Setelah semuanya selesai makan siang bersama, semua anak- anak pergi membersihkan tempat makan yang habis mereka gunakan begitu pula dengan laura.
"Bu, ingin berbincang sebentar denganku" tanya laura kepada ibu nor. "Ya, tentu saja nak apa yang kau ingin bicarakan" tanya nor.
"Kau selesaikan terlebih dahulu pekerjaanmu bu, aku akan menunggumu di ruangan tengah" ucap laura sambil membersihkan meja ruang makan.
"Ada apa nak" tanya buinggung nor kepada laura. "Kau sudah selesai bu" tanya laura dan hanya dibalas dengan sebuah anggukan oleh nor.
"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepadamu bu" ucap laura. "Bagaimana aku bisa sampai disini dahulu kala" lanjut laura dengan nada yang sangat berat.
"Kau sungguh ingin mengetahui nya" tanya nor. "Iya bu" jawab yakin laura kepada nor. Mendengar jawaban yang diberikan oleh laura, nor akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada laura.
Sedari dulu nor tidak pernah menjelaskan tentang bagaimana anak- anak yang terdapat di panti asuhan ini sampai ke rumah ini, nor akan menjelaskannya jika mereka benar- benar ingin mengetahuinya. Menurut nor sesuatu yang menyakitkan tidak perlu diungkit kembali, jika diungkit itu akan membuat luka yang sudah sejak lama ditutup dan disembuhkan dipaksa dibuka kembali.
"Dengarkan ibu ya nak" ucap nor kepada laura. Laurapun mengangguk menanggapi ucapan yang dikatakan nor.
Flashback on
Doa puluh tahun yang lalu ada seorang gadis kecil yang menangis sendirian di tepi jalan desa dekat dengan panti asuhan pelita. Nor sedang berjalan pulang dari sebuah pasar yang dekat dengan desa kecil ini, ia menemukan gadis tersebut tanpa seseorang yang menemani nya. Waktu itu nor masih berusia 30 tahun tetapi sudah bisa mendirikan panti asuhan pelita yang didirikannya sendiri.
"Mengapa kau menangis, nak" tanya nor kepada gadis tersebut. Gadis tersebut tidak menjawab apa yang nor katakan dan terus saja menangis. Nor binggung harus melakukan apa gadis itu masih berusia sekiranya 2 tahun, usia yang masih sangat muda dan tidak tau mengapa berada disini.
Tubuhnya penuh dengan kotoran tanah dan luka-luka yang cukup parah, seperti seseorang yang habis mengalami sebuaah kecelakaan. Gadis itu terus saja menangis tidak berhenti.
"Siapa namamu nak" tanya nor kembali tetapi nor tidak mendapatkan jawaban apapun dari gadis tersebut. Karna nor tidak tega melihat gadis tersebut nor langsung membawanya pergi menuju rumahnya, gadis tersebut disambut hangat oleh anak- anak yang terdapat disana. Saat itu hanya terdapat tiga orang anak saja yang ada di panti tersebut.
"Ibu apa yang terjadi" tanya ryan kepada ibu nya. Ryan berusia sepuluh tahun, ryan sudah sedikit mengerti apa yang sedang terjadi disini. "Cepat bawakan ibu obat merah dan sebuah kapan ryan" ucap nor kepada ryan. Dengan bergegas ryanpun mengambil apa yang diperintahkan oleh ibunya.
Dengan cekatan nor mengambil sebuah air hangat dan sebuah handuk untuk membasuh luka-luka yang berada di tubuh gadis tersebut "Apakah sakit nak" tanya nor sambil menyapu pelan tangan milik gadis tersebut.
Gadis tersebut hanya mengangguk sambil meringis karna perih akibat luka terbuka yang ia miliki "Tahan sebentar ya nak"
"Ini bu" ucap Ryan sambil memberikan obat merah dan beberapa kapas. "Terima kasih nak" ucap nor kepada Ryan. Setelah obat merah dan kapas nya datang perlahan nor memberikan obat merah itu kepada gadis tersebut menggunakan kapas yang ryan berikan.
Beberapa saat kemudian nor pun selesai membersihkan semua luka nya dan memberikan baju ganti milik bella kepada gadis tersebut "Kita ganti bajumu ya nak" ucap nor sambil membantu gadis tersebut mengganti bajunya. Selesai mengganti baju nor mengantar gadis tersebut kedalam kamar yang terdapat dirumah nya dan membiarkan gadis tersebut terlelap.
"Aku akan bertanya kepadanya besok" gumam nor sambil menutup pintu kamar yang ditiduri oleh gadis tersebut.
.
.
.
Keesokkan paginya nor pergi kekamar gadis tersebut untuk membangunkannya sarapan karna sedari semalam ia tidak memakan sesuatu. Gadis tersebut sibuk menangis dan berakhir tertidur "Nak bangun nak" ucap nor pelan sambil mengelus badan gadis kecil tersebut.
Gadis tersebut kemudian membuka mata nya, binggung itu ekspresi pertama yang gadis itu tunjukkan. Nor tau apa yang sedang dialami gadis tersebut perlahan nor membujuk gadis tersebut untuk pergi sarapan "Ayo nak kita sarapan"
"Aku berada dimana" tanya gadis tersebut kebinggungan. "Kau berada dirumah ku" jawab nor sambil tersenyum kepada gadis tersebut.
"Mengapa aku disini, dan siapa kau" ucap gadis tersebut karana merasa dirinya terancam. "Tenang nak aku tidak akan menyakitimu" ucap nor menenangkan gadis tersebut.
Gadis tersebutpun merasa lega mendengar perkataan yang dikatakan oleh nor dan memilih mengikuti apa yang nor katakan. "Syukurlah" gumam nor karna gadis tersebut perlahan- lahan merasa tenang.
"Ayo kita sarapan" ajak nor kembali sambil mengandeng gadi berumur 2 tahun tersebut. "Ayo duduk disini nak" ucap nor sambil menggendong gadis tersebut duduk diatas kursi meja makan rumah tersebut.
"Kau suka roti" tanya nor kepada gadis tersebut. Gadis tersebut mengangguk kemudian norpun memberikan roti tersebut. "Mau selai rasa apa nak coklat, nanas, atau kacang" tanya nor dengan nada yang sangat lembut kepada gadis tersebut. Nor tidak mau gadis tersebut merasa terancam dan takut kepadanya.
"Coklat" jawab singkat gadis tersebut. "Baiklah selai coklat untuk mu" ucap nor sambil mengolesi selai coklat tersebut ke atas roti yang sebelumnya nor berikan.
"Emmm" ucap gadis kecil itu setelah memakan roti yang di olesi dengan selai coklat tersebut. "Apakah enak" tanya nor kepada gadis tersebut karna mendengar reaksi yang ia berikan ketika memakan roti tersebut. Gadis tersebut mengangguk menandakan bahwa roti tersebut enak.
"Syukurlah, makan yang banyak ya nak" ucap nor sambil mengelus kepala gadis kecil tersebut. Gadis tersebutpun makan dengan sangat lahap mungkin karna sudah tidak makan selama beberapa hari, walaupun makan sangat lahap gadis ini memakan makanan tersebut dengan sangat elegan layak nya orang bangsawan memakan makanan. Dari cara ia makan dan bersikap seperti nya gadis kecil ini bukanlah orang biasa- biasa saja.
Di meja tersebut tidak hanya terdapat mereka berdua saja disana juga terdapat tiga anak lain nya yaitu ryan, bella dan irfan. Nor pun mengenalkan mereka semua kepada gadis kecil tersebut.
"Nak mereka teman baru mu" ucap nor kepada mereka. "Ini ryan" ucap nor sambil menunjuk kerarah ryan yang berada di sebrang meja makan nya. "Ini irfan" ucap nor sambil menunjuk ryan yang berada disebelah ryan "Dan yang terakhir bella" lanjut nor sambil menujuk bella yang duduk disebelah irfan.