"bukankah anak didalam foto itu dirimu?" Tanya Mirella pada Daniel.
Pandangan Mata Daniel masih belum beranjak dari foto anak lelaki itu. Nampak aura kesedihan semakin tebal menyelimuti Daniel juga Mirella.
Bahkan kini bulir - bulir bening mulai mrluncir bebas dari kedua mata Mirella tanpa bisa dia cegah. Harapan besarnya untuk bisa menemukan sang sahabat harus dirinya kubur dalam.Kini dirinya tahu bukan informasi dari Fabian yang me njadi kebenaran namun justru informasi dari Mario yang disangkalnya lah yang justru menjadi kenyataan.
Kemudian Daniel memgeluarkan foto yang lain dari dalam laci meja kerjanya dan diaerahkan kepada Mirella. saat itu juga tangis Mirella pecah tanpa dikomando.
Tentu saja Daniel terkejut bukan main. Kenapa melihat foto Masa kecilnya Mirella menjadi begitu histeris. raung kesedihan Mirella tentu saja membuat hati Daniel terenyuh l, segera direngkuhnya sang istri kedalam pelukannya, berharap hal itu bisa m nenangkannya.
ditengah tangis pilu Mirella yang tak kunjung usai. sang Ayah bersama klien justru masuk keruangannya dan hal itu sukses membuat suasana semakin keos.
sang Ayah segera menghampiri mereka dan melerai pelukannya dari Mirella. "Daniel kamu apakan Mira" hardik sang papa. Daniel bukan main kalutnya. Dirinya tidak mengerti kenapa Mirella bisa menangis sehisteris itu. sekarang tuduhan sang papa didepan klien mereka dari Jepang membuat dirinya bertambah kalut.
"papa.....Daniel sedang berusaha membuat Mirella tenang, Daniel juga tidak tahu kenapa Mira menangis, sepertinya kakinya sakit lagi" jawab Daniel sekenanya. " anak bodoh,cepat kau bawa dia ke rumah sakit" suruh sang Ayah sambil mendorong Daniel
tanpa menunggu lama, Daniel segera membawa Mirella bersama dirinya kemana saja asal tidak disini bersama sang papa dan klien mereka.
Daniel yakin andaikan tidak ada klien mereka, pasti papanya sudah memarahinya habis - habisan, karena dirinya tahu bagaimana sayangnya orang tuanya kepada istrinya itu.
terlepas dari Mirella anak teman papanya namun dirinya lebih tahu dari siapapun, sesayang apa orang tuanya kepada istrinya. Dan hal itulah yang membuatnya semakin meragu selama ini.
jika waktunya dirinya dan Mirella berpisah, apakah orang tuanya akan menerima keadaan itu, apakah orang tuanya akan menerima Mika, apakah orang tuanya juga masih menganggap dirinya anak mereka.
kini dirinya ditepi pantai bersama Mirella, masih terdengar olehnya isak tangis Mirella, padahal sudah hampir satu jam mereka disini. "Mira....apa kami tidak capek-?" Tanya Daniel saat melihat tangis Mirella yang sudah mereka dan tinggal sesengukan. "capek untuk apa?" Tanya Mirella tidak mengerti dengan pertanyaan Daniel."kamu sudah menangis lebih dari satu jam" jawab Daniel sarkatis.
"maaf kan aku" jawab Mirella lagi. jawaban dari Mirella membuat Daniel menghela nafas berat. " sekarang katakan, kenapa kamu menangis melihat foto yang tadi?" Tanya Daniel kembali. Namun kini Daniel menyesal dan merutuki mulutnya, karena pertanyaannya kini Mirella kembali menangis histeris.
"Mira....aku mohon...bicaralah apa yang membuat dirimu sesedih ini" kata Daniel sambil mengangkat dagu Mirella untuk memandang kearah nya. "dimana ...an...ak da..lam foto itu?" Tanya Mirella terbata - bata. "jadi kamu menangis karena foto kecilku itu?" Tanya Daniel tambah Tak mengerti.angukan kepala Mirella membuat Daniel tambah terkejut.
"kenapa difoto itu ada Dua anak, lau dimana yang satunya,,aku tahu kalau salah satunya adalah kamu, tapi aku ingin tahu dimana anak yang satu lagi" kata Mirella pada Daniel.
"dia....anak mama, dia....kesayangan semuanya, dia....kebaikan,dirinya.....adalah kebahagiaan mama, kami terlihat sama, tapi sebenarnya kami berbeda. dirinya matahari dan diriku gelap malam" Daniel menghentikan ceritanya dan memandang laut lepas.
Mirella terkejut mendengar cerita Daniel, dirinya seperti melihat dirinya. bukan sebagai matahari namun sebagai kegelapan malam, karena dimata orang tuanya dirinya selalu tidak terlihat. sebanyak apapu. prestasi yang dia dapat pasti akan tidak Ada artinya dibanding prestasi kakaknya dimata orang tuanya. 'Daniel juga mengalami apa yang aku alami' batin Mirella.
"namanya Dani....kadang aku ingin namaku bukan Daniel tapi Dani, namun.....kenyataan tidak berkata seperti itu" kenang Daniel sedih.
Mirella tahu kelanjutan cerita dari Daniel dan dirinya sudah tidak kuat lagi mendenagrnya. "sudahlah....Kita pulang,,aku capek-" kata Mirella.
sesungguhnya Daniel kecewa dengan respon Mirella. ternyata bukan hanya orang tuanya saja, bahkan Mirella juga nampaknya engan mendengar ceritanya. Daniel tersenyum mungkin Mirella memang capek- dari tadi menangis seperti itu.
setelah makan malam, Mirella mengurung diri dikamar. melihat hal itu Daniel hanya bisa membiarkannya dan melanjutkan kegiatannya bermain game.
sementara dikamar Mirella sedang video call bersama ketiga sahabatnya dengan berderai airmata.
"kenapa kami menangis,apa yang dilakukan oleh suamimu itu"kata Fabian marah melihat sahabatnya yang biasanya riang menangis seperti itu. "apa suamimu, begitu kasar ,seperti apa sih suamimu itu" marah Miska. "tapi....waktu kita ketemu,suamimu bukan tipe yang kasar"kata Mario yang akhirnya kena omel kedua sahabatnya.
"ini bukan tentang Daniel,tapi ini tentang Dani...." kata Mirella dengan tangis yang bertambah pilu. Ketiga sahabatnya terdiam melihat tangisan Mirella mereka sudah bisa menebak apa yang hendak disampaikan oleh sahabatnya itu.
"apakah,info yang aku dapatkan benar adanya?" Tanya Mario setelah lama terdiam. Anggukan dari Mirella membuat airmata Miska ikut meluncur.
" Bagaimana kamu mengetahuinya, apa kah kamu bertanya pada Daniel?"Tanya Fabian. Gelengan kepala Mirella membuat para sahabatnya bingung. "lalu dari mana kamu tahu?" Kali ini Mario lah yang bertanya. "foto....aku tidak sengaja melihat foto Masa kecil Daniel dikantornya, dan difoto itu adalah Dani sahabat Kita" cerita Mirella.
Binar bahagia muncul diwajah ketiga sahabatnya.
"tuh kan....jadi kamu m nangis bahagia, ...hahaha....sudah kuduga Daniel dari Dc adalah Dani sahabat kecil Kita " kata Fabian. " dan....harus kamu akui...aku lebih ungul karena sudah bertemu dengannya lebih dulu" sombong Mario.
"jadi....aku sudah nangis sedih, ternyata berita gembira yang hendak kamu bagikan" kata Miska marah. tangis Mirella semakin menjadi mendengar hipotesa sahabatnya.
"bukan itu yang mau aku bilang, kenapa kalian langsung ngomong tanpa memberiku waktu untuk bercerita, kalian pikir aku tidak capek- dari tadi siang aku menangis, sampai membuat Daniel bingung kenapa aku menangis" marah Mirella sambil menangis melihat tingkah sahabatnya itu.
"ya sudah, kami minta maaf,silahkan lanjutkan" canda Fabian yang disambut tawa Miska dan Mario.
"tadinya aku juga sangat bahagia seperti kalian, seseorang yang selama ini Kita Cari Ada didekat Kita, namun....kebahagiaanku lenyap saat Daniel mengeluarkan sebuah foto yang lain" cerita Mirella.
"foto apa? jangan bikin kami mati penasaran" sela Miska tidak sabaran. "Miska,,bisa tidak kamu jangan menyela, biarkan Ella selesai cerita dulu"marah Mario. "kalian ini bikin ribut, coba kalian jangan banyak omong" omel Fabian.
"gais....tolong kalian jangan ribut" Kali ini mereka diam karena Mirella marah.
"saat melihat foto itu,hatiku langsung hancur, harapanku langsung sirna Tak berbekas,, di foto itu ternyata ada dua anak yang memiliki wajah yang sangat mirip dari situ tanpa Daniel bercerita, aku mengerti bahwa informasi yang didapat Rio adalah benar, Dani bukanlah Daniel, tapi....Kita bisa melihat wajah Dani dengan melihat Daniel" kata Mirella.
"maksudmu....mereka kembar?" Tanya Miska. anggukan kepala Mirella membuat perasaan ketiga sahabatnya terdiam. "sesungguhnya aku sudah menyiapkan hatiku dengan segala kemungkinan, namun...ternyata kebenaran ini masih terasa sakit" kata Fabian.
"sesungguhnya hatiku sudah sangat sedih saat detektif itu mengatakan info yang dia dapatkan padaku, namun mendenagar langsung dari Mirella masih sesedih itu diriku" kata Mario.
"apa kan....Dani benar meninggal karena penculikan itu?" Tanya Miska. Dan lagi - lagi anggukan kepala Mirella membuat mereka berhenti bernafas. "ya Tuhan.....betapa mengerikannya Hal yang dialaminya dihari itu" kata Miska dengan tangis yang sudah menjadi.
*terima kasih untuk dukungan kalian semuanya,,,dan maaf ya...kalau up nya ndak rutin😅😅🙏🙏😂😂