アプリをダウンロード
1.07% Solar System Rebirth of Etter / Chapter 3: SSRoE 3 Sebuah Pertemuan

章 3: SSRoE 3 Sebuah Pertemuan

Mungkin Elle sudah mati.

Mungkin ini lah alam setelah kematian.

Dengan apa yang sejauh mata memandang hanya dan hanya ada sekeliling berwarna putih nan menyilaukan mata itulah maka Elle menafsirkan jika dirinya kini berada di alam setelah kematian.

Alam baka.

Ya, hanya itu kesimpulan yang bisa Elle simpulkan setelah pria berjubah hitam itu menembakkan isi pistol kearahnya. Jelas Elle tadi merasakan sakitnya kulit tertembus oleh timah panas sialan itu.

Dan kini Elle telah benar-benar meninggal dunia. Iya, itulah satu-satunya kepastian yang mungkin.

"Kamu belum benar-benar meninggal dunia, Ellita Ido." kata sebuah suara dengan suara yang sangat lembut.

Suara yang entah datang dari mana. Namun, suara itu terdengar begitu familiar dan sangat bersahabat. Seperti sebuah suara yang Elle kenal.

"Apa yang kamu bicarakan?" teriak Elle nyaring. Lebih karena terkejut dari pada takut. Toh, Elle sudah mati jadi apalagi yang harus ia takutkan.

Takut pergi ke neraka?

Tanpa ia sadari, Elle berputar-putar mencari asal suara seperti orang bodoh. Dan dengan hasil yang nihil. Tidak ada siapa siapa diruangan penuh cahaya putih ini. Hanya Elle seorang diri.

"Tenang Elle. Aku tidak ada niatan untuk menyakitimu sama sekali. Justru aku datang untuk membantu." tegas suara lembut itu.

Ketika suara itu memanggil Ellita dengan nama Elle, perlahan dan secara alami kewaspadaan Elle memudar lalu menghilang. Karena tidak banyak orang yang memanggilnya dengan nama kecilnya, Elle. Tidak juga dengan Elliot, suaminya sendiri.

Sejak kecil, Elle muda selalu bersama ayahnya menghabiskan hari. Tanashi Ido. Bermain dengan belasan kumpulan buku beraneka bahasa dari seluruh wilayah Kekaisaran Galaksi Solar, menemani ayahnya yang seorang ilmuwan.

Kekaisaran Galaksi Solar sendiri merupakan salah satu dari tiga imperium adidaya di seluruh semesta jagad raya, yang mana dalam hal teknologi merupakan nomor satu dari yang lainnya. Armada perang antar bintang milik Kekaisaran Galaksi Solar paling sedikit berjumlah 100.000 pesawat tempur ulang alik paling canggih dikelasnya.

Dan Tanashi Ido adalah salah satu dari satu juta ilmuwan yang oleh Kekaisaran Galaksi Solar percaya untuk merancang sistem pertahanan armada perang.

Satu hal yang selalu Elle ingat tentang ayahnya adalah ketika ia sudah mulai mengganggu pekerjaan ayahnya di ruang baca dengan mengacak-acak seisi meja maka dengan lembut ayahnya itu akan membopong Elle kecil dan mengajaknya bermain di luar rumah.

Kemudian mereka akan bermain, berlarian mengelilingi taman dibelakang rumah mereka yang mungil. Kejar-kejaran sampai ayahnya merasa lelah lalu membiarkan Elle bermain sendirian di taman dengan kembali ke ruang baca seorang diri.

Nada bicaranya, lemah lembutnya suara itu memanggil Elle dengan nama kecilnya membuat Elliata Ido meremang teringat ayahnya yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu.

"Tidak. Apa mau mu? Kenapa membawaku kemari? Dimana ini sebenarnya?" seru Elle panik.

Elle terus berputar-putar demi mencari sumber asal suara yang tidak asing itu. Hingga pada akhirnya Elle jatuh tersungkur ditempat. Kelelahan sendiri.

"Ini adalah dimensi lain, jauh dari tempat dimana kamu jatuh. Atau untuk lebih mudah kamu pahami tempat ini adalah dimensi dimana alam bawah sadarmu tersadar seutuhnya. Tentu dengan versi lengkap, tubuh jasmani milikmu juga ikut terbawa." jelas suara tersebut perlahan.

Sedikit Elle memahami apa maksudnya. Kemudian, tanpa sadar tangan kiri Elle meraba keningnya sendiri dan merasakan ada bekas darah dan lubang peluru menembus tengkorak. Hanya mungkin peluru itu tidak cukup berhasil sampai ke otak Elle, karena masih ada tonjolan selongsong peluru di kening Elle.

"Jadi benar aku telah mati?" decit Elle gemetar.

Ada darah segar yang terus mengalir dari kepalanya sendiri. Bau amis perlahan merebak menyusup indera penciuman Elle.

"Belum. Tapi jika kamu benar ingin mati akan aku kabulkan permintaanmu. Hanya saja, kesempatan untukmu hidup kembali akan hilang sia-sia." kata suara itu lagi.

"Apa maksudmu? Aku masih boleh hidup lagi?" pekik Elle kebingungan.

"Tentu saja, Elle. Itu adalah alasan kenapa kamu ada disini." kekeh suara itu lagi.

Tawa renyah tanpa sirat meremehkan pertanyaan bodoh Elle semakin membuat Elle bingung. Ini sebenarnya ada apa?

Apa yang ia alami saat ini adalah semacam program reality show yang marak akhir-akhir ini dimana pemainya dijebak dalam sebuah situasi yang tidak terjuga hingga membuat para pemainnya menangis?

Tapi, sekeras apapun Elle memikirkannya adalah hal yang mustahil. Apa harus sampai diancam dan ditembak dengan pistol sungguhan? Jawabannya pastilah tidak.

Elle belum pernah melihat acara semustahil itu.

Dan yang lebih mustahil adalah apa yang sedang ia alami saat ini. Mustahil dan tidak masuk akal adalah satu kesatuan yang sama. Jadi apa ini sebenarnya?

"Baik. Baiklah, anggap saja aku percaya padamu. Lalu apa tujuanmu membawaku ketempat ini?" desak Elle mulai tidak sabar dan diliputi oleh rasa penasaran yang membuncah.

"Tujuan? Tentu saja untuk menyelamatkan dirimu dari kejaran para bandit berkedok polisi Istana Utama." jawab suara itu singkat.

"Apa hubungannya Elliot dengan polisi itu? Suamiku bukanlah orang jahat yang pantas dibunuh dengan cara seperti itu?" erang Elle.

"Benarkah? Kalau begitu kamu bisa tanyakan langsung pada suamimu itu." kekeh suara itu lagi. Kali ini terdengar nada meremehkan yang nyata.

"Dia...dia sudah meninggal dunia oleh pria berjubah yang juga memburuku." bisik Elle yang tiba-tiba bergidik takut, teringat akan tatapan mengerikan dari pria berjubah itu saat ia akan mengeksekusi dirinya.

"Benar sekali. Aku lupa kamu tidak bisa bertanya kepada orang mati bukan?" ledek suara itu setelah berhenti tertawa.

"Tentu saja. Aku bukan malaikat pencatat amal yang bisa berbicara dengan roh orang yang sudah meninggal dunia."

"Benar, benar. Jadi, apa keputusanmu setelah kembali hidup?" tanya suara itu lagi dengan serius.

Elle hanya bisa terdiam. Lebih tepat ia tidak tahu.

Elle bersyukur karena ia belum mati. Akan tetapi, ia sudah tidak mempunyai tempat tujuan untuk pulang. Keluarganya tewas dengan tragis tanpa tahu apa penyebabnya.

Rumahnya, kini mungkin sudah dipasangi garis polisi dan dijaga ketat oleh setidaknya satu lusin polisi penjaga.

Keluarga lain, Elle tidak punya lagi. Semua sudah meninggal dunia karena sakit beberapa tahun lalu. Juga dengan keluarga Elliot.

Elle benar-benar sudah yatim piatu saat ini. Ditambah ia menjadi janda dan kehilangan anak semata wayangnya, Ellisa.

Elle hanya bisa menunduk. Pikirannnya kosong tanpa ada alternatif-alternatif yang biasanya akan selalu muncul jika ia kehabisan ide.

Kini Elle benar-benar sendiri dan sebatang kara.

Kemudian, mendadak suasana menjadi serius dan lenggang.

"Jadi, menurutmu jika ada kesempatan untuk bisa menghidupkan salah satu dari suami atau anakmu yang kau cintai...apa kamu bersedia dan mau mendengarkan perintahku?" tanya suara itu tegas dan dalam.

-tbc-


クリエイターの想い
Ningsih_Nh Ningsih_Nh

Terima kasih telah membaca cerita ini. Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini?

Silahkan tinggalkan komen paragraf atau komen chapter atau saran dan kritik kamu. Jika berkenan bisa berikan power stone kamu untuk mendukung cerita ini menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih dan salam sayang.

Novel Lain=>

1 CEO Palsu 2 Masa Mudaku Kisah Cintaku 3 Vicious Circle of

next chapter
Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C3
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン