saat ini. Niko tersenyum getir sembari menahan nyeri yang begitu menusuk.
"N-niko maaf... a-aku—"
"Dia datang berdua sama cowo" Jawab niko tanpa menatap calvin, dia fokus sama hapenya.
"Apa! sama cowo?" Pekik calvin, calvin merasa kesal karena keyla tak ada mengatakan apapun padanya. Calvin langsung beranjak dari duduknya dan segera menemui keyla bersama cowo yang di maksud sama niko.
Niko mengerutkan dahinya, ia melihat calvin yang hendak pergi dari sana. Padahal mereka baru saja memulai jalan dan sekarang harus di tinggal lagi? Ini bukan sekali dua kali. Tapi, sudah terlalu sering. Oke, niko tau kalau dalam hubungan mereka niko hanya orang ketiga yang nggak berhak marah apalagi meminta perasaan lebih dari calvin. Tapi, niko juga mau kaya keyla. Bukannya mereka sama-sama menyayangi calvin? Atau karena niko sesama jenis dengan calvin? Jadi perasaanya itu salah?!
"Mau kemana?" Tanya niko yang ikut beranjak, niko menahan lengan calvin. Dan membuatnya terduduk lagi di atas kursi.
"Aku mau ketemu keyla"Jawabnya buru-buru.
"Keyla lagi?"Batin niko.
"Ayang nanti aja ya, kita kan baru jalan-jalan. Kita makan Tteokbokki dulu okey, aku suapin ya. " Kata niko seraya menyuapi sepotong Tteokbokki ke dalam mulut calvin. Niko memasang wajah puppy eyesnya. Calvin segera menepis kasar dan masa bodoh dengan jalan-jalan bersama niko.
Tangan niko terhempas kasar membuatnya meringis. Namun, niko menahan sakit atas perlakuan calvin. Selama ini calvin tak pernah bersikap kasar, dimana pun dia selalu lembut.
Calvin melangkahkan kakinya keluar dari dalam cafe, tetapi niko mengejar langkah calvin. Niko memanggil calvin tetapi calvin tak menggubrisnya.
"Calvin, " Percuma saja calvin sudah tak perduli lagi.
"Calvin, tunggu. Kamu mau kemanaa?" Niko mengejar calvin yang terus saja melangkah lebar.
"Calvin" Niko berhasil menarik lengan calvin hingga membuatnya kembali menatap niko.
"Mau pergi lagi? Kita baru jalan—"
"Lepas nik, Gua mau ketmu keyla!"Bentak calvin sembari menatap tajam dan merasa kesal karena selalu di tahan.
Demi apapun niko ingin menangis, kedua matanya mungkin sudah mulai berkaca-kaca. Tapi, niko harus menahannya. Nggak mungkin kan seorang cowok nangis. Apalagi mewek cuma gara-gara di bentak.
Calvin tak menatap niko dia langsung pergi lagi. Saat ini calvin mengkhawatirkan keyla, dalam pikiranya saat ini hanya keyla. Bagaimana jika keyla pergi dengan selingkuhanya? Nggak! Calvin nggak mau, dan jangan sampai nethingnya menjadi nyata. Sudah sangat jelas kalau Calvin nggak bisa menerima hal itu!
Calvin membuka ponselnya dan mencari nama kontak keyla di hapenya. Ia mulai mengirim pesan, sementara niko hanya berdiri sampingnya.
CALVIN
"Sayang"
"Kamu dimana?"
Beberapa pesan dari calvin belum di balas sama keyla. Padahal centang dua tapi belum ada tanda-tanda di read. Sesibuk itu?
"Keyla kamu kemana sih sayang?!" Gumam calvin, Namun sesaat dia menoleh sekilas saat mendapati niko mengikutinya sampai parkiran motor. Calvin kembali beralih pada ponselnya saat panggilanya terjawab oleh keyla. Tanpa menunggu lama lagi calvin menyapa keyla di sebrang setelah itu dia memberikan banyak pertanyaan pada keyla. Yang di tanya belum siap menjawab sudah di berikan pertanyaan lain.
"Sayang, keyla?"
"Sayang kamu dimana?"
"..."
"Jangan bohong, kamu dimana!"
"..."
"Kamu jalan kan sama cowok"
"..."
"Sekarang dimana!"
"..."
"Jangan kmana2 aku yang antar"
Sambungan telfonnya terputus calvin kembali memasukan ponselnya dalam saku. Kemudian mengambil helm dan segera menghampiri keyla yang katanya ada di coffee shop tak jauh dari mall. Sementara itu, calvin seperti tak merasakan kehadiran niko saat mendengar percakapan mereka di telfon.
Niko mendekati calvin yang sudah mau pergi. Kedua tangannya membawa boba dan Tteokbokki.
"Ayang"Panggil niko, calvin menoleh sekilas namun setelahnya tak menjawab.
"Ak—
Calvin memberikan uang pada niko. "Buat bayar grab atau gojek" Calvin memundurkan motornya, justru itu membuat niko kesal. Niko nggak suka di tinggal kaya gini. Kenapa harus keyla,keyla dan keyla!!
"Anjing ya lu!" Sebelum calvin pergi, niko sudah menendang tubuh calvin membuatnya mengernyih. Calvin yang tidak terima langsung turun dari motor kemudian membalas pukulan niko lebih kuat hingga membuat niko tersungkur di bawah. Niko bangkit kembali dan meluapkan semua kemarahan, sakit hati, cemburu, semuanya tercampur.
Niko melayangkan kepalan tangannya ke wajah calvin sembari mengumpat" Gua capek kayak gini terus! Kalau lu cuma mau mainin perasaan gua, mending lu cari yang lain. Bangsattt"Niko tak bisa mengontrol emosinya. Mendengar itu, calvin terdiam sejenak namun setelahnya menjadi sangat marah.
Calvin mendorong tubuh niko dan menghempaskanya ke bawah. Calvin membalas pukulan niko sampai membuat niko babak belur. Niko yang tak terima langsung berbalik posisi di atas dan menonjok wajah calvin hingga puas. Pertikaian mereka berlangsung lama sampai satpam penjaga yang mengehentikan mereka berdua.
"Hentikan!"
"Ada apa kalian ribut-ribut di sini?! Ini tempat umum. Kalau kalian mau brantem, cari tempat lain"Marah satpam itu sembari memisahkan mereka berdua. Niko di bantu berdiri oleh orang-orang sekitar. Ia memincingkan kepalanya kemudian melihat banyak luka lebam dan darah di wajahnya. Berbeda dengan calvin yang memang jago dalam bela diri.
"Kamu bisa berdiri dek?" Tanya mbak-mbak itu pada niko. Niko mengangguk singkat sambil menahan sakit di bagian tengkuknya.
Bersambung...