Pei Yuanchen berdiri di sudut koridor dan menyalakan sebatang rokok dengan tenang.
Dia melihat jam dan sudah pukul tujuh.
Perempuan ini masih belum keluar?
Biasanya dia meninggalkan studio pada jam ini dan pergi ke kantin untuk makan malam.
Tidak lupa waktu lagi?
Sorot mata Pei Yuanchen menjadi gelap. Dia memutar puntung rokoknya dan dengan tegas berbalik dan naik ke lantai atas menuju studio tempat Ziyi berada.
Namun, dari kejauhan dia melihat studio itu gelap.
Hati Pei Yuanchen tiba-tiba tenggelam.
Pada saat ini, dia melihat sebuah bayangan melintas di koridor lain di ujung koridor.
Lampu di koridor redup, dia tidak bisa melihat bayangan itu dengan jelas, dan hanya samar-samar menilai bahwa orang itu adalah pria jangkung.
Mungkin He Ziyi juga pergi ke koridor lain.
Pada saat yang sama, sosok itu juga sangat mencurigakan.
Sorot mata Pei Yuanchen membeku dan dengan tegas mengejarnya.